Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kalau Jumlah Like Instagram Disembunyikan, Apa Kabar Selebgram?

Audian Laili oleh Audian Laili
20 Juli 2019
A A
Jumlah Like Instagram Disembunyikan MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jumlah like Instagram bakal disembunyikan, demi kewarasan kita semua. Tapi, apa kabar selebgram, ya?

Sejak April lalu, Instagram telah mengumumkan akan menyembuyikan jumlah like di setiap postingan. Mengenai hal ini, sejak hari Kamis (18/07), Instagram telah menguji cobakannya di beberapa negara. Di antaranya Australia, Brazil, Kanada, Irlandia, Italia, Jepang, dan New Zeland.

We’re currently running a test that hides the total number of likes and video views for some people in the following countries:

✅ Australia
✅ Brazil
✅ Canada
✅ Ireland
✅ Italy
✅ Japan
✅ New Zealand pic.twitter.com/2OdzpIUBka

— Instagram (@instagram) July 17, 2019

Keputusan Instagram untuk menyembunyikan jumlah like ini karena banyak penggunanya yang tertekan jiwanya karena tidak mendapatkan like sesuai “target” pada konten yang dia share. Apalagi kalau like tersebut lebih kecil dibanding teman-temannya yang lain—meski mereka punya jumlah followers yang hampir sama. Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya atas “ambisi yang nggak sehat” tersebut, Instagram memilih untuk menyembunyikan jumlah like pada setiap postingan.

Tombol like Instagram sendiri seolah memang menjadi feedback dari para netizen atas postingan yang telah diupayakan secara matang-matang itu. Bahkan, diam-diam telah menjadi mata uang bagi para selebgram. Ya, Instagram memang platform yang menonjolkan visual sebagai sumber penilaian. Sehingga, semuanya akan “dinilai” berdasarkan kenyamanan postingan tersebut bagi pengelihatan kita.

Berkat Instagram-lah, begitu banyak aplikasi untuk edit foto dengan mudah bermuculan. Berkat Instagram pula, begitu banyak tempat direnovasi besar-besaran. Supaya tempat-tempat ini menjadi tempat jujukan bagi para pengguna Instagram untuk mendapatkan pemandangan foto yang paling paripurna.

Karena Instagram, banyak tempat wisata yang kemudian jadi ramai dikunjungi untuk mendapatkan foto-foto dengan suasana yang berbeda. Namun, karena Instagram pula banyak orang yang akhirnya membahayakan dirinya sendiri, demi mendapatkan foto terbaiknya.

Tidak dapat dimungkiri, kehadiran Instagram telah membuat kita menjadi manusia yang sungguh mementingkan visual. Caption dan foto yang sering kali nggak nyambung, bukanlah hal aneh yang terjadi di aplikasi ini. Intinya, saat foto yang ditampilkan itu enak bagi mata, biasanya sih jumlah like tentu juga akan bertambah.

Itu yang seharusnya. Akan tetapi, sering kali kualitas foto yang baik tidak berjalan linier dengan jumlah like-nya. Dan inilah, yang sering bikin pengguna Instagram merasa uring-uringan sendiri. Merasa dirinya tidak berharga. Hanya karena merasa tidak mendapatkan feedback yang setimpal atas usaha yang telah dilakukan. Fenomena semacam inilah yang membuat Instagram memutuskan menyembunyikan saja jumlah like dalam postingan, demi kehidupan lebih damai tanpa merasa berkompetisi.

Nah, kalau Instagram sudah betul-betul memberlakukan kebijakan untuk menyembunyikan jumlah like-nya, kira-kira apa yang bakal terjadi, ya? Masihkah orang-orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkan foto terbaiknya? Masihkah tempat-tempat wisata tersebut ramai dikunjungi? Jika tidak mendapatkan respons langsung dari pengguna lainnya?

Mengenai tombol like Instagram ini, saya jadi ingat salah satu serial dari Black Mirror yang berjudul Nosedive. Di dalam film tersebut ditunjukkan betul, bagaimana jika kehidupan di Instagram akhirnya menjadi aturan di kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana jika kehidupan kita akhirnya hanya dinilai berdasarkan like dan rating yang diberikan orang lain? Dan bagaimana ketika stres kita dengan kehidupan di Instagram tersebut kemudian terjadi di kehidupan nyata kita.

Tentu saja, sungguh mengerikan.

Jadi, keputusan Instagram untuk menyembunyikan jumlah like ini cukup bisa diapresiasi. Kebijakan yang tampaknya sederhana, dapat merangsang dan membiasakan penggunanya untuk lebih tenang dan rileks saat memposting sesuatu. Tanpa perlu ribet-ribet memikirkan bagaimana respons dari jumlah like yang didapatkan orang lain.

Akan tetapi, tentu saja ada pihak-pihak yang dirugikan karena keputusan Instagram ini. Misalnya saja para jasa penjual like. Karena like Instagram udah nggak laku, kemungkinan besar sih, mereka ini bakal bangkrut. Lha wong, pengguna Instagram udah nggak butuh like. Jadi buat apa harus beli like, kan?

Iklan

Jadi, mereka ini perlu mulai memikirkan untuk mengalihkan bisnis di bidang yang lain. Hmmm, misalnya saja di bidang jual beli followers. Iya, soalnya tanpa ada keterangan jumlah like, orang-orang yang beli followers nggak perlu lagi malu kalau jumlah followers dan like-nya perbandingannya sangat jauh dan nggak masuk akal.

Kan sering tuh terjadi, ada orang yang ngakunya selebgram, jumlah pengikutnya puluhan ribu, eh jumlah like Instagram nya cuma ratusan. Itu kan sungguh memalukan banget, yak! Maksudnya, ketara banget kalau follower-nya beli. Eh.

Selain orang-orang yang berbisnis di jasa jual beli like. Jumlah like yang disembunyikan ini juga cukup berpengaruh pada popularitas selebgram cum influencer yang selama ini menganggap like Instagram adalah pundi-pundi cuan untuk bertahan hidup. Jadi, butuh strategi khusus supaya kepopuleran mereka masih tampak jumawa.

Oh ya, mengingatkan saja. Meskipun jumlah like Instagram tersebut disembunyikan. Bukan berarti kalau kita nggak sengaja nge-like itu aman adanya. Jadi, tetaplah berhati-hati saat kepo mantan, pacar barunya mantan, atau gebetannya mantan. Nggak sengaja nge-like postingannya yang udah 163 minggu yang lalu tetap dapat terdeteksi. Ingat yang disembunyikan cuma jumlah like-nya, je.

Lagian, hobi kepo yang cuma bikin sakit hati, kok dipelihara. Hadeh, ramashoook!

Terakhir diperbarui pada 20 Juli 2019 oleh

Tags: followerjual followerslike instagrampostingan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

covid-19
Pojokan

Daya Dukung Sosial dari Kawan dan Follower Media Sosial Membantu Saya Sekeluarga Pulih dari Covid-19

1 Juli 2021
List

Bagi-Bagi THR Nggak Melulu Soal Uang dan Nastar, 5 Hal Ini adalah Buktinya

4 Juni 2019
satre
Pojokan

Menjadi Tampak Bodoh Karena Mengomentari Postingan Bodoh Padahal Satire

29 April 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.