MOJOK.CO – Jual barang second sah-sah aja, Gamtenk, tapi mbok ya jangan yang udah setengah rusak. Mentang-mentang nggak mau rugi jadi ngerugiin orang lain, yeu!
Untuk menjaga stabilitas sampah, jual barang second yang sudah nggak dibutuhkan kepada teman atau kepada orang yang kebetulan perlu barangnya adalah hal yang wajar. Menjual atau membeli barang bekas adalah perkara yang menguntungkan kedua belah pihak, istilah bisnisnya win-win gitu lah.
Dengan begitu nilai barang jadi nggak mubazir, pemilik sebelumnya dapat uang penganti yang walau nggak setara dengan harga barang baru tapi setidaknya nggak rugi-rugi amat. Sementara pemilik baru dapat keuntungan beli barang murah yang walau sudah pernah dipakai orang lain tapi masih bisa dimanfaatkan. Seringnya jual beli barang second melibatkan benda elektronik kayak hape, laptop, kipas angin, dll. Meski kadang barang yang bukan elektronik juga banyak dijual secara dengan embel-embel preloved biar kerenan dikit. Padahal maksudnya sama, barang bekas alias second alias awul-awul.
Menjual barang bekas bisa jadi solusi yang sangat baik, karena zaman sekarang buang sampah aja bayar. Misalnya kamu menumpuk baju-baju yang sudah nggak terpakai sebanyak kardus TV tabung, maka untuk membuangnya kamu perlu bayar jasa angkut agar barang itu bisa diantarkan ke TPA. Kurang lebih Rp50 ribu atau lebih. Mohon maaf, yang diangkut petugas sampah udah banyak, jadi kalau mau nambah silakan bayar.
Hal ini pernah saya alami ketika membuang beberapa sepatu dan sandal yang teronggok dan rusak di rak sepatu. Saya mengumpulkannya dengan baik dan rapi dalam satu kardus Indomie, sekalian buang kain-kain perca dan kabel yang tidak lagi dibutuhkan. Kata Marie Kondo, berterima kasih pada barang dan membuangnya bisa meringankan beban hidup, maka saya coba lakukan.
Semangat beres-beres begitu membara hingga akhirnya sampah dari barang-barang yang sudah tidak terpakai itu tampak menggunung. Beberapa di dalamnya adalah tumpukan kabel hingga walkman jadul, alat elektronik yang dulu kece sekarang sudah memble. Tidak kurang saya juga membuang kipas angin ngadat dan sudah nggak bisa diperbaiki, lagian udah beli yang baru.
Setidaknya saya terlepas dari benda-benda yang tadinya terasa eman-eman buat dibuang sampai akhirnya saya tahu kalau buang barang-barang begituan juga perlu cuan tambahan alias bayar bos! Wah beli barangnya bayar, membuangnya juga perlu uang. Petugas sampah di kompleks perumahan nggak mau angkut kalau sampahnya menggunung begitu, pokoknya cuma sampah rumah tangga aja yang diangkut. Saya sebenarnya memahami betul beban kerja mereka walau agak keki. Hmmm apakah benar ini latar belakang kenapa orang-orang hobi jual barang second atau preloved itu?
Jual barang second sebelum si barang itu rusak memang beneran menguntungkan. Sudah nggak mikirin sampahnya (jika rusak nanti), dan dapat duit pula. Sayangnya kalau si barang otw rusak lalu main jual, ya tolong!
Masalahnya ada beberapa orang iseng yang tiba-tiba bilang barangnya masih layak pakai dan ngasih patokan harga lebih tinggi dari yang seharusnya. Misalnya aja jual laptop, kondisi hardwarenya sebenarnya sudah tinggal 50%, motherboardnya hampir menemui ajal. Tapi pas dijual, sempat diinstal ulang dulu dan bilang barangnya masih bagus, kondisinya masih 90%. Woy, kocak, mentang-mentang jual dari tangan ke tangan tanpa garansi jadi ngasal begini.
Sayangnya si orang iseng ini kadang punya banyak akal buat memoles barang. Sehingga baginya, jual barang second bukan cuma meminimalisir kerugian, tapi dijadikan ladang cari keuntungan. Gini lho Kak, kalau si barang kondisinya udah ‘engek engek’ hampir wafat mbok ya dibilang aja apa adanya. Walau bakal laku dengan harga lebih rendah setidaknya itu sepadan. Ketimbang dibuang terus harus bayar, hayo?
Masalah semacam ini emang terlihat sepele, tapi kalau udah kebiasaan bisa jadi bibit korupsi kecil-kecilan. Secara materiil nggak kelihatan, tapi merugikan orang. Bayangin aja kalau kamu beli laptop second dan dibilangin kondisinya masih bagus, seminggu kemudian mulai ngadat, mulai lemot, mulai berasap. Wah, mana nggak menyepakati garansi lagi. Bukankah menyebalkan?
Nah, kalau yang jual udah bener, giliran yang beli juga mawas diri. Seenggaknya jangan menawar dengan harga ngawur kayak kasus yang banyak dibagikan sama akun @txtdarionlshop dong! Harusnya sama-sama bener, biar bisnisnya mulus sesuai tuntunan berdagang nabi. Oke, Mylov, tolong diresapi ini demi jual beli barang second yang lebih bermartabat.
BACA JUGA Menghadapi Penawaran Xiaomi yang Sedia Semua Barang dengan Harga Masuk Akal atau artikel lainnya di POJOKAN.