Mencuci Kaleng Khong Guan dan Wadah Bekas, Kepahlawanan Ibu untuk Menyelamatkan Bumi
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Mencuci Kaleng Khong Guan dan Wadah Bekas, Kepahlawanan Ibu untuk Menyelamatkan Bumi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
8 Juni 2020
0
A A
Kaleng Khong Guan MOJOK.CO

Kaleng Khong Guan MOJOK.CO

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Ibu saya melakukan perlawanan akan status negatif kaleng Khong Guan. Salah satunya dianggap bagian dari “penipuan rengginan yang terencana”.

Kaleng Khong Guan sudah terlalu sering dikaitkan dengan “hal-hal negatif”. Pertama, dikaitkan dengan “penipuan rengginan” yang terencana. Kedua, menjadi substitusi untuk mobil dengan kualitas keamanan kurang baik. Misalnya, karena body gampang penyok, maka disebut sebagai mobil bekas kaleng Khong Guan. Betapa merana kaleng biskuit legendaris ini.

Namun, di mata ibu saya, kaleng Khong Guan punya arti penting dalam kehidupan berumah tangga. Tidak hanya itu, kaleng Khong Guan adalah wujud nyata kepedulian seseorang akan kehidupan planet bumi dengan melakukan daur ulang. Well, ibu saya mungkin nggak kepikiran sampai ke sana. Bagi beliau, kaleng legendaris itu terlalu sayang untuk diledek dan digunakan untuk substitusi hal-hal negatif.

Ibu, saya yakin juga banyak ibu-ibu di luar sana juga melakukan hal ini, dengan sangat telaten mencuci kaleng Khong Guan setelah biskuit di dalamnya tandas. Bagian dalamnya disikat sedemikian rupa sampai benar-benar bersih. Sementara itu, di bagian luar, dua kali dibilas supaya debu yang menempel rontok semua.

Untuk apa? Tentu untuk digunakan kembali. Bukan rengginan, ibu saya mengisinya dengan penganan favoritnya: keripik ubi. Atau, di lain waktu ketika punya banyak waktu luang, ibu saya akan meracik dan memasak penganan kacang telur dengan tepung yang melimpah. Hebatnya, tepung itu tidak menjadikan kacang telur bikinan ibu menjadi keras, tapi tetap gurih, manis, dan nyaman digigit.

Baca Juga:

Wawancara Singkat Bersama Rengginang: Menggugat Guyonan Basi “Kaleng Khong Guan Isi Rengginang”

Wawancara Singkat Bersama Wafer Khong Guan: Menjadi Pilihan Utama Tak Selalu Menyenangkan

Koalisi Politik Kaleng Khong Guan untuk Indonesia Isi Rengginang

Begitulah ibu saya, yang sebetulnya sudah berkontribusi menyelamatkan bumi dengan mendaur ulang kaleng Khong Guan. Tidak hanya kaleng legendaris itu, ibu saya begitu gemar menggunakan kembali wadah penganan. Bisanya terbuat dari plastik atau melamin. Cekatan, beliau akan mengumpulkan wadah itu ke satu plastik kresek besar untuk dicuci secara borongan.

Kayaknya ibu tidak tahu wadah plastik bekas penganan, misalnya bekas salad buah atau rujak bangkok, sebaiknya tidak digunakan lagi. Wadah plastik yang pada waktu tertentu sulit dicuci sampai kesat itu memang berbahaya jika digunakan lagi sebagai wadah makanan jadi. Misalnya jadi wadah makan sup atau soto yang masih panas.

Namun, entah kenapa, mungkin insting seorang ibu bekerja di sini. Ibu tidak memosisikan wadah plastik itu seperti kaleng Khong Guan, sebagai wadah penganan. Wadah plastik bekas rujak bangkok dijadikan tempat sabun cuci piring beserta sabutnya. Kreatif, bukan? Namun, ibu saya melakukannya bukan sebagai wujud kreativitas memanfaatkan barang bekas.


Kenyataannya, ibu saya dan mungkin banyak ibu di luar sana yang cuma merasa “eman-eman” atau sayang jika membuang barang begitu saja. Misalnya botol bekas air mineral, beliau potong menjadi dua bagian. Bagian bawah digunakan untuk meletakkan stok sikat dan pasta gigi yang masih baru.

“Kok nggak beli tempat saja, to, Bu,” suatu kali saya memberi saran.

“Ah, eman-eman. Ini bisa dipakai dan awet,” dipolomatis betul ibu saya menjawab.

Soal kaleng Khong Guan, ibu justru protes keras ketika saya bilang mengisi kaleng itu dengan makanan lain sebagai bentuk penipuan. Beliau bilang begini:

“Ya orang-orang itu yang sukanya mikir ketinggian, suka curigaan, sama maunya muluk-muluk,” hmmm…agak nggak nyambung, tapi izinkan saya menerjemahkannya untuk kamu. Mungkin, ibu saya ingin bilang, kalau banyak orang terlalu tinggi ketika berekspektasi. Maunya makan biskuit, eh isinya rengginan, kacang telur, atau krupuk rambak.

Mereka tertipu oleh harapannya sendiri, bukan karena kreativitas menggunakan kaleng bekas sebagai wadah penganan.

Bagaimana dengan anggapan body mobil yang gampang penyok sebagai “bekas kaleng Khong Guan”?

“Ya kalau nyetirnya hati-hati, setidaknya nggak tabrakan. Kalau nggak tabrakan, enggak penyok. Kalau nggak mau gampang penyok, beli tank saja sekalian,” hardik ibu ketika saya menjelaskan kaleng Khong Guan sebagai substitusi mobil dengan body jelek. Hmm…oke, yang ini agak masuk akal.

Terkadang, banyak ibu nggak kepikiran mau menyelamatkan bumi dengan mempraktiikan anjuran: reduce, reuse, recycle. Ibu saya memanfaatkan lagi kaleng legendaris itu dan wadah plastik bekas penganan karena mau ngirit saja. Duitnya bisa dikumpulkan untuk beli beras dan ayam potong yang mulai merangkak naik akhir-akhir ini.

Sebuah sikap kepahlawanan yang tidak disadari. Mulai sekarang, kalau ada yang sedang mencuci kaleng Khong Guan dan menggunakannya sebagai wadah kacang telur, jangan diledek dan dituduh macam-macam, tetapi dipuji karena mengajarkan kita buat agak pelit, eh, maksud saya, agak kreatif memanfaatkan barang bekas.

BACA JUGA Sampah Plastik di Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia, Kita Harus Bagaimana? atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Tags: barang bekaskaleng khong guankhong guankhong guan isi rengginanrecyclereducerengginanreuse
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

rengginang

Wawancara Singkat Bersama Rengginang: Menggugat Guyonan Basi “Kaleng Khong Guan Isi Rengginang”

28 April 2021
wafer khong guan

Wawancara Singkat Bersama Wafer Khong Guan: Menjadi Pilihan Utama Tak Selalu Menyenangkan

21 April 2021
Jika Jalan Rusak Memakan Korban, Pemerintah Bisa Dipidana MOJOK.CO

Koalisi Politik Kaleng Khong Guan untuk Indonesia Isi Rengginang

26 Desember 2020
jual barang second setengah rusak jual barang bekas preloved adalah barang preloved jual beli barkas mojok.co

Jual Barang Second yang Sudah Setengah Rusak adalah Bibit Kejahatan Menyedihkan

24 Juli 2020
Jika Jalan Rusak Memakan Korban, Pemerintah Bisa Dipidana MOJOK.CO

Pengalaman Menjadi Penumpang Mobil-Mobil Bekas Kaleng Khong Guan

26 Desember 2017
camilan lebaran

Cara Efektif Menghabiskan Camilan Sisa Lebaran

30 Juni 2017
Pos Selanjutnya
cancel culture adalah budaya buruk jahat publik shamming awkarin ahmad dhani ad hominem adalah mojok.co

Cancel Culture Adalah Budaya Ngawur Favorit Netizen yang Bakal Susah Dihilangkan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kaleng Khong Guan MOJOK.CO

Mencuci Kaleng Khong Guan dan Wadah Bekas, Kepahlawanan Ibu untuk Menyelamatkan Bumi

8 Juni 2020
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In