Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Influencer Indonesia Perlu Jujur soal Foto Editan dan Filter di Konten Mereka

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
8 Juli 2021
A A
ilustrasi Influencer Indonesia Perlu Jujur soal Foto Editan dan Filter di Konten Mereka mojok.co

ilustrasi Influencer Indonesia Perlu Jujur soal Foto Editan dan Filter di Konten Mereka mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Norwegia bakal menerapkan peraturan bahwa influencer harus jujur soal foto editan. Influencer Indonesia juga perlu nih biar nggak manipulasi visual terooos.

Beberapa hari yang lalu, otoritas Norwegia dikabarkan akan membuat peraturan bagi influencer di sana agar memberikan label edit atau retouch pada konten unggahan. Peraturan ini dibuat menyusul standar kecantikan yang sudah makin aneh dan membuat banyak remaja jadi insecure. Sebenarnya influencer Indonesia juga perlu aturan ini sih. Masalahnya apa yang kelihatan di media sosial memang lebih banyak manipulasinya.

Aturan yang bakal berlaku buat influencer Norwegia itu bahkan mengharuskan mereka secara spesifik menyebut bagian tubuh mana yang telah disunting. Misalnya kalau ketika berfoto pipi kelihatan tembem lalu mereka mengeditnya, si influencer juga harus jujur perihal hal tersebut. Oleh karena peraturan ini dibuat oleh otoritas berwenang, jelas pelaksanaannya punya landasan hukum yang kuat. Kalau ada yang nggak disiplin, konsekuensinya jelas ada.

Netizen di Indonesia juga, saya yakin, sudah cukup muak dengan tipu-tipu rekayasa visual yang diunggah oleh influencer. Sungai yang warnanya kayak susu cokelat saja bisa dibuat bening kebiruan, seolah-olah masyarakat sudah nggak pernah buang sampah sembarangan. Belum lagi soal kecantikan, duh, banyak yang bilang influencer A aslinya biasa aja, influencer X makeup-nya tebel banget, dan berbagai cerita membagongkan lainnya. Sebenarnya hal ini nggak akan jadi masalah besar, sampai si influencer mulai mengiklankan produk.

Influencer Indonesia itu baik hati, mereka kalau di-endorse skin care atau makeup tentu saja pengin benar-benar membantu penjualan brand. Nggak heran mereka juga sering banget ngeluarin kata-kata dengan level persuasi luar biasa. Netizen biasa menyebutnya dengan “racun”. Tapi, kalau ketika melakukan endorse, memperagakan penggunaan skincare, bahkan menunjukkan hasil pemakaian skincare saja pakai filter dan edit sana-sini, bagaimana audiens bakal menilai produk secara objektif?

“Serum wajah ini enak banget, Guys, adem dipakai. Wah aku pakai ini seminggu aja, lihat tuh bekas jerawatnya memudar. Ini beneran aku honest review ya, aku suka banget.”

Kebanyakan orang yang menyaksikan konten iklan dengan dialog begitu, tentu akan percaya dan memutuskan untuk beli produk tersebut. Masalahnya kalau ternyata influencer pakai pencahayaan bagus, editing biar kulit kelihatan merona, dan nggak lupa filter demi memperlihatkan bahwa si produk benar-benar bekerja, gimana dong? Padahal mungkin nggak sebagus itu efeknya.

Sebenarnya selain biar nggak manipulatif, aturan kayak di Norwegia juga membantu banget buat menekan standar kecantikan yang semakin nggak realistis. Nggak semua cewek harus putih, nggak semua cewek harus langsing, dan nggak semuanya terlahir mancung. Influencer Indonesia mungkin saja bisa mengusahakan itu semua karena punya cukup akses buat perawatan kecantikan, tanam-tanam benang, botox, dan operasi wajah sana-sini. Sedangkan realitanya, standar kecantikan memang nggak bisa dipatok begitu. Nggak semua orang Indonesia bisa punya kulit putih karena kita berbeda-beda suku juga.

Standar kecantikan memang nggak diciptakan secara sengaja oleh influencer-influencer di Indonesia. Tapi, hal ini terbentuk karena kultur yang nggak tepat dan orang saling berlomba-lomba buat keliatan menarik. Filter dan editing pun membuat semuanya jadi makin runyam. Kita semakin nggak tahu nih mana yang sesuai kenyataan mana yang rekayasa visual.

Nggak perlu muluk-muluk membayangkan aturan hukum tentang memberi keterangan “edita” pada influencer Indonesia. Minimal di level moralitas kita seharusnya sudah tahu mana yang manipulatif ana yang nggak. Mentang-mentang dibayar mahal, influencer nggak bisa seenaknya mengiklankan produk seolah-olah mereka cinta mati sama produknya sampai follower-nya harus beli. Duh.

BACA JUGA Jika Anda Bukan Bapack Teuku Wisnu, Jangan Sembarangan Melempar Jokes Abi-abi ya! atau artikel AJENG RIZKA lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 8 Juli 2021 oleh

Tags: endorseinfluencerinfluencer indonesiaselebgram
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Honor Influencer Puluhan Juta, Dosen 300 Ribu! Mengenaskan! MOJOK.CO
Esai

Ketika Influencer Dibayar Belasan Juta, Dosen Cuma dapat 300 Ribu? Dosen Memang Sudah Sering Ikhlas dan Terbiasa Kecewa

7 November 2025
influencer mojok.co
Kotak Suara

Capres Gandeng Influencer, padahal Belum Tentu Bisa Mengeruk Banyak Suara

12 Agustus 2023
Konten YouTube Influencer Bukan Segalanya bagi Dunia Kuliner Indonesia MOJOK.CO
Esai

Konten YouTube Influencer Bukan Segalanya bagi Dunia Kuliner Indonesia

15 April 2023
Ilustrasi media sosial (Mojok.co/Ega Fanshuri)
Pojokan

Secreto Site: Cara Gaul Berkirim Surat Kaleng 

23 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.