MOJOK.CO – Siswi SMP di Solo dikeluarkan dari sekolah bukan karena ucapan ulang tahun ke lawan jenis, tetapi sudah melakukan pelanggaran berkali-kali sejak lama.
Siswi SMP di Solo berinisal AN dikeluarkan dari sekolah. Dia ketahun mengucapkan selamat ulang tahun ke lawan jenis. Gimana perasaanmu kalau menjadi siswi SMP di Solo ini?
Ada sebuah akun di Twitter yang ngomel-ngomel ketika menanggapi berita ini. Dia bilang begini:
“Anak sudah capek2 belajar dan orangtua sudah capek2 bayar uang sekolah hanya untuk mencari ilmu untuk anaknya modar hanya ucapan Ulang Tahun Mungkin inilah salah satu penyebab kenapa ilmu pengetahuan di Indonesia masih tergolong rendah.”
Ada juga tangkapan layar sebuah percakapan antara guru privat dengan temannya. Si guru privat ini geram betul ketika ada siswi SMP di Solo dikeluarkan karena “hal remeh” ini. Bahkan si guru sudah punya tekad bulat untuk membawa masalah ini sampai ke telinga Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan.
Hmm…mending jangan, deh. Pak Nadiem sedang sibuk menangkis kritikan dari banyak pihak setelah Kementrian Pendidikan kerja sama dengan Netflix. Pak Nadiem sedang berusaha biar Netflix bisa diterima banyak orang. Tolong, jangan diganggu dulu, plis. Kita semua butuh Netflix.
Yang harus dilakukan si guru privat dan kebanyakan netizen Indonesia adalah cuci muka dulu. Setelah lebih segar, saya sediakan kuota internet buat baca-baca berita soal siswi SMP di Solo ini. Duduk perkara sebetulnya dari masalah ini bukan soal ucapan selamat ulang tahun, kok. Masalahnya lebih dalam dari itu.
Jadi, mengutip kata-kata Kepala Sekolah IT Nur Hidayah, Zuhdi Yusroni, siswi SMP di Solo ini sudah melanggar aturan sekolah. Nggak cuma sekali atau dua, tapi cukup sering. SMP tersebut memang sejak awal punya aturan yang melarang komunikasi yang berlebihan antara murid lawan jenis. Sejak awal, siswi yang dikeluarkan itu sudah diberi tahu.
“Nggak mungkin kalau cuma masalah chat ucapan selamat ulang tahun kemudian mengeluarkan anak itu. Itu kan sesuatu yang sangat remeh sekali. Memang bagian itu ada, tetapi kenapa yang diputus itu yang itu. Sebenarnya saya punya bukti banyak screenshoot tapi kan saya nggak mungkin membuka aib ananda,” ujar Zuhdi sepeti dikutip merdeka.com.
Pihak SMP di Solo itu menyimpan catatan pelanggaran yang sudah dilakukan siswi tersebut. Terus, proses penyelesaian pelanggaran ini sudah berjalan sejak si siswi ini masih duduk di kelas VII sampai sekarang sudah kelas VIII.
Orang tua si siswi sudah beberapa kali diundang ke sekolah untuk mengikuti sidang kedisiplinan. Jadi, dari proses pencatatan pelanggaran hingga persidangan memang cukup panjang.
“Kita itu ada semacam sidang-sidang yang diikuti AN dan orang tua, bagian kedisiplinan itu beberapa kali tahap. Jadi prosesnya itu panjang sekali untuk semacam itu. Tidak mungkin serta merta kita mengeluarkan, tapi viralnya malah seperti itu kan yang kasihan AN,” ucap Pak Kepala Sekolah.
Nah, dari penjelasan di atas, kita bisa bikin beberapa kesimpulan. Pertama, sejak awal, aturan larangan komunikasi dengan lawan jenis sudah ada di SMP di Solo itu. Kedua, AN yang dikeluarka sudah tahu adanya aturan. Ketiga, AN beberapa kali melanggar aturan. Keempat, kita tidak bisa marah begitu saja kepada aturan tersebut karena sudah ada sejak lama.
Kalau aturan itu memang terasa “aneh”, laporan ke Dinas Pendidikan Solo yang berhak untuk menilai. Dan jika memang nggak kompatibel sama perasaan netizen yang budiman, Dinas Pendidikan Solo yang bisa mendorong perubahan aturan.
Saran saya, buat siswi dan siswa SMP di Solo, ada baiknya belajar ilmu kebatinan. Biar kalian bisa komunikasi lewat batin. Siapa tahu bisa jadi cara mewujudkan nasihat para bijak, yaitu kalau ada masalah, selesaikan dengan ngobrol “dari hati ke hati”, bukan lewat DM Instagram atau wasapan.
DM Instagram dan wasap buat nanya kunci jawaban aja. Jangan buat ngucapin selamat ulang tahun.
BACA JUGA Begini Ya Rasanya Di-Hide dari Story Whatsapp Adik Sendiri atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.