Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Dari Denny Siregar sampai Rocky Gerung, Inilah Para Jagoan di Kubu Jokowi dan Prabowo

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
13 Oktober 2018
A A
Sandiaga Sedih Dana Awal Kampanye Pasangan Prabowo-Sandiaga Kalah Besar Dibandingkan Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin

Sandiaga Sedih Dana Awal Kampanye Pasangan Prabowo-Sandiaga Kalah Besar Dibandingkan Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selain adu program dan adu pandangan, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini bukan hanya jadi panggung bagi Jokowi dan Prabowo semata.

Pesta demokrasi pada 2019 nanti merupakan pertandingan beberapa politisi yang punya kemampuan atau citra yang hampir setara, baik itu di kubu Jokowi maupun di kubu Prabowo. Baik secara kemampuan sebagai pelontar serangan acak adul, sebagai influencer yang punya citra terpercaya sehingga omongannya diikuti, sampai pendatang baru yang masih kinyis-kinyis.

Mojok Institute bekerja sama dengan Gardamaya membuat 6 daftar nama para politisi di belakang Jokowi dan Prabowo dengan ciri khas yang bisa saling dibandingkan.

Dari yang pertama, kita bisa melihat bagaimana lambe akrobatnya Ali Mochtar Ngabalin dengan Ferdinand Hutahean.

Kedua politisi ini tak hanya mengundang decak kagum karena sering bikin orang tersedak waktu mendengar komentar-komentarnya, melainkan juga memancing gelak tawa yang tiada banding. Lontaran komentar dari kedua politisi ini memang sering bikin kita suka gemas-gemas sendiri.

Untuk itulah kami memberi kedua politisi ini gelar sebagai cocot kencono alias bibir kencana bagi kubu yang mereka bela masing-masing. Ibarat Asian Games 2019 ada cabang olahraga silat lidah, kedua tokoh ini sudah jelas akan dijagokan untuk bergumul memperebutkan medali emas.

Bagaimana tidak? Ngabalin pernah dengan sembrono menyebut Amien Rais omongannya kayak comberan. Padahal saat itu posisi Ngabalin adalah Staf Kepresidenan yang harusnya menjaga citra institusinya, eh malah mengucapkan penghinaan di ruang publik ke lawan politik. Jika Jokowi adalah bapaknya Ngabalin, bisa-bisa disentuh pipinya ini anak karena suka ngawur kalau pilih diksi.

Pembelaan-pembelaannya pada kinerja pemerintah yang sebelum ada Ngabalin sifatnya defensif, belakangan malah jadi ofensif dan lebih galak ketimbang yang ngritik. Bahkan kalau diingat ke belakang lagi, Ngabalin pernah mau “mendesak” Tuhan untuk mendukung capres yang dibelanya pada masa lalu. Gaya ceplas-ceplos yang sebenarnya malah lebih sering mengundang tawa dari kedua kubu yang mau berpikir ketimbang sebagai serangan bermutu.

Gaya ceplas-ceplos ini ada juga di kubu Prabowo. Siapa dia? Yak, pliswelkom, the only one Rio Ferdinand Hutahean yang tak kalah ajaib. Hagimana nggak ajaib? Dari mengritik soal penggunaan stuntman Jokowi dalam pembukaan Asian Games 2018 sampai yang terbaru mengenai komentarnya soal operasi plastik Ratna Sarumpaet:

“Karena yang saya pahami orang operasi plastik untuk mempercantik diri. Tapi kok Ratna tidak jadi cantik? Tetap saja seperti semula? Inilah yang harus diusut,” kata Ferdinand saat itu.

Ebuset, ini gaya satire yang kelewat tinggi, sampai bikin banyak orang sulit paham atau gimana sih maksudnya, Bang? Sebentar, sebentar, ini sebenarnya Bang Ferdinand mau bela Ratna atau mau mengejek sih? Benar-benar double mind blowing.

Selain dua nama cocot kencono itu, ada juga Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah yang sama-sama alumnus aktivis 1998. Di mana keduanya turut serta dalam gerakan reformasi untuk menurunkan Presiden Soeharto saat itu. Namun ketika keduanya jadi politisi, sisa-sisa idelisme ketika masih jadi aktivis seperti sudah berkembang jadi lebih adem, lembut, terus mendadak tidak tampak lagi karena termakan usia dan pengalaman enak.

Di antara itu ada juga Adian Napitupulu dan Fadli Zon yang merupakan petugas partai garis keras. Adian adalah sosok yang akan membela PDIP sampai titik darah penghabisan, layaknya Fadli Zon yang tak ragu untuk melakukan apapun untuk Gerindra dan Prabowo.

Iklan

Di panggung ormas keagamaan, ada Nusron Wahid yang merupakan mantan ketua GP Anshor di kubu Jokowi, lalu ada Dahnil Anzar yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah di kubu Prabowo. Entah disengaja atau tidak dari kedua kubu, tapi guyon-guyonan NU-Muhammadiyah ala novel Kambing dan Hujan bisa jadi akan kembali tampak pada pilpres kali ini.

Di sisi lain, meski ada banyak para politisi senior, di kedua kubu juga muncul newcomer alias pendatang baru. Ada Tsamara Amany yang masih kinyis-kinyis di kubu Jokowi yang sadis dan nyelekit kalau udah ngomentari kubu lawan. Sedangkan Hanum Rais, putri Amien Rais, muncul di kubu Prabowo dengan pendekatan penuh daya pikat melankolis penuh drama di depan kamera.

Terakhir ada Denny Siregar sang penggiat media sosial di Facebook yang merupakan influencer di kubu Jokowi. Lah gimana tidak berpengaruh? Denny ini sekali update status di Facebook dikomentari ratusan orang, disukai ribuan orang, dan dibagikan ribuan orang. Ini setara dengan Rocky Gerung di kubu Prabowo, meski platfom media sosialnya berbeda dengan Denny Siregar.

Jika Denny demen sama Facebook, Rocky Gerung punya massa di Twitter dan Youtube (dari aplotan ILC semalem). Keduanya adalah seleb medsos di masing-masing kubu yang kekuatannya tidak boleh diremehkan.

Terakhir, ya tentu saja KH. Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Keduanya adalah…

…janji politisi setipis ATM yang sudah dapat cap halal untuk dikonsumsi.

Terakhir diperbarui pada 13 Oktober 2018 oleh

Tags: denny siregarFerdinan HutaheanjokowiNgabalinPilpres 2019praboworocky gerung
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.