MOJOK.CO – Jokowi banyak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dinilai kontradiktif. Hal yang kemudian menjadi pattern guyonan tersendiri tentang presiden kebalikan.
Selalu ada pernyataan-pernyataan nyeleneh dan sesekali kontradiktif dengan keadaan yang terlontar dari para pejabat-pejabat pemerintah kita. Bukan hanya satu atau dua, melainkan banyak. Kalau tertarik ingin mengulik apa saja pernyataannya dan siapa pejabat yang melontarkannya, silakan berkunjung ke akun Twitter @txtdaripemerintah. Di sana, Anda bisa menemukan kompilasi pernyataan-pernyataan yang pasti langsung membuat Anda menepok jidat, mengelus dada, dan menggaruk selangkangan.
Nah, kalau ingin menemukan pernyataan-pernyataan kontradiktif yang serupa, tapi khusus yang dilontarkan oleh Presiden Jokowi, Anda juga bisa menemukannya di Twitter, kali ini melalui akun @sandalista1789.
Bilven, si pemilik akun tampaknya memang punya semacam kemistri yang kuat dengan Jokowi, oleh sebab itulah ia begitu getol mengumpulkan tangkapan-tangkapan layar pernyataan Jokowi yang kemudian “terbukti tidak terbukti” alias berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya. Lucunya, pembuktian tersebut seringkali didapat justru dari pernyataan yang ia katakan setelahnya.
Twit-twit yang dicuitkan oleh Bilven terasa sangat menghibur dan menyenangkan. Maklum, twit-twit Bilven mampu memunculkan sensasi tersendiri bagi kita untuk bisa mengatakan “Nah lhoooo…”
Saking seringnya Bilven membagikan tangkapan layar tentang Jokowi dan pernyataan kontradiktifnya, ia sampai mendapat julukan ‘Bapak Skrinsut Nasional’ dari para pengikutnya.
Awal Mei kemarin, misalnya, Bilven mengunggah tangkapan layar sebuah berita di media yang menyebut Jokowi meminta masyarakat untuk mulai hidup damai berdampingan dengan corona. Di sebelah tangkapan layar tersebut, tak lupa ia menyandingkan gambar tangkapan layar lainnya tentang sebuah berita pada bulan Maret yang menyebut Jokowi sedang menabuh genderang perang melawan corona.
26 Maret 2020 7 Mei 2020 pic.twitter.com/hwGnRnt7h5
— bilven (@sandalista1789) May 7, 2020
Dalam unggahan yang lain, Bilven mengunggah tangkapan layar berita tentang Jokowi yang mengumumkan ada defisit stok pangan di beberapa provinsi. Di sebelah gambar tangkapan layar tersebut, Bilven menyandingkan gambar tangkapan layar tentang berita saat Jokowi memastikan bahwa stok pangan aman dan meminta masyarakat agar tidak panik.
19 Maret 28 April pic.twitter.com/Rn8zUWoCm7
— bilven (@sandalista1789) April 29, 2020
Dalam unggahan yang lain lagi, Bilven menaikkan tangkapan layar berita tahun lalu tentang Jokowi yang menyatakan tak mau impor, di sebelahnya, Bilven menyertakan tangkapan layar berita tentang pemerintah yang berencana akan mengimpor bawang putih.
Contoh-contoh yang lain, tentu saja bisa Anda cari sendiri di akun Bilven.
Kumpulan twit-twit Bilven tersebut kemudian memunculkan semacam pattern tentang pernyataan-pernyataan Jokowi yang kemudian berkebalikan dengan fakta yang ada.
Kelak, bukan hanya Bilven yang kemudian hobi mengoleksi tangkapan-tangkapan layar pernyataan presiden yang kontradiktif. Orang-orang mulai mengikuti kebiasaan Bilven berburu pernyataan-pernyataan Jokowi yang dikutip oleh media untuk kemudian dicari letak kontradiktifnya.
Pattern tersebut, perlahan tapi pasti, mulai banyak diamini oleh banyak orang. Ada semacam pengetahuan dasar yang unik untuk menebak keadaan di masa depan berdasarkan pernyataan yang dikatakan oleh Jokowi.
Kalau Jokowi berkata “iya”, itu artinya, di masa depan, kondisi yang terjadi adalah “tidak”. Pokoknya, apa saja yang dikatakan oleh Jokowi, kalau ingin tahu bakal kenyataannya, maka lihatlah kebalikannya.
Ini memang kurang ajar dan ndlogok, tapi kok ya kebetulan banyak bukti yang sudah terjadi.
Kalau dalam serial Spongebob Squarepants ada yang namanya “Hari Kebalikan”, maka ada sebutan “Presiden Kebalikan” dalam mengamplifikasi pattern tentang pernyataan Jokowi yang kerap kontadiktif ini.
Di twitter, bahkan sampai ada sebutan tersendiri untuk menyebut Presiden Jokowi terkait dengan pernyataan-pernyataannya itu, yakni ‘Presiden Antonim’.
Ya mau bagaimana lagi, sebab bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali, dan bahkan cenderung sering.
Sebagai warga negara yang baik, tentu saja saya tak mau menelan mentah-mentah pattern kebalikan di atas.
Saya lebih memilih berbaik sangka terhadap Jokowi. Saya yakin, bahwa pernyataan-pernyataan Jokowi yang ia lontarkan itu memang sengaja dibikin kontradikfit, semata agar rakyatnya kritis.
Saya jadi ingat dengan peristiwa empat tahun lalu saat Jokowi memberikan pidato dalam sebuah upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Blitar, Jawa Timur tanggal 1 Juni 2015 lalu.
“Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran proklamator kita, bapak bangsa kita, penggali Pancasila, Bung Karno, hati saya selalu bergetar…” kata Jokowi saat itu.
Pernyataanya tampak biasa, sampai kemudian ada satu fakta penting, bahwa Soekarno tidak pernah lahir di Blitar. Soekarno memang dimakamkan di Blitar, tapi sejatinya, beliau lahir di Surabaya.
Maka, pernyataan Jokowi tersebut langsung menjadi bulan-bulanan. Orang-orang kemudian menganggap Jokowi ahistoris karena tidak paham sejarah.
Namun di luar itu, banyak juga orang yang kemudian sadar bahwa ternyata Soekarno lahir di Surabaya, selama ini mereka ternyata juga mengira kalau Soekarno lahir di Blitar.
Diskursus tentang kota kelahiran Soekarno kemudian mengemuka dan menjadi perbincangan banyak orang.
Nah, sekelas Jokowi, yang naskah pidatonya dipersiapkan dengan baik oleh tim khusus, tak mungkin ia salah menyebut hal yang sangat prinsipil dan penting itu. Pastilah kesalahan itu disengaja belaka.
Saya kemudian yakin, bahwa Jokowi saat itu sengaja salah menyebut Blitar sebagai tempat kelahiran Bung Karno, semata agar rakyat mampu bersikap kritis. Dan pada akhirnya memang terbukti bukan? Orang-orang jadi aware dengan kota kelahiran Soekarno. Literatur-literatur tentang sejarah Soekarno jadi kembali dibuka.
Hal itu pula yang saya terapkan pada pernyataan Jokowi yang kerap kontradiktif itu.
Saya yakin ia sengaja memberikan pernyataan yang berkebalikan semata agar rakyat kritis dan bisa mempersiapkan kemungkinan yang terburuk.
Ketika Jokowi bilang kalau stok pangan aman, ia sejatinya ingin mengatakan bahwa stok pangan sedang tidak baik baik, sehingga dengan itu, ia berharap masyarakat bisa mulai menyiapkan dan membekali diri dengan survival ketahanan pangan, bisa dengan mulai menanam sayur di halaman, atau mulai mencoba makanan pokok selain beras seperti singkong atau sagu.
Saya yakin, Jokowi berniat baik. Tidak mungkin tidak. Jokowi lho ini. Presiden kita lho ini.
Jokowi ingin membuat masyarakatnya selalu perhitungan dengan segala kemungkinan. Jokowi ingin mewujudkan masyarakat yang punya mental tangguh dan preventif. Mental selayaknya seorang penjudi togel, yang ketika mendapat wangsit angka 45, niscaya ia tak akan membeli hanya angka 45, melainkan juga angka kebalikannya, yakni 54.
Saya yakin sekali akan hal ini. Yakin sekali.
Perkara keyakinan saya terbukti kerap meleset, itu lain soal.