MOJOK.CO – Cara membereskan rumah dengan cepat dibutuhkan oleh orang yang pada dasarnya nggak suka beres-beres tapi terpaksa melakukannya karena, misal, ada tamu datang.
Sebab, seorang penyuka beres-beres tidak butuh melakukannya cepat-cepat. Seorang penyuka beres-beres akan menikmati acara beres-beres sebagai kegiatan seni, olahraga, dan asah otak. Dari mana saya tahu itu? Dari diri saya sendiri.
Betul, dengan perasaan megalomania dan tanpa tahu malu, pakar beres-beres yang dimaksud di judul merujuk kepada diri saya sendiri. Bagaimana tidak menjadi pakar kalau saya sudah keranjingan beres-beres sejak SMP? Bisa dibilang, saya sudah masuk tahap terobsesi pada kegiatan beres-beres.
Saya tak pernah tahu kapan semua ini dimulai. Tahu-tahu saya sudah menemukan diri saya paling tidak tahan dengan tempat yang berantakan. Kotor, dalam arti rumah belum disapu, bukan hal mengganggu. Tapi, ruangan yang berantakan akan membuat saya gila.
Gila yang saya maksud adalah detak jantung meningkat, saya merasa cemas, tidak jenak, tidak bisa berkonsentrasi pada hal lain selain hasrat untuk segera beres-beres. Di momen ekstrem, saya tak bisa tidur kalau belum membereskan sesuatu.
Obsesi ini sudah memakan banyak korban, walau mereka lebih sering merasa sayalah korban sesungguhnya. Orang normal akan peduli pada kerapian rumahnya sendiri, sementara saya sudah pernah membereskan: puluhan rumah teman, puluhan kos teman, kantor, toilet sebuah pelabuhan, sampah berserakan di toilet bandara, seluruh ruangan di rumah orang tua saya yang bikin bapak saya mengeluh (“Dokumen di meja tadi dipindah ke mana?!”), dan tentu saja kediaman saya yang sialnya, juga dihuni oleh dua adik saya.
Adik saya kadang merasa jadi orang paling malang di dunia. Mereka selalu jadi sasaran kemarahan ketika kapas bekas membersihkan muka tergeletak di meja rias. Mereka punya preferensi meletakkan barang, misalnya laptop di sebelah kasur. Tetapi karena menurut saya laptop seharusnya ada di meja kerja, saya akan terus memindahkannya ke sana lagi dan lagi.
Tapi adik saya sering juga merasa bersyukur punya kakak yang selalu mengondisikan seprai kasur licin dan bantal-bantal disusun dengan rapi, pakaian kotor menumpuk terorganisir di keranjang laundry di pojokan sana, dan gelas di kabinet dikelompokkan dengan kategoris.
Semua preseden di atas mestinya sudah cukup jadi legitimasi saya memberi panduan cara membereskan rumah dengan cepat ini. Jadi, mari, jangan buang waktu lagi.
Cara membereskan rumah dengan cepat yang pertama
Saya sepakat dengan Marie Kondo di bukunya, Life-changing Magic of Tidying Up, merapikan rumah harus dilakukan menyeluruh berdasarkan kategori barang, bukan ruangan.
Anda tak akan bekerja efektif jika merapikan rumah dengan urutan ruang tamu dulu, kamar tidur kemudian, dapur, dan seterusnya. Sebab, akan ada barang-barang yang sudah disusun di kamar, misalnya, ternyata harus dirombak lagi karena ada barang lain dari ruang tamu harus dipindahkan ke kamar.
Jadi, cara terbaik merapikan rumah adalah dengan membongkar semua barang di seluruh rumah dan mengumpulkannya di satu tempat, kemudian barang-barang itu dipilah untuk ditentukan akan dikelompokkan dan diletakkan di mana.
Segala jenis kosmetik harus ada di meja rias. Alat mandi harus berada di kamar mandi. Piring jangan ditumpuk terpisah di meja makan dan di kabinet dapur, harus pilih salah satu tempat. Pulpen-pulpen kosong sebaiknya disisihkan dari laci dan segera dilempar ke keranjang sampah.
Tapi biasanya, orang akan punya banyak sekali barang di rumah mini kreditan 15 sampai 30 tahun itu. Situasi demikian membuat kegiatan beres-beres rumah hampir mustahil bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Jadi, ketika Anda sampai di artikel ini karena mencari informasi soal membereskan rumah dalam waktu cepat, sejak awal cara pikir Anda sudah berlawanan dengan kebiasan buruk Anda.
Bukan berarti tidak ada solusi. Membereskan rumah dalam waktu cepat tetap bisa dilakukan meskipun barang Anda menggunung seperti masalah HAM Indonesia. Caranya, panggil tukang rongsok dan buang semua barang di rumah.
Semua orang sepakat, cara paling mudah untuk tidak terus-terusan membereskan rumah adalah dengan tidak punya barang. Atau tidak punya rumah sekalian.
Konkret.
Cara membereskan rumah dengan cepat yang kedua
Jika Anda tidak tinggal sendiri, wajib hukumnya melibatkan semua penghuni dalam aktivitas beres-beres. Sebab, ada barang yang mereka miliki dan mungkin harus dibuang. Sikat gigi bekas, botol miras yang berencana diloakkan tapi tak pernah dilaksanakan, hingga kardus mouse komputer yang ngapain sih dibiarkan berdebu di atas lemari—semua barang milik orang lain itu hanya boleh dibuang atau dipindah oleh pemiliknya.
Melibatkan orang lain, terutama para pemalas, juga memberi mereka terapi kejut bahwa memberantakkan selalu lebih mudah daripada membereskan. Juga agar mereka tidak berpikir kita adalah pembantu gratisan.
Ini teorinya dan kenyataan lebih kerap mengecewakan. Adik yang suka rebahan, suami yang tuli dari imbauan berbuat baik, hingga teman kontrakan bajingan ada di mana-mana. Kita bisa mengajak mereka beres-beres, tapi kalau mereka menolak berpartisipasi, kita bisa apa?
Bisa, kita bisa melakukan sesuatu. Memanggil tukang rongsok dan biarkan mereka tahu, sebagaimana pemalas, diktator juga ada di mana-mana.
Cara membereskan rumah dengan cepat yang ketiga
Dan ternyata Anda juga seorang pemalas tukang rebahan bajingan yang suka membuang bungkus ciki di bawah meja. Saya membenci orang seperti Anda tapi tetap akan bermurah hari memberi tips.
Di hari ketika Anda panik karena calon mertua hendak menumpang nginap sementara rumah Anda menyerupai istana lego yang habis ditabrak kucing, Anda akan membutuhkan nasihat ini.
Sediakan sebuah ruang, sebut saja gudang, untuk menyembunyikan barang-barang tak terbereskan. Asal lempar saja semua barang itu ke sana lalu tutup pintunya. Taraaa, rumah jadi rapi dalam seketika. Mungkin cuma butuh waktu 15 menit untuk menyelesaikannya.
Tapi jika Anda tinggal di kos atau rumah kecil tanpa gudang, kembali lagi, menyimpan nomor telepon tukang rongsok adalah alternatif terbaik.
Membereskan rumah bisa jadi hobi menyenangkan buat orang yang senang. Jika Anda tinggal di Inggris di era Sherlock Holmes, Anda bahkan bisa menjadikannya batu loncatan menuju profesi kepala rumah tangga sebuah puri. Tapi agar Anda tak mengulangi penderitaan yang masih mendera saya hingga detik ini, tolong jangan terlalu obsesi dan kaku perihal merapikan rumah ini.
Melihat rumah yang sudah dibereskan kembali berantakan lagi dan lagi bisa menimbulkan perasaan depresif. Lama-lama Anda akan jadi fatalis, beranggapan bahwa dunia ini memang chaos abadi yang mustahil diatasi kecerdasan buatan sekalipun.
Jika perasaan terobsesi itu sudah begitu merasuk dan Anda kesakitan karena itu, saran saya yang kedua ialah jangan pernah berkunjung ke rumah tukang rongsok dan insinyur teknik, elektro terutama.
Rumah orang dengan profesi itu, ditambah meja tukang reparasi jam yang baru saya ingat, adalah jenis kekacauan yang sudah tidak bisa dibetulkan lagi.
BACA JUGA Banyak Penampilan Maksimal yang Datang dari Kamar Berantakan atau ulasan lainnya di rubrik POJOKAN.