MOJOK.CO – Kalau dulu ketika punya masalah dan ingin balas dendam, selesai dengan tinju 5 jari. Sekarang kalau ada masalah cukup diselesaikan pakai jempol.
Orang kalau sudah marah, nalarnya sering mati. Ketika marah, otak kita kerjanya jadi lebih lambat daripada mulut dan tangan kita. Maka dari itu, kita lebih sering melihat orang ditinju secara spontan daripada orang berantem dengan perhitungan.
Jaman saya masih sekolah dulu, saya sering melihat teman saya berantem karena saling ejek. Sering juga saya lihat kakak kelas nyamperin ke kelas atau kamar kos dan menarik korban ke lapangan basket untuk berantem. Biasanya karena masalah cewek atau salah omong. Tipikal anak bau kencur jaman dulu lah, menyelesaikan masalah dengan tinju dianggap punya nilai lebih.
Tapi jaman sudah berubah, dan cara menyelesaikan masalah masa kini pun sudah berubah. Bagi yang sering main medsos, pasti sudah tidak asing dengan cara-cara balas dendam atau menyelesaikan masalah yang sering digunakan di masa kini.
Sekarang, kalau ada masalah atau mau balas dendam, orang sering membuat utas tentang masalah tersebut. Contoh masalah yang lagi rame adalah utas tentang Jenny dan permasalahan dengan tour agent-nya. Masalah yang dibahas dalam utas beragam, mulai dari utang piutang, penipuan, bahkan masalah dikhianati mantan pasangan. Pokoknya ketika muncul utas dengan screenshot percakapan, di situlah keributan berada.
Cara tersebut kurang bijak, tapi terkadang orang bikin utas karena sudah mbededeg dengan lawannya. Tapi kalau utasmu adalah tentang kejelekan mantan sih menurutku kok wagu, kalian yang pacaran, sedunia yang suruh mumet.
Ada juga orang yang balas dendam dengan bikin akun palsu lalu meneror lawannya. Cara ini paling pengecut, menurut saya. Biasanya ketika ada masalah, tiba-tiba ada akun bodong yang memberi teror atau sekadar stalking medsos. Terkesan kurang kerjaan, tapi serius ada orang kayak gini, dan banyak.
Ini pernah terjadi ke orang terdekat saya, yaitu pacar saya. Pacar saya sering menemukan akun tanpa foto stalking akun Instagramnya. Ternyata itu kerjaan teman-teman mantan pacarnya yang terhasut omongan mantannya pacar saya. Saya mencoba menyelesaikan dengan tinju ngobrol baik-baik tapi belum apa-apa dia udah minta maaf duluan. Nggak jadi salam olahraga deh.
Ada lagi cara balas dendam yang dilakukan di era 4.0, yaitu dengan hacking akun sosmed. Paling sering yang jadi sasaran itu cewek, dan pelakunya ya mantan pacarnya. Biasanya akun yang diretas itu berakhir dengan dihapus atau sekedar dilihat isi pesan yang ada di akun tersebut. Kadang juga pada minta pulsa atau bikin postingan yang aneh-aneh macam “Aku bokernya kayang lho”.
Semua cara di atas tidak bisa diberi pembenaran sama sekali. Ketika kalian memiliki masalah atau dendam, sebisa mungkin temui lawanmu dan ajak dia bicara. Utarakan semua masalah kalian dan kalian yang tentukan sendiri bagaimana cara menyelesaikannya. Kalau sudah begini, kalian mau antem-anteman sampai remuk pun bebas.
Daripada meretas akun, meneror, mengedit laman Wikipedia, atau membuat utas yang berakibat sedunia tahu masalah yang awalnya cuma di antara kalian, kan mending dibicarain. Mau baik-baik boleh, mau nggak baik-baik, terserah.
Tapi kalau habis saya ngomong gitu kalian bales ngomong, “Masalahnya bukan tentang cara mana yang lebih baik, cuma sepet aja ngeliat doi yang bikin kotor mata,” saya juga nggak bisa ngebantah sih.
BACA JUGA Kebakaran Lahan di Australia: Kehancuran di Depan Mata, Tak Perlu Menunggu PD III dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.