Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Baim Wong dengan Konten Bagi-bagi Uang Sudah Bermasalah Semenjak Konsep. Nggak Usah Berharap Banyak

Baim Wong kena "cancelled" setelah kontennya mengabaikan bapak-bapak tua dirujak.

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
12 Oktober 2021
A A
ilustrasi Baim Wong dengan Konten Bagi-bagi Uang Sudah Bermasalah Semenjak Konsep. Nggak Usah Berharap Banyak mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Konsep konten Baim Wong lagi jadi bahan rujakan netizen setelah beliau mengabaikan seorang bapak tua dan bagi-bagi uang ke orang lain di depannya.

Amarah ini mungkin tidak bisa kamu bendung. Kamu benci setengah mati melihat konten Baim Wong memperlakukan seorang bapak tua yang “butuh bantuan” dengan tidak baik. Blio mengabaikan seseorang yang terbilang butuh duit dan menghardiknya sementara blio justru bagi-bagi uang ke ojol yang lagi nongkrong. Jika kamu nelangsa banget melihat potret demikian di media sosial, kita sama.

baim wong canceled. 👎👎👎👎 pic.twitter.com/YxHAmo2Qi9

— َ (@suaicidal) October 11, 2021

Wajar jika kamu merasa iba. Sejurus kemudian yang kamu lakukan adalah menyalahkan Baim Wong, menyayangkan perlakuannya yang nggak bisa lebih manis sedikit. Kenapa sih, Mas Baim nggak mau ngasih barang sedikit aja ke bapak-bapak yang udah melas itu. Kenapaaa?

Iya, saya mengerti nurani kamu berasa diinjak-injak. Nggak sedikit netizen yang juga mencari bapak ini dan pengin membantu. Dan, saya yakin nggak lama setelah artikel ini ditulis, bapak ini mungkin sudah ketemu dan mendapatkan “obat” yang pantas dia terima. Semoga saja kehidupannya bisa lebih baik setelah ini. Sebab, tidak diragukan lagi jiwa solidaritas netizen dan masyarakat Indonesia perkara bagi-bagi uang itu terlampau hebat. Kita kompak sampai mati. Lha wong kasus asusila yang onoh yang katanya sudah ditutup aja bisa dibuka lagi setelah viral.

Ngomong-ngomong, sekacau apa pun kebencianmu dengan Baim Wong, segeram apa pun kamu sama orang kaya, kamu nggak bisa berharap banyak. Konten bagi-bagi uang kayak yang dilakukan Baim Wong dan sejumlah artis itu sebenarnya sudah salah semenjak konsep. Ini pahit, tapi kita perlu melihat semua dari kacamata yang lebih luas.

Konten bagi-bagi uang selalu menarik iba masyarakat, acara macam ini ramai terus sejak 2000-an. Mulai acara Tolong! yang konsepnya mirip dengan beberapa konten Atta Halilintar, acara Bedah Rumah, sampai Uang Kaget. Semua acara ini, Saudaraku, adalah acara yang mengerikan. Orang miskin seolah-olah dipaksa mengaku,  “Hai, kami orang miskin, bantulah kami.”

Alih-alih membantu mengentaskan kemiskinan, acara ini justru “menjual kemiskinan” dengan menarik iba penonton. Tentu saja revenue si pembuat konten akan lebih banyak. Mungkin lebih banyak dari yang mereka sumbangkan, sampai bisa balik modal. Mengenai hal ini, kapan-kapan kita bisa berhitung berapa revenue iklan di YouTube dan acara televisi, lalu berapa “modal” yang mereka keluarkan untuk membantu si miskin. Yang jelas, acara macam ini adalah puncak komedi dari konsep berbagi.

Baim Wong bukanlah pioneer dalam menciptakan alih wahana kedermawanan sebagai konten YouTube dan media sosial. Sedari dulu, rasa welas asih kuat yang dimiliki masyarakat memang sudah sering dimanfaatkan.

Baiklah, memang ada sebuah argumen yang bisa menyangkal pernyataan saya sebelumnya. Konon, banyak orang dengan positive mind yang menganggap kritik terhadap konsep konten bagi-bagi adalah sikap masam. Pada kenyataannya, di lapangan, orang yang membutuhkan memang terbantu. Orang miskin terbantu, orang kaya lebih kaya. Bukankah terdengar kayak win-win solution?

Lebih kerennya, menjadikan kegiatan bagi-bagi uang sebagai konten telah menggerakkan lebih banyak tangan dermawan di negeri ini. Kebaikan itu menular dan ini hal baik.

Sayangnya, kedua alasan tersebut tidak lantas menghapus fakta bahwa kedermawanan yang cuma dianggap sebagai tren suatu saat pasti mengalami penurunan. Dermawan di satu waktu saja, lebih seperti hal yang aneh. Tidak mengubah apa pun kecuali kesenangan sesaat dalam membantu. Sebuah onani dari perasaan memiliki dan menganggap diri baik hati.

Lebih jauh lagi, tren semacam ini memupuk jiwa malas orang Indonesia. Orang minta-minta semakin banyak. Perlahan-lahan banyak orang yang mengandalkan belas kasihan untuk hidup, dan ini lebih berbahaya daripada kemiskinan itu sendiri.

Kemiskinan seringnya terjadi karena dampak sistemik. Seribu orang kayak Baim Wong dikerahkan juga nggak akan menyelesaikan hal ini. Sebab konten Baim Wong memang keliru sejak dalam konsep. Jika memang blio iba dan ingin membantu mereka yang sedang dalam kesulitan,nggak perlu lah direkam, dikasih sponsor, dan lain-lain begitu. Kembali ke konsep sederhana bahwa ketika tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu.

Iklan

Sebenarnya orang yang tidak seterkenal Baim Wong juga bisa dapat engagement bagus banget ketika merekam orang yang dianggapnya melas. Tua, lemah, penghasilan sedikit. Yang sering luput adalah meminta mereka izin untuk direkam dan ditampilkan sebagai orang yang butuh bantuan. 

Lalu, kenapa kita masih berharap banyak dengan pembuat konten bagi-bagi uang? Bergerak sendiri buat membantu, jauh lebih cepat daripada marah-marah dan bikin artikel ini. Paradoks.

BACA JUGA Sebaiknya Baim Wong Pensiun daripada Terlihat Goblok Memahami Apa Itu Kerja dan artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2021 oleh

Tags: bagi-bagi uangbaim wongbapaucontent creatordermawankonten baim wongpaula verhoevensumbanganyoutuber
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Lulusan SMA ditolak kerja 300 kali, kini ingin kuliah S1. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pahit Lulusan SMA Ditolak Kerja 300 kali karena Dianggap Sok Tahu, Kini Sudah Nggak Mau Dibodohi dan Pilih “Upgrade” Diri

7 Oktober 2025
Didik Kulot: Hidup Tidak Harus Lurus yang Penting Jujur
Video

Filosofi Hidup Komandan SKC Didik Kulot: Hidup Tidak Harus Lurus, yang Penting Jujur

23 Juni 2025
Cerita content creator terjebak bos manipulatif. Gaji di bawah UMR Bandung. Selalu molor pula MOJOK.CO
Ragam

Terjebak Kerja di Startup Nggak Jelas dan Bosnya Manipulatif: Tanya Gaji yang Molor Dibilang Toxic, Mau Resign Dihalangi

10 Januari 2025
Umi Azizah content creator CapCut yang gajinya dolar
Sosok

Tetangga Bilang Lakukan Hal Sia-sia, Umi Azizah yang Lulusan SMP Malah Gajinya Dolar

7 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.