Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Aneka Dasar Pemberian Nama Paraban Dalam Pergaulan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
20 September 2018
A A
27

27

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Manusia memang punya kecendurungan untuk memberikan nama julukan pada manusia lainnya. Ini kebiasaan yang sangat lumrah, selumrah orang-orang suku Indian yang kerap menamai anaknya dengan nama “Si burung emas”, Si Panther besar”, “Si Muka Merah”, dan nama-nama julukan letterlek lainnya. Atau kebiasaan orang-orang Brazil memberi nama versi mudah seperti Ronaldo, Kaka, Ronaldinho, dll.

Nah, di Jawa, istilah pemberian nama julukan ini akrab disebut sebagai “paraban”, dan aktivitas memberi nama julukan disebut sebagai “marabi”.

Banyak orang-orang yang punya nama paraban atas dasar yang berbeda-beda. Dalam tulisan ini, saya akan membahas beberapa di antaranya.

Mari kita mulai dari bapak dan ibu saya. Bapak saya namanya Mulgiyanto, sedangkan ibu saya namanya Isrowiyah. Kendati demikian, bapak saya ternyata sering dikenal sebagai Trimo, sedangkan ibu saya di kampung dipanggil dengan panggilan Urip.

Usut punya usut, ternyata ada kisah di balik nama Trimo dan Urip tersebut. Nama Trimo (menerima) didapat oleh bapak saya karena saat kecil, bapak saya ditinggal meninggal oleh bapaknya (kakek saya). Ibu saya lebih unik lagi, nama Isrowiyah-nya luntur dan berganti menjadi Urip (hidup) karena sewaktu kecil, ibu saya pernah tenggelam di blumbang (empang) dan sudah hampir mati, tapi kemudian selamat. Sehingga kemudian dipanggil sebagai Urip.

Paman saya punya riwayat nama paraban yang lebih unik. Nama aslinya Sukino, namun karena postur tubuhnya besar, ia kemudian akrab dipanggil “Bagong”.

Paraban karena tubuh ini memang cukup banyak dipakai. Seorang kawan saya yang namanya Aldi dipanggil Kebo karena postur tubuhnya yang bongsor seperti kerbau. Kawan saya yang lain dipanggil Pleci (salah satu spesies burung) karena bentuh wajahnya yang tipis lancip seperti burung pleci. Juga ada kawan saya bernama Akbar namun dipanggil Dadu karena bentuk mukanya yang kotak.

Selain dasar fisik, dasar paraban yang lain adalah soal penampilan. Kawan saya bernama Arif dipanggil Mamot yang merupakan pelesetan dari istilah gajah purba Mammoth karena tampang dan gaya busananya yang dianggap kuno dan purba. Ada juga kawan yang bernama Candra yang dipanggil Mbradil karena prejengan dan tampangnya yang selalu kacau.

Dasar paraban juga bisa berasal dari faktor suka-suka. Kawan saya bernama Koko pernah punya paraban Marcopolo hanya karena nama Koko enak diucapkan kalau disertai dengan nama Marcopolo. Koko Marcopolo.

Ada juga kawan saya bernama Itok yang punya panggilan Supaitong hanya karena nama Itok bisa diplesetkan dan dioleh menjadi Supaitong.

Ada juga paraban yang terbentuk karena pengalaman terhadap merek produk tertentu. Saya punya saudara yang panggilannya Bebelac. Juga ada yang namanya Sanyo, sampai Kastol.

Beberapa nama paraban terbentuk melalui pergolakan sosial yang berliku dan dalam. Tak jarang, hanya si empunya nama dan orang terdekatnya saja yang tahu sejarah bagaimana ia punya nama panggilan demikian.

Saya punya banyak kawan dan saudara dengan nama paraban yang bahkan keluarga mereka sendiri tak tahu bagaimana mereka mendapat nama tersebut. Ada Gembus, Bagor, Gembleh, Gudel, Tengik, sampai Plendus.

Dari seluruh nama paraban kawan atau saudara, satu yang cukup membuat saya tak habis pikir. Yakni kawan saya bernama Yuri yang dipanggil dengan nama paraban Bokep.

Iklan

Ternyata, bukan sebab terlalu banyak nonton film porno yang membuat ia dipanggil Bokep. Melainkan karena nama Yuri identik dengan nama pesebakbola terkenal asal Perancis, Youri Djorkaeff. Nah, karena nama Djorkaeff susah untuk diucapkan oleh lidah-lidah Jawa akhirnya diambillah versi mudahnya: Bokep. Nama yang kemudian menjadi panggilan Yuri sampai sekarang.

Terakhir diperbarui pada 20 September 2018 oleh

Tags: kawannamaparabanpergaulan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

universitas brawijaya mojok.co malang
Kampus

Universitas Brawijaya, Universitas Malang tapi Rasa Jakarta

20 Februari 2025
nama panggilan jembut
Pojokan

Pengalaman Punya Panggilan Jembut

12 Desember 2021
3 Cerita Lucu Tentang Kawan yang Semoga Bisa Menjadi Suplemen Penguat Imun agus mulyadi mojok.co
Pojokan

3 Cerita Lucu Tentang Kawan yang Semoga Bisa Menjadi Suplemen Penguat Imun

5 Juli 2021
covid-19
Pojokan

Daya Dukung Sosial dari Kawan dan Follower Media Sosial Membantu Saya Sekeluarga Pulih dari Covid-19

1 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.