MOJOK.CO – Sebagai partai baru, Partai Ummat (‘m’-nya dua) harus mulai berburu kader-kader potensial.
Kamis, 29 April 2021 lalu, Partai Ummat (‘m’-nya dua), partai yang dibesut oleh Amien Rais secara resmi dideklarasikan. Partai Ummat (‘m’-nya dua) ini tak bisa tidak, memang bakal menjadi pertaruhan besar, utamanya bagi seorang Amien Rais untuk membuktikan bahwa dirinya bisa tetap berpengaruh di luar PAN.
Sejak awal, sudah banyak cibiran yang muncul atas dideklarasikannya partai ini, utamanya karena partai ini dianggap sarat dengan nuansa dinasti, hal tersebut mengingat Amien Rais menempati jabatan sebagai Majelis Syuro, sedangkan yang menjadi ketua umum adalah menantu Amien Rais sendiri, Ridho Rahmadi.
Selain itu, anak-anak Amien Rais, seperti Hanafi Rais, Hanum Rais, dan juga Baihaqy Rais juga disebut-sebut bakal ikut bergabung di partai ini.
Selain Amien Rais, memang belum banyak tokoh besar yang bergabung dengan partai ini. Satu-satunya yang mentereng mungkin hanya MS Kaban, Mantan Ketua Umum PBB yang sudah hengkang dari PBB pada 2019 lalu.
Kalaupun ada tokoh yang boleh dibilang cukup punya popularitas, mungkin hanya Neno Warisman dan Buni Yani (dan itu pun kita tahu, sejauh apa popularitas mereka).
Dengan kader yang sangat tidak “pop” seperti itu, tentu jalan bagi Partai Ummat (‘m’-nya dua) akan sangat terjal untuk bisa sukses di pemilu 2024 dan pemilu-pemilu selanjutnya.
Tak ada jalan lain bagi Partai Ummat (‘m’-nya dua) selain mencari bibit-bibit potensial untuk dijadikan kader. Tokoh-tokoh yang bisa menarik suara dan simpati masyarakat harus dibidik. Ingat, sekeren apa pun ideologi yang dicoba ditawarkan oleh Partai Ummat (‘m’-nya dua), ia akan tetap menjadi ruang hampa belaka bila tak ada yang memilih saat pemilu.
Nah, saya bersama Mojok Institute mencoba memberi masukan penting kepada Partai Ummat (‘m’-nya dua) terkait nama-nama yang bisa ditawari untuk ikut bergabung menjadi kader Partai Ummat (‘m’-nya dua) demi kesuksesan partai ini dalam menarik suara masyarakat. Namanya juga masukan, boleh dipertimbangkan, boleh tidak. Ini semata murni kepedulian dan perhatian saya serta Mojok Institute kepada sosok Amien Rais yang rasanya kami tiada tega melihatnya terus tampak “kalah” di usianya yang makin tampak tua dan lelah itu.
Ahmad Dhani
Ada banyak artis yang cukup obsesif dengan dunia politik, namun rasanya tak banyak yang seberpengaruh Ahmad Dhani. PKB pernah merasakan betapa dahsyatnya pengaruh Ahmad Dhani ini. Ahmad Dhani sukses menjadi magnet massa bagi PKB dan ikut mendongkrak suara PKB dalam pemilihan umum.
Bayangkan, pada pemilihan umum 2009, PKB hanya menempati peringkat ke 7 dengan perolehan suara hanya 5,1 juta alias 4,94 persen dari total suara. Pada pemilihan umum 2014, tahun di mana Cak Imin secara resmi meminang Ahmad Dhani sebagai juru kampanye nasional PKB, perolehan suara PKB naik pesat, menjadi 11,2 juta atau 9,04 persen. Naik dua kali lipat.
Nah, ini tentu bukti yang tak terbantahkan bahwa Ahmad Dhani layak dijadikan sebagai salah satu target utama pencarian kader Partai Ummat (‘m’-nya dua). Terlebih antara Amien Rais dan Ahmad Dhani pernah punya kemistri yang kuat saat keduanya sama-sama mendukung Prabowo.
Kalau perlu, sekalian jadikan Dhani sebagai kader potensial agar di masa depan ia bisa diusung sebagai calon wakil presiden mendampingi Amien Rais. Pasti bakal cocok. Pas kalau dijadikan brand pasangan: Raiso Dikandhani, alias Amin Rais dikancani Ahmad Dhani.
Mamah Dedeh
Kita semua paham, bahwa konstituen itu bukan hanya laki-laki, namun juga perempuan. Maka, perlu kader yang bisa menarik minat para perempuan untuk memilih Partai Ummat (‘m’-nya dua). Memang sih sudah ada Neno Warisman, namun rasanya, sosok Neno belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat luas. Butuh sosok perempuan yang lebih ngetop dan familiar.
Nah, dalam hal ini, Mamah Dedeh adalah pilihan yang pas. Ia bukan hanya dikenal secara luas, lebih dari itu, rekognisi namanya menembus jauh sampai ke level pengajian-pengajian dan majlis taklim ibu-ibu. Namanya terdengar sampai akar rumput yang paling rumput.
Tak terhitung berapa banyak ibu-ibu yang punya impian agar sekali saja dalam hidupnya bisa menjadi penonton di studio acara ceramah Mamah Dedeh di Indosiar.
Suaranya yang tegas dan perlawannya yang keras terhadap segala bentuk penindasan kepada perempuan adalah magnet tersendiri yang dimiliki oleh Mamah Dedeh.
Politisi pada umumnya mentok hanya bisa menawarkan gagasan, namun Mamah Dedeh lain, ia menawarkan kesempatan untuk curhat dan bahkan memberikan solusinya.
Deddy Corbuzier
Sebagai sosok mualaf, Deddy Corbuzier tentu saja saja sangat pas kalau masuk Partai Ummat (‘m’-nya dua). Deddy punya potensi yang besar untuk bisa mengenalkan Partai Ummat (‘m’-nya dua) kepada khalayak luas.
Dengan acara podcast yang ia miliki saat ini, Deddy tak bisa tidak merupakan sosok yang bisa memberikan jaminan popularitas instan terhadap apa saja. Hal itu pula yang bisa digali dari seorang Deddy jika ia berhasil direkrut menjadi kader Partai Ummat (‘m’-nya dua).
Nanti, dengan akses kepartaian yang ada, Amien Rais bersama Deddy bisa membikin konten-konten video bareng yang diharapkan bisa ikut mendongkrak popularitas Amien Rais dan juga Partai Ummat (‘m’-nya dua).
Bisa berupa dialog politik interaktif bertiga antara Deddy Corbuzier – Amien Rais – MS Kaban. Atau bisa juga siaran live pertandingan catur antara Amien Rais melawan Dewa Kipas alias Dadang Subur yang main nge-voor tanpa ster dan kuda.
Gofar Hilman
Setelah resmi resign dari Hard Rock FM, Gofar pastilah butuh tempat bermain dan belajar yang baru. Hal inilah yang bisa dimanfaatkan oleh Partai Ummat (‘m’-nya dua) untuk merekrutnya menjadi kader.
Kehadiran Gofar tentu bisa menjadi daya tarik utamanya bagi anak-anak muda. Jika nanti Gofar benar-benar menjadi kader Partai Ummat (‘m’-nya dua), niscaya akan ada banyak program-program wawancara menarik dari Partai Ummat (‘m’-nya dua) dengan narasumber-narasumber yang bermutu dan variatif bertajuk “Ngomat: Ngobrol bersama Partai Ummat”.
“Haloooo, Partai Ummat di sokin, jumpa lagi bareng gua, Gofar Hilman…”
Bayangkan, betapa dahsyatnya ambience Partai Ummat dengan Gofar Hilman sebagai kadernya.
Kalau biasanya acara perpisahan munas akbar diakhiri dengan lagu “Kemesraan ini janganlah cepat berlalu” selayaknya acara reuni Lemhanas, maka dengan sentuhan Gofar Hilman, acara-acara tersebut akan ditutup dengan lagu “Individu Merdeka”-nya Seringai.
Bayangkan juga, betapa pecahnya ketika suatu saat, Amien Rais akan berpose di depan kamera dengan menjepitkan jempolnya di antara jari telunjuk dan jari tengahnya sambil berteriak “Partai Ummat, Sekuuuuuut!!!”
BACA JUGA Wawancara Singkat Bersama Rengginang: Menggugat Guyonan Basi “Kaleng Khong Guan Isi Rengginang” Dan artikel AGUS MULYADI lainnya.