4 “Dosa” Penjual Cilok yang Sulit Dimaafkan Pembeli 

4 “Dosa” Penjual Cilok yang Sulit Dimaafkan Pembeli  Mojok.co

4 “Dosa” Penjual Cilok yang Sulit Dimaafkan Pembeli (wikipedia.org)

Saya suka jajan. Ada satu kalimat yang sering saya gunakan agar hobi saya ini terdengar keren: menggerakkan roda ekonomi. Tidak salah kan? Dengan jajan di pedagang kaki lima atau membeli camilan UMKM, saya turut menggerakkan ekonomi. Terlebih, saya jajannya sering lagi. Bukankah hobi yang terdengar mulia di tengah situasi ekonomi yang tak pasti? 

Salah satu jajanan favorit saya adalah cilok. Camilan asal Bandung ini sangat cocok di lidah saya. Teksturnya kenyal, rasanya gurih, dan mudah ditemukan di mana saja. Camilan “aci dicolok” yang hangat sangat cocok disantap saat musim hujan seperti sekarang ini.

Sayangnya, saya kerap mendapati pengalaman kurang menyenangkan ketika jajan cilok pinggir jalan. Pengalaman itu membuat saya ekstra hati-hati ketika hendak jajan. 

#1 Stok lama

Beberapa kali saya mendapati cilok yang sudah basi. Kemungkinan besar adonan aci itu rebusan dan kukusan lama, tapi selalu dihangatkan agar bisa dijual lagi. Meski wujudnya tampak baik-baik saja, dagangan yang sudah tidak segar tetap ada tanda-tandanya. Kekenyalannya berbeda dan sedikit berlendir di sisi luar. Ketika digigit, ada bau dan rasa yang aneh, biasanya agak masam. Soal warna, cilok basi biasanya berwarna lebih pucat. 

Kalau kalian mendapati cilok seperti tanda-tanda di atas, sebaiknya jangan dikonsumsi. Bukan tidak mungkin bisa menyebabkan persoalan perut setelahnya. 

#2 Cilok belum matang

Bagi kalian yang belum tahu, camilan asal Bandung ini berbentuk bulat seperti bakso. Bahan utamanya adalah tepung tapioka yang dicampur tepung terigu dan berbagai bumbu. Kemudian, di bagian tengahnya diisi dengan daging sapi atau tetelan dagings sapi.

Bisa dibayangkan, sebagian besar camilan ini terdiri dari tepung. Itu mengapa, sangat menyebalkan kalau bagian tepungnya belum matang. Teksturnya jadi rusak, serasa makan bundelan tepung. Padahal tekstur memainkan peran penting pada camilan satu ini. Seenak apapun rasa ciloknya, kalau teksturnya kurang kenyal atau belum matang, cilok jadi kurang berkesan.

Baca halaman selanjutnya: #3 Isi cilok …

#3 Isi cilok cuma secuil

Ini “dosa” yang paling sering saya temui dari penjual cilok. Banyak penjual yang pelit isian. Jadi cilok yang berbentuk bulat seperti bakso itu biasanya punya isian. Saat ini ada berbagai macam pilihan, tapi isian yang paling populer atau standar adalah daging atau tetelan sapi. 

Saya paham, harga daging sapi itu lumayan mahal. Dan, kalau isinya kebanyakan, bukan tidak mungkin harga jual cilok yang terkenal murah meriah itu bisa merangkak naik. Tapi, itu bukan berarti isian cilok benar-benar cuma secuil dong. Bahkan, terkadang pembeli sampai tidak bisa merasakan isiannya, saking sedikitnya daging sapi yang dimasukkan dalam cilok. 

Asal tahu saja, keberadaan daging sapi sebagai isian menambah kenikmatan ketika mengunyah cilok yang yang kenyal itu. Rasa dan teksturnya jadi lebih “kaya”.

#4 Bumbu tidak enak

Cilok biasanya dijual bersama dengan berbagai bumbu. Biasanya ada kecap, sambal, saus. Selain tiga bumbu cair itu, penjual juga menyediakan bumbu gurih yang menambah kekayaan rasa. 

Persoalannya banyak penjual luput memastikan bumbunya enak. Tidak jarang saya mendapati kecap yang terlalu manis. Pernah juga sambal dan saus yang sudah asam, tanda tidak segar. Sangat disayangkan sebenarnya, cilok yang rasa dan teksturnya enak itu bercampur dengan bumbu yang kurang segar. Kenikmatannya pun berkurnag. 

Di atas beberapa “dosa” penjual cilok yang sulit dimaafkan pembeli. Tulisan ini tentu tidak bermaksud menyerang semua penjual ya. Ada juga kok penjual cilok yang rasanya enak, teksturnya kenyal, bumbunya segar. Dan, semuanya konsisten dari waktu ke waktu. Salah satunya Cilok dan Batagor Mang Heri UII Jogja yang jadi langganan saya dan teman-teman. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Toko Kaset Popeye hingga Djendelo Koffie, 5 Tempat di Jogja yang Saya Harap Buka Kembali dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Exit mobile version