[MOJOK] “Untuk menjadi pelaku cliff jumping yang kaffah, yang Anda butuhkan hanya kolor dan keberanian! Sungguh olahraga murah yang berfaedah!”
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi di hari Sabtu ketika para anggota Nabire Cliff Jumping bergegas menuju Sungai Pepaya. Tempat cliff jumping andalan mereka ini terletak 23 kilometer sebelah selatan pusat kota Nabire, Papua.
Sungainya cukup dalam, pepohonan rindang, dan air pegunungan yang sejuk merupakan kombinasi yang seksi bagi pecinta olahraga murah meriah ini. Dan yang paling menyenangkan adalah tidak perlu membayar tiket masuk atau biaya parkir. Gratis!
Setelah memarkir kendaraan dan meletakkan barang-barang, satu per satu, personil Nabire Cliff Jumping mulai menyelami sungai untuk memastikan kedalaman aman.
Sebagai informasi tambahan, kedalaman aman bagi cliff jumper, minimal 4 meter untuk ketinggian lompat 10 meter.
World High Diving Federation (WHDF) sendiri menyarankan beberapa hal untuk kondisi tertentu. Untuk ketinggian lompat di atas 20 meter, kedalaman aman yang dianjurkan adalah 13 hingga 15 meter. Seorang cliff jumper juga disarankan melompat ke air yang jernih. Tujuanya adalah untuk menghindari batu karang, kayu, dasar air, dan ikan.
Ini yang paling penting: harus selalu ada tim penyelam untuk ketinggian lompat di atas 20 meter. Tentunya demi keamanan seorang cliff jumper. Mekipun termasuk olahraga murah, low budget, tapi keselamatan adalah hal mutlak!
Nah, kembali ke Sungai Pepaya…
Perlahan, kami mendaki tebing setinggi hampir 18 meter. Kaki gemetaran. Napas terengah-engah. Sorakan kawan-kawan lain di tepi sungai di kaki bukit terbawa angin sampai di telinga kami, membuat jantung salah satu kawan saya yang bernama Kawowo berdegup sangat kencang.
Setelah 10 detik menenangkan diri lewat beberapa tarikan napas dalam, satu keputusan besar pun diambil…
3, 2, 1, Send it! (aba-aba cliff jumper khas YouTuber Amerika).
Kawowo melakukan lompatan gainer (melompat ke depan sambil berputar ke belakang) bagaikan seekor kadal terbang. Dan…Splash! Tubuhnya mendarat sempurna di air sungai dengan posisi kaki terlebih dahulu. Jembatan kayu di tebing setinggi 18 meter itu berhasil ia taklukkan.
Teman-teman yang lain pun bersorak kegirangan seraya bertepuk tangan. Lompatan pembuka dari Kawowo itu membakar semangat teman-temannya yang tak mau kalah untuk melompat. Keseruan itu pun berlangsung hingga sore hari.
Ah, betapa kita mesti bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas nikmat olahraga murah ini. Dan juga bersyukur kepada Raja Kahekili, Raja Hawaii yang konon mempelopori olahraga ini pada abad ke-18 di Pulau Lanai, Hawaii.
Konon, beliau menerjunkan dirinya ke laut dari tebing setinggi 20 meter, diikuti oleh para prajuritnya sebagai bukti kesetiaan mereka. Salut!
Hal ini menjadikan cliff jumping sebagai olahraga ekstrem tertua di dunia. Selain tertua, cliff jumping adalah olahraga ekstrem paling murah di dunia, tapi menurut penulis, sih. Kok bisa?
Cliff jumping tidak membutuhkan fasilitas infrastruktur arena. Mengapa? Arena olahraga murah ini pada umumnya dilakukan di ekosistem alami. Misalnya, air terjun, danau, sungai, laut, dan telaga. Walaupun terkadang cliff jumping dilakukan di kolam renang seperti saudara dekatnya, high diving, atau di bendungan buatan manusia.
Cliff jumping sejatinya tidak memerlukan perlengkapan atau seragam khusus. Anda tidak perlu menggunakan alas kaki (walaupun beberapa cliff jumper biasanya memakai sepatu). Bahkan, Anda bebas mengenakan pakaian apa saja yang Anda mau.
Bagi kaum adam, satu-satunya pakaian yang perlu Anda kenakan hanyalah celana kolor. Jangan pakai celana kain, nanti dikira PNS telat apel pagi dan malah piknik.
Itu jika Anda masih punya malu. Jangan salah, tanpa sehelai benang pun, alias telanjang bulat, Anda tetap bisa melompat gaya bebas dari ketinggian tertentu. Coba ketik kata kunci “nude cliff jumping” di YouTube. Hehe~
Jadi, tak perlu pakaian seharga ratusan ribu rupiah, tak perlu sepatu seharga jutaan rupiah, apalagi arena seharga miliaran rupiah. Cukup dengan pakaian di badan ditambah ongkos bahan bakar kendaraan menuju lokasi cliff jumping, Anda sudah bisa menikmati olahraga ekstrem pemacu adrenalin ini.
Kecuali Anda sanggup berjalan kaki ke lokasi cliff jumping dan sudi mencoba “nude cliff jumping”, maka boleh jadi biaya olahraga ini adalah 0 rupiah. Murah meriah!
Namun tetap, pada dasarnya, cliff jumping juga sama seperti olahraga lain, yaitu punya risiko cedera.
Perhitungkan selalu lompatan dan pendaratan Anda dengan matang dan jangan memaksakan diri melebihi kemampuan. Karena ada sesuatu yang sangat mahal dan tak ternilai harganya dalam olahraga minim biaya ini, yaitu keselamatan. Oh iya, Anda wajib bisa berenang.
Walaupun belum sepopuler olahraga-olahraga lainnya di dunia, percayalah, cliff jumping akan memberi Anda banyak manfaat.
Bagaimana tidak, untuk menemukan arenanya saja, Anda harus “piknik” ke situs wisata alam yang keren. Bayangkan, berwisata sambil berolahraga fisik dan mental. Tubuh jadi rileks dan bersih berkat dibasuh segarnya air.
Masih pula ditambah bonus hasil foto dan rekaman video yang keren yang bakal bikin Anda tambah eksis di media sosial. Manfaat mana lagi yang akan Anda dustakan my lov?
Bagaimana? Sudah menemukan spot cliff jumping di sekitar daerah Anda? Datangilah. Tapi jangan beritahu Mamamu. Nanti mamamu ketakutan. Hehe~
Nah, supaya tahu asyiknya memacu adrenalin lewat cliff jumping, silakan simak video dari kanal Youtube saya di bawah ini. Selamat berolahraga!