MOJOK.CO – Kok bisa Honda Vario 150 dianggap motor yang boros bensin? Buat yang ngerasa gitu, silakan baca tips dari saya.
Baru-baru ini saya menemukan ada seseorang yang mengeluh Honda Vario 150 miliknya itu boros bensin. Setelah saya pikir lagi, saya malah makin heran dan bertanya, “Kok bisa Honda Vario 150 boros, sih?”
Berkaca dari Honda Vario 150 milik saya saja, per liter, bisa menempuh 57 kilometer. Masak, sih, Vario 150 bisa boros?
Jangan-jangan itu konspirasi untuk menurunkan harga jual kembali Honda Vario 150? Ah nggak, lah. Masa ada orang kurang kerjaan macam tuh? Yah, lantaran heran yang menyelesaikan masalah, saya anggap ucapan seseorang itu benar adanya. Ternyata, motor-yang-seharusnya-irit itu bisa boros juga.
Nah, atas dasar itu, saya ingin sekali berbagi tips berkendara. Supaya seluruh pengendara Honda Vario 150 bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar dan waktu. Mari.
1. Mesin harus prima.
Baru bulan lalu saya membeli Honda Vario 150. Masih mulus, meski statusnya motor bekas. Saya baca rata-rata konsumsi bahan bakarnya di angka 55 kilometer per liter saat serah terima pembelian. Berbekal pengalaman, saya optimis bisa melampaui rekor tersebut. Akhirnya, saya reset rata-rata konsumsi bahan bakar yang tertera di layar speedometer.
Tapi, bukannya mendapatkan angka yang lebih besar, justru saya hanya mampu meraih angka 45 kilometer per liter. Wah, apa ada yang salah, nih?
Tak berselang lama, motor saya terasa brebet di RPM rendah ketika awal jalan. Mulai saat itu saya curiga ada yang aneh dengan Honda Vario 150 yang baru saya beli. Padahal, motornya baru saja diservis besar-besaran. Ada invoice dari Ahass sebagai buktinya.
Satu hari berlalu, motor tersebut tidak kuat di-starter. Ternyata ini yang menyebabkan motor saya brebet di awal jalan dan boros; yaitu masalah baterai dan teman-temannya!
Setelah ganti baterai, brebet pun hilang sebab pompa bensin sudah mampu memasok bensin ke injektor dengan volume tepat. Tarikan Honda Vario 150 menjadi halus bak kulit bayi. Dalam waktu satu minggu perjalanan PP Jogja ke Klaten setiap hari, saya bisa mengubah rata-rata konsumsi bahan bakar menjadi 57 kilometer per liter!
Jadi, intinya, kesehatan Honda Vario 150 itu menentukan seberapa besar konsumsi bahan bakarnya. Jangan lupa servis dan pastikan mesin tetap prima.
2. Hindari kemacetan.
Untuk beberapa kondisi, mesin Honda Vario 150 yang prima saja tidak menjamin bahan bakar tetap irit. Setelah melakukan pengamatan di lapangan, saya menemukan unsur kemacetan itu bakal sangat berpengaruh. Yah, ini teori yang sudah umum, bukan?
Oleh sebab itu, kita harus pintar-pintar memilih rute. Usahakan memilih rute yang minim hambatan seperti kemacetan, lampu merah, polisi tidur, keramaian, perkotaan, bahkan kecepatan angin.
Untuk rute Jogja-Klaten sendiri, sih, tidak terlalu banyak polisi tidur. Lha wong jalan provinsi. Namun, Honda Vario 150 kita bakal sulit menghindari lampu merah, keramaian, dan kecepatan angin! Hampir sepanjang jalan mulai dari patung orang bertenun di depan RSI Klaten sampai Ring Road Barat Jogja senantiasa berangin.
Jadi, penentuan kapan waktu berangkat dan pemilihan rute di jam-jam tertentu akan sangat berpengaruh. Saya sarankan jalan ketika pagi buta saja.
3. Pakai bensin beroktan tinggi.
Selanjutnya, perhatikan kualitas bensin. Untuk Honda Vario 150, saran saya, selalu pakai bensin minimal RON 92. Hal ini akan sangat berpengaruh pada tenaga mesin.
Seperti yang diketahui, Honda Vario 150 menggunakan transmisi berjenis CVT. Artinya, performa motor sangat bergantung pada tenaga mesin. Semakin besar tenaga yang dihasilkan, CVT akan semakin kencang menyalurkan tenaga ke roda.
Mengapa bisa demikian? Asal tahu saja, semakin bagus kualitas bensin, konsumsi bahan bakar pasti akan lebih efisien. Istilahnya: kalau pakai bensin bagus, nggak perlu menarik tuas gas dalam-dalam, Honda Vario 150 bakal tetap bisa lari.
Mereka yang terbiasa ngegasnya pelan pasti tahu bedanya. Jika ingin efisien waktu dan bensin saat berkendara, ya kualitas bensin salah satu kuncinya.
4. Cerdas memainkan gas dan rem.
Untuk menghadapi rute Jogja-Klaten, memang diperlukan pemahaman yang mendetail terkait kondisi jalan dan kepadatan pengguna jalan. Pahami kecepatan aman Honda Vario 150 ketika melintas jalan tersebut. Hal ini berguna untuk menghindari pemakaian rem terlalu sering dan memaksimalkan gaya dinamis.
Misal dari Trucuk ke Klaten Kota, dengan kondisi jalan yang banyak lubang kecil di aspal yang halus, Honda Vario 150 enak main di kecepatan 45 sampai 60 kilometer per jam. Sementara jika sudah masuk jalan besar, kecepatan aman dan nyaman di angka 70 sampai 90 kilometer per jam.
Meski Honda Vario 150 bisa diajak lari sampai 120 kilometer per jam, sebaiknya kebiasaan itu segera ditinggalkan. Rute Jogja-Klaten maupun sebaliknya itu termasuk jalanan yang padat dan banyak “menyediakan” lampu merah.
Percuma jalan dengan kecepatan tinggi kalau nggak lama kemudian harus betot tuas rem dalam-dalam menjelang lampu merah. Ingat, kamu bukan peserta drag race. Sudah bensin kebuang banyak, tapi jarak yang ditempuh segitu doang. Rugi, lah.
Kebiasaan ngebut juga malah bikin kamu rugi waktu. Ingat, dari posisi berhenti, untuk mencapai kecepatan 70 kilometer per jam, Honda Vario 150 butuh waktu. Sementara itu, kendaraan yang masih melaju, walau pelan, akan mampu lebih cepat dalam menaikkan kecepatan. Gimana, paham nggak?
Gini. Menurut saya, lebih enak mempertahankan kebiasaan kecepatan 70 kilometer per jam sambil berusaha menghindari terjebak lampu merah. Kalau harus berhenti di lampu merah, usahakan berhenti dengan cara memanfaatkan engine brake, bukan rem utama. Berdasarkan pengalaman saya, kecepatan aman Honda Vario 150 untuk gaya berkendara seperri itu ya 70 sampai 90 kilometer per jam.
Angka tersebut memang nggak saklek. Ada kalanya perlu nambah kecepatan ketika mau mendahului. Ada kalanya perlu menurunkan kecepatan ketika terjadi penumpukan pengendara. Intinya, jangan takut ngegas dalam-dalam, asal pakai logika. Ngerem juga nggak salah, asal sesuai kebutuhan.
Semua itu perlu dilakukan guna meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar dan waktu. Modal memanfaatkan gaya dinamis kendaraan dan mengurangi pemakaian rem utama saya pikir akan menjadi budaya berkendara yang sangat efisien.
5. Perhatikan display informasi di speedometer.
Kalau kamu bingung, perhatikan saja layar informasi di speedometer. Di sana ada diagram yang menunjukkan rata-rata konsumsi bahan bakar setiap mesin menyala. Diagram itu akan selalu bergerak sesuai gaya berkendara kamu.
Nah, amati bagaimana cara menghemat bensin tapi kecepatan berkendara juga tetap maksimal. Dengan cara itu, kamu akan terbiasa berkendara dengan efisien.
Bonus: Tiru gaya saya.
Kebiasaan saya: gas dalam, lalu turunkan perlahan ketika motor sudah kencang. Dengan demikian, konsumsi bahan bakar Honda Vario 150 berkurang, tapi kecepatan masih cukup tinggi karena memanfaatkan gaya dinamis. Sesekali gas lagi agak dalam sambil memperkirakan kapan harus berhenti tanpa memainkan rem utama.
Kalau dari jauh kelihatan lampu merah atau kemacatan, saya nggak segan untuk melakukan engine brake sambil menunggu lampu hijau atau kemacatan terurai. Lalu gas pelan lagi, ngacir lagi!
Cara seperti itu tentu lebih efisien waktu dan bensin ketika mengendarai Honda Vario 150. Silakan buktikan sendiri.
BACA JUGA NMAX vs PCX, Perdebatan yang Tak Ada Gunanya, karena Pemenangnya Honda Vario 125 dan ulasan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.
Penulis: Erwin Setiawan
Editor: Yamadipati Seno