ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Otomojok

Suzuki Titan Sempurna berkat Knalpot Racing Purbalingga

Sebuah knalpot racing buatan Purbalingga menambal satu-satunya kekurangan Suzuki Titan.

Mita Idhatul Khumaidah oleh Mita Idhatul Khumaidah
1 Februari 2022
0
A A
Suzuki Titan Sempurna berkat Knalpot Racing Purbalingga

Ilustrasi Suzuki Titan (mojok.co/ega fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Teman-teman kerja yang baik hatinya itu membikin sebuah anekdot mengenai saya. Mereka bilang ada cara mudah bagi orang asing untuk menemukan saya di antara seratus ribu penduduk Kota Cepu. Pertama, duduklah di pinggir sembarang jalan, lebih bagus bila di dekat lampu merah. Kedua, pindailah semua pengendara motor bertubuh mungil dan berjilbab. Ketiga, jika sudah ketemu, pastikan motor yang ditungganginya adalah Suzuki Titan berkelir biru dengan knalpot racing.

Anekdot itu bikin saya mangkel, tapi kebenarannya tidak bisa disangkal. Cewek berjilbab memang ada banyak di Cepu, tapi populasi cewek penunggang Titan, apalagi berknalpot brum, amatlah langka. Sangat langka sampai-sampai saya layak dibuatkan suaka margasatwa.

***

Motor harian saya memang Suzuki Titan lansiran 2011. Seperti yang pernah saya ceritakan di tulisan ini, Titan 2011 bukanlah motor pertama saya, bukan juga yang terakhir. Namun, saya kadung jatuh hati dengan motor ini setelah Jupiter-Z membuktikan dirinya tak sanggup saya ajak hidup susah.

Singkatnya, setelah melego si ganteng yang suka rewel tersebut, keluarlah Titan dari pertapaannya untuk mengajarkan kepada dunia mengenai mesin Jepang yang sebenarnya. Ia seperti mengerti majikannya ini orang yang teledor merawat motor, ditambah dengan bangkrutnya bengkel resmi Suzuki di kota ini. Seumur-umur saya miliki, Suzuki Titan tersebut tak pernah merajuk.

Meski begitu, motor ini bukan tanpa kekurangan. Dibandingkan rival-rival sekelasnya, Titan punya knalpot yang lebih bapuk. Entah kenapa, ia gampang banget keropos. Ini mungkin ada hubungannya dengan idealisme khas Suzuki. Karena semua biaya produksi difokuskan pada mesin, perintilan lain kemudian dilupakan. Desainernya mungkin dibekali komputer yang hanya mampu membuka Microsoft Paint, sementara insinyur metalurginya cuma dibekali stok tutup Khong Guan.

Alhasil, dalam dua tahun pemakaian, knalpot Titan ini telah keropos di sana-sini, membuat tenaga mesin yang sudah kecil jadi tambah loyo. Suaranya pun menjengkelkan: ia tak lagi berbunyi putputputput, melainkan bopbopbopbop.

Saya hendak menggantinya dengan knalpot orisinal, tetapi empat ratus ribu hanya untuk silencer membuat saya mengurungkan niat. Pipa knalpotnya juga perlu diganti, dan saya mesti menyiapkan dana hampir delapan ratus ribu saat itu, nyaris separuh gaji sebulan.

“Ganti saja dengan knalpot aftermarket, lebih murah dan mantap,” saran Seto, satu-satunya mekanik bengkel Suzuki tempat saya bekerja, sembari mengacungkan jempol.

Saya menyerahkan tiga ratus ribu rupiah kepada Seto, dan lima hari kemudian uang tersebut berubah menjadi sebuntal paket. Kami membukanya saat jam makan siang, dan tampaklah mahakarya itu: sebuah knalpot Yoshimura, asli Purbalingga.

Seto pula yang memasang knalpot baru itu ke Suzuki Titan saya. Ketika dia sudah merampungkan tugasnya dan menyalakan mesin, apa yang saya dengar membuat saya paham mengapa jarang pensiunan polisi yang jadi seniman: mereka selama ini memusuhi suara estetis yang berseliweran di jalanan.

Dengarkanlah suara knalpot baru Titan saya itu. Brumbrumbrumbrum, begitulah bunyinya. Merdu dan nge-bass sekali, seolah ada Bondan Prakoso terjepit di silencer-nya. Ketika gasnya saya puntir lebih dalam, pekikan knalpot itu mirip suara tenor Christopher Abimanyu. Indah sekali.

Saya jatuh cinta kepada knalpot baru itu sejak dentuman pertama, dan sebagaimana kekasih yang sedang kasmaran, saya mengajaknya berkeliling kota sore itu juga, hanya untuk mendapati ujian perdana cinta kami: cegatan polisi.

Empat orang polisi berdiri di pertigaan jalan, tetapi sudah tak ada waktu bagi saya putar balik. Salah satu dari mereka menghampiri dengan ekspresi seseorang yang di kepalanya sibuk menyusun surat tilang.

Dia menghormat, saya malah bergidik ngeri. “Selamat sore, Mbak, bisa lihat SIM dan STNK-nya?” Tangan saya tremor ketika menyerahkan surat-surat itu kepadanya, dan dia menatap saya dan SIM bergantian dengan dahi berkerut. Walaupun foto saya pada SIM itu penuh jerawat dan berjilbab mencong, tapi itu benar-benar saya—salah petugas SIM-nya yang tak mengizinkan saya memakai koleksi foto selfie.

Tiga abad kemudian, atau begitulah yang saya rasakan saat itu, dia mengembalikan SIM dan STNK saya sebelum berkata, “Terima kasih, Mbak. Silakan melanjutkan perjalanan.” Saya berlalu secepat mungkin sebelum dia berubah pikiran.

Itulah inisiasi perdana cinta kami, dan lolosnya saya dari jerat tilang membuktikan bahwa ikatan saya dengan knalpot Suzuki Titan berkelir biru itu telah direstui semesta dan Korps Bhayangkara. Memang benar bahwa beberapa tetangga ultra-konservatif kerap mendelik tiap kali saya lewat, tapi setiap kisah asmara selalu butuh tokoh antagonisnya, bukan?

Saya tak pernah mengganti knalpot lagi sejak saat itu. Ketika saya menikah dan mesti pindah ke Cepu, motor Titan itu berada di urutan pertama dalam daftar barang yang saya boyong, dan sampai sekarang ia tetap menjadi tunggangan utama walau motor-motor yang lebih anyar datang menghuni garasi rumah.

***

Usia mengubah selera, atau gampangnya begitu. Saya tidak lagi muda. Tahun ini digit usia saya menjadi 32, sedangkan knalpot racing Titan itu bakal membleyer tujuh lilin ulang tahunnya. Kini saya rasakan suara knalpotnya tak seempuk di masa bulan madu kami. Masih nge-bass sih, tapi belakangan suaranya membuat saya penat, seolah saya dipaksa duduk di acara pensi untuk mendapati band bocah SMA yang kelewat antusias.

Saya juga kembali memikirkan anggapan orang-orang. Mereka berharap seorang pengajar yang berjilbab memancarkan aura kewibawaan dan intelektualitas. Di atas Titan dengan knalpot racing ini, konon saya lebih mirip joki balap.

Maka, keputusan saya sudah bulat: knalpot racing Titan itu harus diganti. Saya kini punya cukup uang untuk membeli knalpot aslinya. Andai knalpot asli Titan sangat langka sampai-sampai memaksa saya membuat rencana alternatif, saya masih punya cukup uang untuk memboyong Titan bekas, yang akan saya preteli knalpotnya sebelum saya kirim sisa motornya ke loakan.

Seharian penuh saya berselancar di Tokopedia demi mencari barang yang saya incar. Setelah menyetor sejumlah uang, datanglah barang yang saya tunggu itu empat hari kemudian.

Singkat cerita, kini Titan saya punya knalpot baru. Mereknya Akrapovic, asli Purbalingga.

BACA JUGA Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja? dan tulisan Mita Idhatul Khumaidah lainnya.

Penulis: Mita Idhatul Khumaidah
Editor: Prima Sulistya

Terakhir diperbarui pada 1 Februari 2022 oleh

Tags: knalpot racingpurbalinggasuzukisuzuki titan
Iklan
Mita Idhatul Khumaidah

Mita Idhatul Khumaidah

Staf pengajar dan pelapak daring paruh waktu, ibu rumah tangga penuh waktu.

Artikel Terkait

Yamaha Mio, Matik Terbaik Pembunuh Dominasi Supra Bapak MOJOK.CO
Otomojok

Mengenang Yamaha Mio, Seri Skutik Yamaha Terbaik yang Mengalahkan Dominasi “Supra Bapak” tapi Kini Semakin Terlupakan

21 Maret 2025
Suzuki, Tinggalkan Obsesi Aneh Itu, Tiru Honda dan Yamaha! MOJOK.CO
Otomojok

Obsesi Aneh Awet Sampai Kiamat Bakal Membunuh Suzuki. Maka, Saatnya Suzuki, Meniru Sisi Gelap Honda dan Yamaha

18 Januari 2025
kaum ngapak
Ragam

Orang Ngapak Melawan Rasisnya Warga Jakarta: ‘Bukan Dielek Ndeso, Aneh, Keras, Apalagi Bahasa Alien’

17 Januari 2025
sopir wisuda ugm.MOJOK.CO
Ragam

Para Sopir Saksi Perjuangan Orang Tua Nabung Sewa Mobil Demi Hadir Wisuda UGM, Anaknya Kuliah Berkat Beasiswa

21 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah UNY terancam DO. MOJOK.CO

Nyaris Drop Out karena Terhambat Profesor yang Menyebalkan Saat Skripsi, Akhirnya Raih Gelar S1 Ilmu Sejarah di Semester 14

10 Juni 2025
Ditolak kampus unair dan sukses di UPN Veteran Jawa Timur berkat briket arang. MOJOK.CO

Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan

13 Juni 2025
Orang Kebumen pertama kali ke Jepang, bingung perkara toilet MOJOK.CO

Orang Kebumen Pertama Kali Nginep di Jepang: Bingung Cara Pakai Toilet sampai Cebok Pakai Botol Air

14 Juni 2025
Jadi driver Gojek buat cari duit malah tekor terus kena order fiktf, hidup tertolong promo MOJOK.CO

Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo

13 Juni 2025
Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta MOJOK.CO

Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta

11 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.