Suzuki Fronx bukan anak tiri, tapi masih dianggap kerabat jauh
Suzuki menjual Suzuki Fronx dalam beberapa varian. Yang paling mendasar pakai mesin lama K15B, sementara yang lebih tinggi pakai mesin K15C mild-hybrid yang lebih modern. Model hybrid-nya ini pakai teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang lebih irit dan lebih ramah lingkungan.
Dan semua ini dirakit di Cikarang. Iya, CIKARANG. Bukan Delhi. Bukan Gujarat. Tapi tetap saja, ada orang yang nyeletuk, “Tapi desainnya India banget, ya.”
Desain India? Lah, apa desain Jepang sekarang harus semua mirip Alphard dan HR-V? Selera pasar beda-beda dan India bukan negara sembarangan dalam urusan desain.
Mobil-mobil mereka justru fungsional, sederhana, dan hemat bahan bakar. Kalau desain Suzuki Fronx dibilang aneh, coba bandingkan sama wajah depan Mobilio generasi pertama. Mending mana?
Mobil Suzuki yang malah Laris manis di Jepang
Kenyataan paling pahit adalah orang Jepang percaya sama mobil ini, tapi kita malah curiga. Di Jepang, mobil Suzuki ini menjadi salah satu SUV kompak terlaris. Bahkan menjadi pilihan alternatif buat mereka yang pengin mobil hemat tapi tetap gagah.
Dan ironisnya, yang dijual di Jepang itu impor dari India, bukan rakitan lokal kayak di sini. Jadi, Suzuki Fronx yang dipuji-puji di Jepang itu justru versi yang katanya “bau kari” tadi.
Lalu pertanyaannya. Kalau orang Jepang aja percaya, kenapa kita masih sibuk nyinyir?
Jawaban simpelnya: trauma.
Trauma itu memang tidak sederhana. Apalagi kalau sudah menyangkut mobil. Terutama bagi mereka yang niat ambil mobil Suzuki ini dengan cicilan 5 tahun. Susah dan payah menyisihkan uang untuk cicilan, eh nggak mampu beli kursi makan untuk rumahnya.
Fiturnya nggak kaleng-kaleng
Buat kamu yang doyan ngomongin value, Suzuki Fronx ini bukan kaleng-kaleng. Mobil Suzuki ini sudah pakai LED headlamp, rem ABS+EBD, MID digital, kontrol stabilitas, sampai fitur keselamatan aktif seperti lane departure warning dan adaptive cruise control di varian SGX.
Dan jangan salah, mobil ini bukan cuma nyaman dikendarai, tapi juga irit. Beberapa reviewer mencatat konsumsi bensinnya bisa tembus 17-19 km/l.
Jadi kalau kamu tinggal di pinggiran Jakarta dan kerja di Sudirman, Suzuki Fronx ini bisa jadi penyelamat dompet dan punggung. Bahkan bisa jadi pelindung relasi rumah tangga. Bensin hemat, istri senang.
Musuh terbesar Suzuki Fronx adalah nama dan asumsi
Fronx. Nama ini memang agak susah dijual. Kurang nge-brand. Bahkan terasa kurang meyakinkan. Apa ya, mungkin juga kurang “Indonesia”. Apalagi nggak keren kalau dijadikan username Tinder.
Tapi, menurut saya, justru di situ poinnya. Jadi, Suzuki Fronx ini bukan buat kamu yang pengin pamer nama. Ini mobil buat kamu yang tahu bahwa SUV bukan cuma soal bodi kekar, tapi kenyamanan dan efisiensi.
Mobil Suzuki yang satu ini kayak orang baik yang nggak punya followers, tapi tiap hari rajin bantu tetangga. Cuma karena dia nggak pernah posting “#blessed” di Instagram, jadi dianggap nggak keren. Tapi dialah yang akan tetap di situ saat semua teman lainnya sibuk live TikTok.
Kesimpulan yang tidak terlalu serius
Di negara tempat mobil Xenia bisa dibikin travel dan Avanza dianggap mobil segala umat, Suzuki Fronx sebetulnya punya peluang. Ia bisa menjadi alternatif logis buat mereka yang cari SUV kompak dengan harga terjangkau, fitur lengkap, dan konsumsi BBM bersahabat.
Tapi, mobil Suzuki satu ini harus berjuang lebih keras karena membawa beban warisan sejarah. Sejarah mobil-mobil India yang dicap “murahan” padahal belum tentu jelek. Sejarah stigma yang ditanam terlalu dalam oleh netizen 280 karakter.
Tugas Suzuki sekarang bukan cuma jualan, tapi juga menyembuhkan persepsi publik. Dan buat kita, tugasnya cuma satu, yaitu jangan terlalu cepat nge-judge. Apalagi cuma dari desain lampu atau asal negara perakitan.
Siapa tahu, mobil yang kamu anggap “biasa” justru satu-satunya yang mau nemenin kamu pulang malam, lewat jalan rusak, dan tetap irit tanpa banyak mengeluh.
Dan hei, bukankah itu definisi pasangan ideal?
Penulis: Alan Kurniawan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Suzuki Fronx Versi Indonesia: Jauh Melampaui India, Negara yang Jadi “Anak Emas” Suzuki dan catatan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.