Kastanya sebagai kelas menengah
Kijang Innova Zenix memiliki kasta yang jelas sebagai mobil kelas menengah. Kapasitas mesin yang lebih besar dari LMPV dan LSUV di 2000 cc dengan keberadaan varian hybrid membuatnya lebih bertenaga ketika diajak berlibur melalui rute menanjak.
Tidak hanya kapasitas mesin yang jelas menunjukkan kelasnya, tetapi harga seluruh variannya konsisten di atas Rp400 juta. Makanya lumayan bisa digunakan untuk pamer, lah. Berbeda dengan Hyundai Creta, ibu saya selalu ingat bahwa dia punya varian yang tidak lebih mahal dari Avanza Veloz atau Xpander Cross.
Nyaman digunakan di jalan bergelombang dan sanggup melibas banjir
Sama seperti generasi Kijang Innova sebelumnya, Zenix sanggup melibas jalan-jalan berlubang nan bergelombang. Melewati banjir juga mampu.
Maklum, pinggiran ibu kota dan sekitarnya masih ada saja jalan tak mulus. Makanya lebih rawan genangan air ketika hujan. Ground clearance Innova Zenix setara LMPV membuat penumpang tetap duduk nyaman tanpa membuat mereka harus merasakan gejolak di jalan sekaligus juga tidak limbung.
Varian bensin Innova Zenix biasa sudah cukup irit, rasanya tidak perlu varian hybrid
Dengan mesin besarnya itu, Innova Zenix masih lebih irit konsumsi bensinnya. Setidaknya dari Wuling Almaz. Isu bensin boros di Innova Reborn yang terselesaikan membuat kita tidak perlu lagi memburu varian diesel. Tidak perlu ribet mencari Pertamina Dex, tidak perlu sedih melihat harganya yang lebih mahal dari Pertamax, suara mesinnya juga lebih senyap.
Sama seperti kebanyakan mobil hybrid di kelasnya, baterai Innova Zenix varian hybrid terisi ketika mobil mengerem. Selain kapasitasnya kecil sehingga tidak bisa diandalkan berjalan lebih jauh dari 1 kilometer dalam mode EV, pengujian nyata oleh para penggunanya menunjukkan batas kecepatan penggunaan baterai yang lebih rendah.
Ketika kecepatan melampaui 40, bukan 60 kilometer per jam, mesin bensin sudah bekerja sendiri. Dalam kondisi diam karena lalu lintas belum bergerak kembali, dia akan cenderung sepenuhnya ditenagai oleh bensin alias tidak seperti mesin hybrid Suzuki.
Sistem hybrid Innova Zenix membuatnya tidak bisa dinyalakan ketika baterai rusak, sekalipun mesin bensin berfungsi normal. Kecuali jika mobil cenderung dipakai dengan kecepatan rendah sampai menengah di dalam kota, dalam kondisi stop and go, dan durasi berhentinya tidak lama-lama amat, varian bensin sudah cukup daripada memberatkan biaya awal dan operasional untuk naik kelas ke varian hybrid.
Rekan-rekan saya yang sehari-hari banyak berkelana di jalan tol dan memilih jalan lancar sehingga bisa memacu kecepatan lebih tinggi. Pilihannya jatuh ke varian bensin biasa.
Tidak perlu banyak-banyak fitur jika tidak terpakai
Seminim-minimnya fitur dari varian terendah Innova Zenix, mobil ini masih memiliki pendukung keamanan dan kenyamanan yang cukup lengkap. Apalagi mengingat fitur terlengkap ada di varian bermesin hybrid, saya yang lebih memilih varian bermesin bensin biasa rasanya tidak akan mengejar fitur-fitur yang tidak banyak terpakai itu. Bahkan, saya mungkin memilih untuk tidak mengeluarkan biaya demi upgrade dari varian G ke V yang sama-sama bermesin bensin biasa.
Head unit berukuran 9 inci dengan Apple CarPlay atau Android Auto sudah terasa cukup untuk kebutuhan hiburan dan navigasi dalam mengemudi sehari-hari. Rear seat entertainment juga tidak dibutuhkan amat ketika para penumpang memilih untuk memainkan ponselnya masing-masing atau tidur sepanjang jalan. Air purifier juga bisa dipasang dengan alat terpisah, atau malah tidak usah dipasang jika malas merawatnya.
Panoramic roof juga tidak menarik ketika panas terik matahari bersinar dengan langit yang kotor. Jok Ottoman dengan sandaran kaki tidak menarik-menarik amat bagi anak-anak yang sudah biasa berbaring sepanjang baris kursi. Apalagi hanya sarung jok berbahan kulit sintetis, bisa dipasang sendiri dengan biaya tak seberapa.
Bertenaga, muat banyak, dan aman buat pamer, menjadi alasan Innova Zenix unggul di mata keluarga kaum menengah. Apalagi dengan kekuatan layanan purnajual Toyota, tersebar luas di seluruh Indonesia untuk menemani ketika berlibur overland ke luar daerah dan biayanya terkontrol dengan banyaknya populasi mobil ini secara keseluruhan.
Penulis: Christian Evan Chandra
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Mobil Toyota Innova Venturer Adalah Produk Terbaik dari Seri Innova dan Nyaris Membuat Saya Lupa Diri dan analisis menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.