Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Honda Revo, Motor Artefak wujud Kasih Ibu dan Penguji Kesetiaan Pasangan

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
19 Oktober 2020
A A
Honda Revo, Motor Artefak wujud Kasih Ibu dan Penguji Kesetiaan Pasangan MOJOK.CO

Honda Revo, Motor Artefak wujud Kasih Ibu dan Penguji Kesetiaan Pasangan MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Makasih Ibu atas warisannya. Makasih Honda atas motor ajaib ini. Honda Revo yang udah mirip artefak ini betul-betul tahan banting dan pengertian.

Menguji kesetiaan pasangan itu bukan dengan cara dibonceng “motor lawas”. Bukan vespa butut yang gampang mogok. Bukan juga bebek lawasan yang knalpotnya berasap macam pedagang sate. Kesetiaan pasangan bisa diuji lewat sebuah motor yang klasik enggak, futuristik apalagi, Honda Revo.

Mungkin, sejak awal diluncurkan, Honda Revo Absolute 2010 karbu dan seri Revo pembaharuan setelahnya memang khusus untuk segmen menengah ke bawah. Kasta motor Honda paling rendah yang dikeluarkan dalam satu dekade belakangan. Kelihatan dari harganya.

Selain harga, rendahnya kasta Honda Revo terbukti karena saya yang pakai. Sebagai sobat pas-pasan, hampir 22 tahun saya hidup, belum sekali saja saya punya motor selain Honda Revo Absolute 2010 itu. Motor ini lungsuran dari Ibu saya, dibeli tak lama setelah rilis dan dulu dijadikan sebagai andalan menemani kerjanya sebagai PNS guru di pelosok Banjarnegara, tempat tinggal kami.

Tiga tahun berselang, Ibu membeli motor baru yang lebih layak. Tapi, Honda Revo itu belum jatuh ke pangkuan saya, melainkan digunakan Simbah untuk keperluan berkebun, mengangkut hasil panen salak ke rumah kami. Baru pada 2016, motor usang itu jatuh ke pangkuan saya. Saya bawa ke Jogja untuk menemani petualangan menghajar gengsi Kota Pelajar.

Selama lima tahunan saya bawa mengaspal di jalanan Jogja, motor ini setidaknya sudah berhasil untuk memboncengkan beberapa cewek. Sebagian berhenti di status gebetan, beberapa berakhir jadian. Kayaknya, sih. Kadang saya nggak yakin kalau kami jadian. Mungkin saya saja yang merasa tapi dia nggak. Ya anggap aja jadian biar cepet.

Jangan salah, motor boleh kasta terbawah, tapi cewek yang sudah pernah nempel di jok Honda Revo macam artefak ini datang dari beragam kalangan. Salah satunya anak juragan yang biasanya naik mobil. Kadang saya heran dia mau naik motor ini. Jangan-jangan ada fitur pelet yang dilekatkan Honda tapi saya nggak tahu. Makasih, Honda.

Pernah suatu kali saya dekat dengan seorang cewek. Orangnya memang cukup agamis. Sehingga selama sekitar lima bulan dekat dengan saya, dia nggak pernah mau berboncengan. Saat kencan, kami pakai motor sendiri-sendiri dan saling beriringan. Romantis, kan? Udah kayak kampanye. Untung knalpot motor dia nggak blombongan.

Namun, setelah kami berpisah karena satu dan dua hal, beberapa waktu kemudian, dia sudah mendapatkan tambatan hati yang baru. Lucunya, dia mau boncengan sama pacar barunya. Kemudian saya berpikir, selain fitur pelet,  jangan-jangan Honda Revo saya yang bermasalah ya. 

Karena bingung, saya amat-amati Honda Revo warisan keluarga saya ini. Selain nampak kasih ibu sepanjang jalan, body motor ini memang ramping. Jika dibandingkan dengan kakak tingkatnya, Supra keluaran 2010 ke atas, nampak perbedaan yang cukup kentara. Mungkin body Revo lebih mirip Honda Beat sebagai seri matik Honda paling ramping bodinya, dan tentu paling murah.

Penampakannya yang sedikit kurang gagah ini jadi salah satu ujian saya ketika hendak mendekati cewek. Saya merasa minder, apalagi pas hendak menjemput beberapa wanita yang dulu saya ajak kencan melalui Tinder.

Kesan pertama ketika saya datang menjemput? Alih-alih datang bak lelaki idaman, saya mungkin lebih nampak seperti tukang ojek pengkolan yang hendak mengantar ke pasar. Meski Honda Beat kerap jadi bahan olok-olok di media sosial, namun saya rasa body-nya masih lebih futuristik ketimbang Honda Revo.

Memang, body ramping ini membuat Revo cukup enak untuk nyempil-nyempil di antara kemacetan Jogja. Tarikannya pun lumayan.

Meski sistem pengapiannya masih karbu, sisi hemat bensin jadi salah satu keunggulan Honda Revo zaman perjuangan ini. Pengalaman empiris saya menunjukkan bahwa untuk menempuh jarak sekitar 120 km dari Jogja ke Banjarnegara, hanya merogoh kocek kisaran Rp20 sampai Rp25 ribu rupiah untuk beli bensin.

Iklan

Bahkan sampai rumah masih sisa dan bisa saya gunakan untuk beberapa kali mampir ke rumah saudara. Poin ini juga yang bikin saya agak entengan kalo membawa cewek ke manapun dia ingin pergi. Tanpa perlu ragu-ragu bilang “Kamu iuran bensin, ya?” Ya, saya memang jujur orangnya, termasuk kalau lagi bokek.

Mesin Honda Revo ini bandel dan tahan banting. Rasanya tidak pernah saya mengalami kendala berarti apalagi sampai mogok di jalan. Saya pun tak pernah melakukan otak-atik mesin yang merepotkan, hanya perawatan rutin ganti oli dan servis. Gear set baru saya ganti satu kali pada 2020 ini, walaupun sebenarnya yang lama masih bisa dipakai. Padahal Revo usang ini kerap saya bawa bepergian antarkota.

Satu mungkin yang kadang jadi kendala, yakni di bagian kelistrikan. Beberapa hal yang sering terjadi adalah starter otomatis rusak, bahkan sekali pernah korslet yang cukup fatal dan hampir terbakar. Untungnya, motor ini pengertian sekali. Nggak jadi terbakar. Ya itu tadi, kayaknya ada fitur tolak bala dari Honda.

Kadang, ketika sedang bergerombol bareng kawan dan ada salah satu cewek butuh boncengan, kerap si cewek nampak ragu untuk membonceng saya karena penampakan motor yang kurang meyakinkan. Namun nyatanya, mereka selalu memilih naik Honda Revo saya karena jarang rewel di jalanan. Setidaknya dari pengalaman saya.

Untuk ngebut di jalanan perkotaan, apalagi saat berkendara sendiri, Revo saya cukup lincah dan gesit menyalip. Namun, ngebut di jalanan antarkota dan provinsi, saya akui cukup ngeri-ngeri sedap. Apalagi kalau membawa boncengan.

Kalau sedang nyalip kendaraan berat yang melaju kencang, rasanya seperti diguncang angin. Terasa kurang stabil dan sebenarnya ini wajar karena body ramping dan kekuatan mesin yang hanya 110 cc.

Akhir kata, Saya mengamini ungkapan salah satu reviewer Honda Revo 2010 yang bilang bahwa, “Motormu sejuta sebulan, motorku sejuta kenangan.” Makasih Ibu atas warisannya. Makasih Honda atas motor ajaib ini.

BACA JUGA Honda Karisma Produk Gagal? Bodo Amat, Ini Bukti Cinta Memang Perlu Diperjuangkan dan ulasan motor ajaib lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Terakhir diperbarui pada 19 Maret 2021 oleh

Tags: hondahonda revoMotor BekasMotor Hondarekomendasi motor bekas
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Megapro, Motor Honda Paling Mengenaskan Sepanjang Sejarah
Otomojok

Megapro Adalah Motor Honda yang Nasibnya Paling Mengenaskan: Kisah Sang Legenda Dipaksa Mati demi Adik yang Nggak Lebih Baik

3 November 2025
Brio, Mobil Honda Paling Dipuja karena Nggak Punya Apa-apa MOJOK.CO
Otomojok

Brio, Mobil Honda yang Paling Aneh: Nggak Punya Apa-apa, tapi bisa Menjadi yang Paling Laris

10 September 2025
PCX Motor Honda Paling Elegan, NMAX Cuma Matik Paling Berisik MOJOK.CO
Otomojok

NMAX Memang Laris, Tapi PCX Lebih Elegan: 5 Alasan Kenapa Anda Harus Berhenti Memuja Matik yang Terlalu Berisik Itu

6 Agustus 2025
NMAX Motor Terbaik Yamaha Pembunuh Popularitas Honda PCX MOJOK.CO
Otomojok

NMAX: Motor Terbaik Yamaha, Wujud Supremasi di Segala Lini Dibanding Honda PCX

2 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.