MOJOK.CO – Daihatsu Ayla dan Toyota Agya menyapa pecinta mobil di 2023. Strategi yang dipakai dua mobil ini malah mirip gebrakan Honda Brio Satya. Benarkah?
Toyota dan Daihatsu sepertinya sudah murka dikalahkan oleh Honda di segmen LCGC hatchback. Setelah Brio Satya berubah wajah menjadi lebih imut dan memiliki varian RS yang bukan LCGC, Agya dan Ayla yang sudah lama tidak menerima penyegaran besar-besaran pun menyusul. Akan tetapi, kok menjadi lebih mirip Etios Valco? Mau meniru strategi Honda Brio?
Iya, Etios, yang umurnya tidak lama di Tanah Air. Etios kalah pamor dengan Agya dan Ayla generasi awal. Gimana nggak kalah pamor kalau selisih harganya bisa untuk membeli satu unit Yamaha NMAX.
Selain itu, Agya dan Ayla juga tampil lebih imut dan mengandalkan mesin 1000cc yang lebih irit bensin. Saya masih ingat betul ketika kakak saya membeli Etios sembilan tahun lalu dan kini kesulitan menjual mobilnya dengan harga bagus.
Perubahan Agya dan Ayla 2023
Agya dan Ayla 2023 memiliki tampilan depan yang mirip sekali dengan Etios Valco. Kecuali bumper depan, yang diberi sedikit aksen abu-abu dan tidak sepenuhnya senada dengan warna bodi.
Perbedaan bentuk grille membuat Ayla sedikit lebih imut dan kalem. Namun, entah mengapa, malah menjadikannya juga mirip dengan Datsun Go, yang juga gagal dalam sepak terjangnya. Bagian samping Agya maupun Ayla juga mirip Etios Valco. Buritan di bagian bawah membuatnya terlihat malah lebih mirip ke Honda Brio Satya dibandingkan pendahulunya.
Bodi belakang juga mirip Etios Valco dan sedikit diberi sentuhan yang terkesan agak memaksa berupa buritan ala-ala Suzuki Baleno Hatchback. Panjang mobil bertambah 10 sentimeter gara-gara penggunaan sasis baru berbasis DNGA dan membuatnya sedikit kurang ramah terhadap mereka yang baru bisa mengendarai mobil, sering parkir paralel, atau garasinya pas-pasan.
Varian, mesin, dan transisi
Seperti tahun lalu, Agya yang baru juga akan dipasarkan dalam dua varian, yaitu G dan GR Sport dengan keduanya sama-sama bermesin 1200cc. Bedanya, mesin 3NR-VE ditinggalkan demi WA-VE yang juga digunakan oleh duet Rocky-Raize varian nonturbo.
Berkurangnya satu silinder dalam ruang mesin dan bobot yang lebih ringan membuat tenaga dan torsi menjadi lebih besar ketika konsumsi bensin menjadi lebih hemat. Sayangnya, rasio kompresi juga ikut naik dari 11.5:1 yang sudah selayaknya menggunakan bensin sekelas Pertamax ke 12.8:1 yang jelas lebih layak menggunakan Pertamax Turbo atau setara. Ya, sungguh menyedihkan untuk mobil di segmen sekitar LCGC ketika rasio kompresi Brio Satya hanya 10.1:1 alias masih lumayan ramah dengan Pertalite.
Ayla 1200cc dipastikan akan menggunakan mesin Raize dan Daihatsu sangat memahami bahwa mereka masih membutuhkan penjualan dari kelas 1000cc. Ya bayangkan, Suzuki S-Presso yang banyak dicela saja buktinya bisa memiliki pasarnya kan? Sayangnya, lagi-lagi mesin berganti dari 1KR-DE yang punya rasio kompresi 10:1 alias ramah Pertalite ke 1KR-VE milik Sigra dengan rasio kompresi 11.5:1 alias lebih cocok pakai Pertamax.
Varian manual masih mengandalkan lima percepatan ketika varian otomatis meninggalkan pilihan 4AT konvensional ke D-CVT. Akhirnya Agya dan Ayla memiliki transmisi yang lebih responsif dan nyaman seperti Brio Satya. Namun, biaya servisnya mungkin menjadi lebih mahal, apalagi jika sehari-hari melewati medan jalan yang kurang mulus.
Baca halaman selanjutnya….