Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Setelah Usia Puber, Lihat Kepintaran Orang Dewasa Sekarang Kok Lucu-Lucu Ya?

Hanif Amin oleh Hanif Amin
10 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Remaja pada usia setelah puber ini akui bingung dengan kepintaran orang dewasa belakangan, saling berdebat lucu soal film hantu kuminis sampai masa pilpres.

Masa kecil adalah masa-masa paling menyenangkan untuk tergila-gila dengan sesuatu. Kombinasi dari otak yang masih berongga dan tutur kata orang dewasa yang—ternyata—terlalu fantastis untuk terjadi membuat saya yang ketika itu masih jadi bocah ingusan merasa kalau tiap manusia berumur 15 tahun (lebih dikit) layak dipuja.

Saya bisa saja bertemu dengan tukang ojek yang bercerita soal game PlayStation yang ternyata bisa dijadikan perantara untuk masuk ke dunia di mana kita bisa menembaki mayat hidup dengan AK47—percaya dengan dongengnya, lalu menjadikannya sebagai sumber yang perkataannya ingin selalu dianggap benar.

Singkatnya, orang dewasa di mata saya adalah makhluk tinggi-besar yang mengerti segalanya. Dan saya ingin menjadi makhluk tinggi-besar yang mengerti segalanya—tentu saja.

Tahun demi tahun berlalu dan hadiah mulia dari alam semesta itu akhirnya datang juga: pubertas, yang sepertinya masih akan berlangsung beberapa tahun lagi sebelum saya sah (secara legal dan biologis) menjadi dewasa.

Pubertas atau juga dikenal dengan puber doang merupakan masa yang begitu aneh karena entah kenapa saya selalu merasa kalau kepintaran saya bertambah berlipat-lipat di fase ini begitu tahu kalau benda aneh beberapa jengkal di bawah pusar punya fungsi lain selain untuk buang air kencing.

Persoalan per-kelamin-an tentu saja akan selalu menjadi bagian paling menyenangkan soal masa-masa puber. Tapi di artikel kali ini saya akan membahas bagian paling menyenangkan nomor dua, yakni menertawai orang dewasa. Atau supaya lebih jelas lagi; menertawai sebagian orang dewasa yang ternyata punya puluhan teori konyol yang layak ditertawai untuk diumbar dengan senang hati.

Sebelumnya, saya mau menyampaikan catatan singkat dulu kalau anak kecil dan sesama remaja baru puber jelas punya lebih banyak hal untuk ditertawakan ketimbang orang dewasa. Tapi mau bagaimana lagi? Saya kan pernah merasakan keinginan menahun untuk jadi dewasa, dan menertawai keinginan sendiri yang kalau dipikir-pikir ternyata tak keren-keren amat.

Tentu saja, bagian menertawainya selalu saya lakukan di dalam pikiran. Di negeri dengan sopan-santun yang luhur ini, menertawai orang dewasa secara terang-terangan bisa membuatmu dikutuk jadi daun kemangi di warung pecel lele.

Saya punya cukup banyak stok cerita untuk ditertawai dan akan saya bagikan juga di akhir bagi para pembaca baru puber yang ingin menertawai orang dewasa atau orang dewasa yang ingin menertawai orang dewasa lain atau orang dewasa yang ingin menertawai dirinya sendiri. Yang saya diceritakan kali ini adalah dua nomor klasik dari puluhan pengalaman lucu yang perlahan-lahan saya kumpulkan di memori.

Yang pertama terjadi beberapa minggu lalu ketika saya dibuat tertawa getir begitu mendengar cerita orang-orang dewasa yang menekankan soal pentingnya menonton sebuah film hantu yang katanya adalah musuh bersama kaum saleh.

Kata orang-orang dewasa itu, film hantu tersebut perlu ditonton, karena tokoh hantu di film itu dikisahkan sedang mengumpulkan kekuatan untuk melakukan balas dendam di negeri ini. Kewaspadaan yang meningkat karena ada yang bikin buku “Aku Bangga Jadi Anak Hantu”.

Saya jadi bingung, soalnya hantu-hantu yang saya lihat di televisi biasanya cuma bisa menyerang satu-dua keluarga. Paling parah satu kampung deh. Itu aja kategorinya udah over-powerfull banget. Ternyata menurut orang-orang dewasa ini ada juga hantu dengan kaliber nasional. Yang lebih “ternyata” lagi, hantu ini bisa mengancam eksistensi manusia yang beragama Islam di dunia nyata!

Tapi biar begitu, saya sebenarnya jadi agak merasa bersalah sudah menertawai orang-orang dewasa yang begitu kepikiran kalau siapa tahu saja orang-orang dewasa yang menuturkan teori ini cuma khawatir soal anak mereka yang kalau pulang sering kelewat malam.

Iklan

Sehingga solusi satu-satunya adalah menakut-nakuti mereka soal hantu sadis yang kabarnya suka membawa palu sama sambit. “Atau lehermu akan tercincang, kelaminmu di potong, dan mayatmu dijadikan sesembahan untuk upacara paling sesat di dunia.”

Cerita kedua adalah teori orang dewasa lain soal sekte sesat yang gemar sekali dengan benda-benda berbentuk segitiga dan mata satu. Katanya sih Rheumason atau Freemason gitu namanya—saya agak lupa.

Menurut orang dewasa yang kebetulan juga adalah guru saya di sekolah, banyak artis-artis dan olahragawan terkenal yang bergabung di kelompok ini untuk menghancurkan dunia. Wah, biadab sekali kaum ini. Ternyata mereka ada agenda terselubung selain bisa bikin kulit kepanasan.

Meski saya tidak begitu mengerti sih, hubungannya apa antara segitiga dengan menghancurkan dunia? Guru saya cuma menjawab, “Udah, cari aja di Google.”

Padahal seingat saya, saya pernah membuat cerita yang keren sekali soal laki-laki yang bisa berubah jadi batu kalau menyebut nama alat kelaminnya. Saya aplot cerita itu, lalu tak berselang lama cerita karangan saya itu ada juga di Google!

Saya jadi membayangkan kalau ada orang baca karangan saya itu lalu nyebut alat kelaminnya sebanyak 72 kali untuk membuktikannya. Hanya karena cerita itu ditemukan di Google dan Google dianggap sebagai satu-satunya sumber fakta.

Semakin lama saya jadi merasa, ternyata orang-orang dewasa di sekitar saya tidak selalu benar dan pintar. Mereka cuma merasa lebih benar dan pintar ketimbang anak baru gede seperti saya—atau jangan-jangan saya yang kelewat bodoh untuk memahami kepintaran mereka? Ah, saya juga nggak tahu deh.

Sedikit-banyak saya jadi senang sih, ternyata modal untuk jadi dewasa bukan terletak pada besaran volume rongga otak, tapi cuma pada patokan batas kematangan alat kelamin saja. Tak lebih.

Jadi bagi kamu yang masih dalam masa pubertas, saya mau menyampaikan kalau jadi dewasa tidak sesusah itu kok. Kamu tidak perlu baca buku beratus halaman atau nonton film sains rumit berjam-jam. Makan dan minum saja secukupnya, lalu biarkanlah alam memandu tubuhmu untuk berubah sedikit demi sedikit.

Terakhir, saya ingin menyampaikan kalau sekarang saya sedang hobi jadi detektif swasta untuk mencari kumpulan komedi yang belakangan makin sering muncul dari orang-orang dewasa.

Karena hobi saya  ini juga, saya baru dapat informasi aneh kalau setidaknya di Indonesia, kumpulan komedi segar akan muncul setiap musim pemilihan presiden di berbagai kanal media sosial. Saya tidak begitu mengerti sih, memilih pemimpin negara itu kan sakral dan penting, jadi lucunya ada di mana sebenarnya? Ada yang bisa kasih saya penjelasan?

Tapi saya mohon, jangan kasih jawaban seperti guru sekolah saya ya?

Terakhir diperbarui pada 10 November 2018 oleh

Tags: alat kelamindewasaFilmhantupilprespuberpubertasremaja
Hanif Amin

Hanif Amin

Tinggal di NTB

Artikel Terkait

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara dalam Mobil! Mojok.co
Pojokan

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara!

8 Oktober 2025
film tema perselingkuhan.MOJOK.CO
Mendalam

Main Serong di Sinema Indonesia: Mengapa Kamu Menyukai Film Bertema Perselingkuhan?

22 September 2025
Film Safe Haven.MOJOK.CO
Seni

Tutorial Masuk Surga ala “Kang Mus” dalam Safe Haven, Film Pendek Berdurasi Singkat tapi Ngilunya Melekat

29 April 2025
Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal.MOJOK.CO
Seni

Film Qodrat 2: Ketika Perempuan Buruh Pabrik Dieksploitasi Kapital sekaligus Jadi Tumbal

23 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.