Isu pengelolaan sampah di Indonesia semakin kompleks seiring meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas konsumsi masyarakat. Bukan lagi sekadar urusan kebersihan lingkungan, sampah kini telah menjadi isu yang berkaitan erat dengan keberlanjutan, ekonomi sirkular, dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan penduduk yang dinamis, Desa Jati Kulon di Kabupaten kudus turut menghadapi tantangan serupa dan menjadi salah satu daerah yang berhasil mengubah tantangan ini menjadi peluang. Melalui pendirian Tempat Pembuangan Sampah Sementara, Desa Jati Kulon tak hanya berhasil menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga menjadi solusi mandiri yang efisien dan berkelanjutan.
Melalui peran aktif BUMDes dan bantuan teknologi insinerator, desa ini mampu menekan volume limbah ke TPA, memangkas biaya operasional hingga 60%, dan mengubah pola pikir warga untuk memilah sampah sejak dari rumah. Sampah organik diolah menjadi pupuk, sementara limbah anorganik diubah menjadi produk daur ulang bernilai ekonomi.
Transformasi ini tidak hanya membuat desa lebih bersih dan hemat biaya, tetapi juga memberdayakan warganya untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Ingin tahu bagaimana teknologi tepat guna dan partisipasi masyarakat bisa menjadi kunci keberhasilan? Simak video lengkapnya di episode Kalcersok Goes to Kudus!







