Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Tragedi Sungai Sempor Tak Perlu Terjadi Jika Manusia Tidak Meremehkan Alam dan Menantang Takdir

Bagas Nurkusuma Aji oleh Bagas Nurkusuma Aji
19 Agustus 2021
A A
Tragedi Sungai Sempor Tak Perlu Terjadi Jika Manusia Tidak Meremehkan Alam dan Menantang Takdir MOJOK.CO

Tragedi Sungai Sempor Tak Perlu Terjadi Jika Manusia Tidak Meremehkan Alam dan Menantang Takdir MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tragedi susur Sungai Sempor tidak perlu terjadi jika manusia tidak meremehkan alam dan menantang takdir. Mari hidup berdampingan dengan alam.

Masih ingat tragedi Sungai Sempor? Sebuah tragedi yang sebetulnya tidak perlu terjadi, ketika 10 siswi SMP N Turi 1 meninggal dunia karena hanyut ketika melakukan susur sungai. Tragedi yang begitu membekas di benak warga Turi, Sleman, termasuk saya.

Sebelumnya saya ingin menghaturkan ucapan duka cita kepada korban dan keluarga yang ditinggalkan. Saya tidak ada niatan untuk membuka luka batin. Tulisan ini hanya sebatas monumen peringatan bagi kita semua untuk berhati-hati dengan medan yang tidak kita kenal.

Tragedi Sungai Sempor itu terjadi pada Jumat, 21 Februari 2020. Saat itu, Turi diguyur hujan deras disertai angin kencang sejak siang. Sore harinya, saya mendapat kabar via grup WhatsApp bahwa beberapa siswi SMP N 1 Turi hanyut saat melakukan susur Sungai Sempor.

Bersama beberapa tetangga, saya menuju lokasi. Kebetulan, salah satu siswi yang turut serta dalam kegiatan Pramuka adalah anak tetangga sebelah rumah. Untung saja, anak tetangga saya selamat dari tragedi. Namun tidak dengan 10 siswi lainnya.

Beberapa jam kemudian, ketika pencarian masih berlanjut, tragedi Sungai Sempor ditetapkan sebagai bencana nasional. Sri Sultan HB X bahkan langsung turun ke TKP melihat kondisi kejadian. Kami, warga Turi, larut dalam duka.

Pada dasarnya, saya dan warga tidak menyalahkan salah satu pihak. Namanya bencana itu bisa datang kapan saja tanpa permisi. Namun, Saya pribadi menyayangkan pembina Pramuka yang menghiraukan peringatan dari warga sekitar.

Saat itu, warga sekitar sudah memberi peringatan. Mereka memperingatkan bahwa susur sungai setelah hujan reda itu berbahaya. Kalau pakai logika, setelah hujan lebat, arus sungai pasti lebih deras. Sangat berbahaya bagi anak sekolah yang tidak punya pengetahuan akan susur sungai secara profesonal. Selain itu, unsur mistis Sungai Sempor memang sangat kuat.

Sayangnya, pembina Pramuka malah menjawab, “Mati urip kui wes ono seng ngatur.” Semoga ketidakpedulian ini tidak lagi terjadi.

Sebuah kalimat yang ndilalah berujung kesedihan. Sepuluh siswi jadi korban. Sementara itu, tiga pembina ditetapkan sebagai tersangka. Pengadilan Negeri Sleman menjatuhkan vonis 1,5 tahun penjara untuk mereka.

Seperti yang saya singgung di atas, Sungai Sempor ini memang punya aura mistis yang cukup kuat. Jadi, secara otomatis, tragedi tersebut pasti dikaitkan dengan peristiwa mistis.

Salah satu yang ramai jadi bahan pembicaraan adalah para korban yang disembunyikan makhluk halus penunggu sungai. Lagipula, untuk masyarakat Jawa, sungai memang tempat yang “keramat”.

Kejadian mistis kedua adalah sering terdengar suara jeritan anak perempuan di sekitar Sungai Sempor. Pernah suatu malam, seorang driver ojol mengantarkan pesanan dan harus melewati tepian Sungai Sempor. Ketika melaju pelan, hampir sepanjang perjalanan di tepian sungai itu, dia mendengar suara jeritan anak perempuan.

Dusun saya sendiri dibelah oleh Sungai Sempor. Sementara itu, lokasi tragedi berjarak satu kilometer ke arah utara dari dusun saya. Sejak kecil, saya sudah sering mendengar kalau sungai tersebut memang horor.

Iklan

Dulu, salah satu tetangga saya bernama Imin, pernah diculik Wewe Gombel. Kisah ini terjadi ketika Imin masih anak-anak.

Jadi, saat itu, Imin bermain bersama teman-temannya di Sungai Sempor. Menjelang Maghrib, Imin pamit pulang duluan. Namun, sampai malam, ternyata Imin belum sampai rumah.

Orang tua Imin, ditemani warga desa, berkeliling dusun. Lantaran dusun sudah selesai dikelilingi dan tidak membuahkan hasil, rombongan itu melanjutkan pencarin ke Sungai Sempor.

Selepas tengah malam, Imin ditemukan warga dalam keadaan linglung di sebuah cekungan seperti gua kecil, di tepi sungai. Anehnya, ketika pamit duluan, Imin sudah menjauh dari sungai. Imin pulang, sementara teman-temannya masih di sungai sampai agak gelap.

Konon, Wewe Gombel itu masih ada sampai sekarang….

Pencarian Imin sendiri bukan pencarian yang mudah dilakukan. Bagi pembaca yang belum tahu, Sungai Sempor itu pinggirnya tebing-tebing yang tingginya bisa mencapai tujuh meter, bahkan lebih.

Orang dewasa dengan keahlian memanjat tebing saja susah buat manjat. Apalagi siswi SMP memakai rok jika merujuk ke tragedi susur Sungai Sempor. Oleh sebab itu, ketika hanyut, saya membayangkan korban pasti kesulitan untuk berenang ke tepian.

Bicara soal Sungai Sempor, ada dua titik yang dipercaya jadi lokasi paling horor. Dua titik yang saya maksud adalah dua bendungan. Kami, warga Turi, menyebutnya Bendungan Lor dan Bendungan Kidul.

Bendungan Lor punya kedalaman mencapai tiga meter. Waktu kecil, saya sering mandi di sini bersama teman satu dusun. Dua bendungan ini berbahaya karena tepat di bawah bendungan ada cekungan yang lumayan dalam.

Lokasi di bawah Bendungan Lor.
Lokasi di bawah Bendungan Lor.

Konon, di Bendungan Lor ini hidup bulus raksasa seukuran orang dewasa. Bulus ini kerap menampakkan dirinya waktu malam hari. Makanya, orang tua kami selalu mewanti-wanti saat mandi di sana. Pokoknya jangan sampai masuk ke cekungan. Takutnya nggak bisa keluar dari cekungan tersebut.

Evakuasi korban tragedi Sungai Sempor sendiri sempat memakan waktu lama. Kata “orang pintar” di dusun saya, ada beberapa korban yang “disembunyikan” penunggu sungai di dalam cekungan.

Orang pintar dusun saya melewati proses negosiasi yang cukup alot dengan penunggu sungai. Konon sampai sepanjang malam. Debat panjang itu berakhir dengan baik ketika penunggu sungai mau melepas beberapa siswi. Dini hari, beberapa korban ditemukan.

Beralih ke Bendungan Kidul yang masih asri dan sejuk karena tidak banyak aktivitas manusia di sini. Namun, di balik keasriannya itu, Bendungan Kidul adalah kerajaan kecil bagi penunggu sungai. Berbagai macam makhluk halus ada di sini. Hanya ada beberapa orang saja yang berani ke bendungan ini saat malam hari.

Lokasi dekat Bendungan Kidul, tempat gangguan sering terjadi.
Lokasi dekat Bendungan Kidul, tempat gangguan sering terjadi.

Tetangga sekaligus teman saya pernah menjadi korban di sini. Saat ingin menyeberang jembatan, tiba-tiba dia didorong oleh sesuatu yang tak terlihat. Dia jatuh pas di bebatuan yang lumayan besar. Tangan kanannya patah dan membekas hingga kini.

Pernah juga suatu ketika, saya bersama teman-teman lagi mancing di sini. Waktu hampir Maghrib, tiba-tiba kami dilempari batu entah dari mana arahnya. Pokoknya, “mereka” seakan-akan memberi peringatan bahwa kami harus pergi dari tempat itu.

Bagi warga Turi, Sungai Sempor adalah tempat yang spesial. Sungai ini sudah menemani kami, pemuda-pemudi yang mewarisi segala kisah dari orang tua.  Saya yakin, masih banyak misteri yang belum kami ketahui.

Satu hal yang pasti, kami berusaha selalu hidup berdampingan dengan alam. Salah satunya dengan tidak meremehkan kondisi alam atau menantang takdir. Dengan begitu, hidup jadi lebih bahagia dan aman sentosa.

BACA JUGA Sebuah Kesalahan Fatal di Kaliurang Membuat Teman Saya Diusir dari Yogyakarta dan kisah tragedi lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2021 oleh

Tags: pramukaslemansungaisungai semportragedi sungai semporturi
Bagas Nurkusuma Aji

Bagas Nurkusuma Aji

Videografer di Komunitas Kretek. Lahir dan besar di Turi, Sleman.

Artikel Terkait

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bedog Arts Fest 2025 Mojok.co
Kilas

Bedog Arts Fest 2025: Perayaan Seni Kerakyatan, Lingkungan, dan Semangat Keberlanjutan

19 Oktober 2025
Ilustrasi Stasiun Kalasan di Sleman yang terbengkalai - MOJOK.CO
Liputan

Saat KAI Masih Sibuk Mengkaji Pembukaan Stasiun Kalasan, Warga Sudah Muak dengan Anak Muda yang Menjadikannya Tempat Maksiat

14 Oktober 2025
Alasan Warlok Sleman Malas Berwisata ke Kaliurang Mojok.co
Pojokan

Alasan Warlok Sleman Malas Berwisata ke Kaliurang

2 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.