Tak cukup menyelesaikan disertasi dengan cepat, ia juga mendapat IPK 4,00. Selain itu, Rizky juga berhasil membuat 40 publikasi internasional. Padahal, minimal syarat wajib publikasi jurnal untuk doktoral hanyalah 2.

“Sebelum wisuda, aku berhasil publikasi 32 jurnal internasional yang 27 di antaranya terklasifikasi kuartil 1 dan 2 (dalam artian bagus). Sampai akhirnya, perlahan-lahan aku mulai menunjukkan diri bahwa aku bisa. Dan alhamdulillah terhitung dari mulai studi doktor sampai hari ini sudah melahirkan 40 publikasi internasional,” tuturnya.
Lebih dikenal sebagai atlet daripada pemuda “kutu buku”
Sejak kecil Rizky memang suka belajar dan selalu masuk peringkat 1 di SMA Tangerang. Di sisi lain, ia juga sering melatih fisiknya. Rizky bilang sudah ikut club bulu tangkis sejak SD. Hingga kini, kegiatan itu terus ia lakukan sampai-sampai tema-temannya di UGM sering mengira ia sebagai atlet.
Oleh karena itu, ia jarang melakukan aktivitas yang menurutnya tidak penting. Ia harus mengatur manajemen waktu dengan baik, kalau ingin lulus kuliah lebih cepat serta tetap seimbang menjaga kesehatannya.
“Aku tidak bermain game online dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu bermain sosial media, sehingga aku mengalihkannya ke berbagai kegiatan, misalnya bulu tangkis, organisasi, dan naik gunung,” ucapnya.
“Bahkan, sepertinya orang-orang di Jogja lebih mengenalku sebagai atlet bulu tangkis ketimbang mahasiswa doktor,” kelakarnya.
Selain mengatur waktu dengan baik, Rizky menekankan pentingnya modal untuk selalu menumbuhkan sikap optimis dan percaya diri. Apalagi, seorang mahasiswa dituntut untuk terus belajar dan melakukan riset.
“Kita hanya perlu percaya diri. Melalui percaya diri, kita akan banyak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas lebih jauh. Sebaliknya, seberbakat apapun kita, kalau tidak percaya diri, maka tidak akan kemana-kemana,” ucapnya.
Kini, usai berhasil mengambil gelar doktor, ujung tertinggi dari sekolah formal, Rizky percaya tugasnya belum berhenti sebagai manusia.
“Perjalanan pendidikan formalku mungkin telah berakhir, tapi aku akan tetap mengukir kisah-kisah luar biasa ke depannya. Aku akan berhenti melakukan hal-hal hebat, hanya jika aku berhenti bernapas,” ucapnya.
Dalam waktu dekat ini, ia sedang membangun start up soal hilirisasi produk riset. Dengan begitu masyarakat juga bisa merasakan manfaatnya.
“Jangka panjangnya, aku ingin jadi presiden. Aku rasa Indonesia perlu ngerasain pemimpin dalam kalangan eksakta, terakhir itu BJ Habibie kan. Mungkin aku bisa jadi salah satunya,” kata Rizky.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Rahasia di Balik Alumnus S2 Matematika UGM yang Bisa Lulus Hanya dalam Waktu 1 Tahun lewat Program “Studi Kilat” atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












