Selain menjadi driver ojek online (ojol), Bagus Purwandi (50) turut menjual dan menulis buku untuk mencukupi gajinya, yang kadang-kadang, mencapai UMR Pekalongan saja belum. Salah satu karyanya yang sudah terbiat ialah buku Catatan Harian Bang Ojol. Di sana, Bagus menceritakan suka-dukanya “bertarung” di jalan.
***
2019 lalu, warung sembako dan laundry milik Bagus mengalami kebangkrutan. Hari demi hari berganti tapi penghasilannya tak kunjung naik. Malah, semakin sedikit dibanding dengan pengeluaran. Belum lagi, harga kebutuhan pokok pun kian meningkat.
Alhasil, Bagus terpaksa menutup kedua usahanya sembari memikirkan pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Seperti menemukan titik terang, teman-temannya menyarankan Bagus mencoba kerja sebagai driver ojol.
Kebetulan, saat itu Grab sedang membuka rekrutmen untuk driver wilayah Pekalongan–kota kelahirannya. Tanpa pikir panjang, ia langsung melamar di perusahaan tersebut. Hitung-hitung bisa kerja sambil melepaskan stres dengan berkendara.
“Ini juga untuk mengobati kesedihan dan stres saya, karena usaha jatuh. Saya berharap bisa dapat penghasilan harian dari ngojol,” ujar Bagus saat dihubungi Mojok, Selasa (6/5/2025).
“Dengan bertemu banyak orang di luar, sesama ojol maupun customer, saya bisa melupakan semua kepenatan pikiran dan memiliki semangat untuk tetap berjuang,” lanjutnya.
Lowongan Driver ojol di Pekalongan
Bagus tak menampik, akhir-akhir ini penghasilan driver ojol tak seperti dulu. Setidaknya, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia tahun 2020, rata-rata penghasilan mereka bisa mencapai UMR Kota Pekalongan.
Namun, saat pandemi penghasilan driver ojol menurun drastis hingga 75 persen. Kebijakan distancing, kata Bagus, membuat masyarakat jarang keluar rumah hingga menutup aplikasi ojolnya. Selain itu, bisnis usaha makanan juga mengurangi pesanan mereka.
“Sekolah diliburkan dan menggunakan sistem belajar online. Para pegawai dan karyawan pabrik juga banyak yang diliburkan, sehingga sangat mengurangi pesanan ojol. Di sisi lain, mereka adalah para pelanggan setia ojek online sebelum covid,” ucap Bagus.
Setelah pandemi Covid-19 berlalu sekitar tahun 2022, kondisi itu tak banyak berubah. Penghasilan driver online belum naik secara signifikan. Menurut pengalaman Bagus, itu karena makin banyak kompetitor yang muncul.
“Munculnya aplikator ojol baru sangat merusak harga standar yang telah ditetapkan Dinas Perhubungan. Satu tahun setelahnya, dinas baru menyetarakan ongkos transport sehingga harganya pun kembali normal, ” ucap Bagus.
Gaji ojol kurang dari UMR Pekalongan
Hanya saja, kebijakan itu tak lantas memberikan dampak terlalu besar bagi driver ojol. Bagus mengaku penghasilannya masih berkisar Rp1 juta hingga Rp2 juta per bulan untuk durasi operasi 8 jam. Jumlahnya tak sampai UMR Pekalongan yang berkisar 2.545.138 di tahun 2025.
Agar mendapat penghasilan lebih, driver ojol harus kerja dari pagi sampai malam, istilahnya ngalong. Ketika badannya masih kuat, Bagus rela “bertarung” di jalan dari pukul 19.00 WIB hingga 00.00 WIB.
Ia rela menerjang hawa dingin yang menusuk kulit dan mengurangi jam tidur hanya untuk narik. Sebab, kata Bagus, semakin malam justru banyak pesanan yang masuk.
“Tetapi setelah kena asam lambung dan vertigo saya nggak berani ngojol sampai larut malam lagi. Terlalu berisiko bagi saya,” ujar Bagus.

Oleh karena itu, laki-laki asal Pekalongan tersebut memilih menulis dan menjual buku untuk menambah pemasukan. Biasanya, Bagus akan menjual buku preloved secara online. Lalu mempromosikannya lewat media sosial.
Narik ojol sambil menjual buku
Sejak kelas 1 SMP, Bagus tak asing dengan dunia tulis menulis. Inspirasinya berasal dari isu di koran, majalah, maupun pengalaman pribadinya. Dengan menulis, ia merasa bahagia karena dapat menghibur pembaca sekaligus berbagi perspektif.
Kini, usianya sudah setengah senja. Ratusan tulisannya pernah dimuat di media massa seperti cerita pendek, pyisi, artikel, resensi buku atau film. Topiknya pun beragam, yakni masalah sosial, percintaan remaja, sampai persahabatan.
Salah satu karyanya ialah buku Catatan Harian Bang Ojol. Dalam buku tersebut, Bagus menceritakan berbagai pengalamannya selama menjadi driver ojol, tapi ada satu kisah menarik yang membuatnya terharu.
Suatu hari, di tahun 2020, Bagus mendapat pesanan mengantar makanan di salah satu perumahan yang ada di Pekalongan Barat. Ia sempat ingin menolak karena gerimis dan waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB.
Bagus harus bergegas pulang untuk menjaga kedua anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD. Istrinya sendiri sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Namun, karena berat hati jika tidak menerima pesanan, akhirnya Bagus membawa kedua anaknya mengantar makanan.
Karena hujan lebat, mereka berteduh dulu di teras masjid yang tak jauh dari rumah pelanggan. Sebelumnya, pelanggan itu sempat marah-marah lewat telepon karena Bagus tak kunjung tiba sampai makanannya dingin.
Tak lama kemudian, pelanggan itu menghampiri Bagus sambil memakai payung. Bagus langsung meminta maaf karena merasa bersalah, tapi ia tidak menyahut dan hanya memberikan uang selembar Rp100 ribu tanpa meminta kembalian.
“Kembaliannya buat Bapak saja nggih. Demi Allah saya ikhlas. Sekarang bisa diselesaikan orderan-nya. Jenengan tetap saya kasih bintang lima,” ujar pelanggan itu lewat via telepon.
Daftar buku karya driver ojol yang pernah terbit
Kisah itu hanya secuplik perjalanan Bagus selama menjadi driver ojol. Selain menerbitkan buku Catatan Harian Bang Ojol, Bagus juga sudah menerbitkan beberapa buku single, yakni:
- Komala dan si Kerdil (Kanisius Yogyakarta, 2001)
- Kertas Gulung Ajaib (Hikmah-Mizan Media Utama, Jakarta, 2004)
- Penyesalan Nana (Hikmah-Mizan Media Utama, Jakarta, 2005)
- Pesan Mama (Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2011. Cetakan II, 2016. Pemenang ke-3 Buku Sastra Anak Terbaik versi Balai Bahasa Yogyakarta tahun 2013)
- Angsa Kristal (Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2014)
- Kenapa Harus Iri? (Indiva Media Kreasi Surakarta, 2015)
- Memori Putih (Pustaka Puitika Yogyakarta, 2015)
- Ayahku Seorang Pahlawan (Andi Publisher Yogyakarta, 2017. Cetakan II, 2025). Buku ini masuk Proyek Buku Pengayaan Pusat Perbukuan Nasional Kemendikbudristek tahun 2018)
- Catatan Harian Bang Ojol (Checklist Publisher Yogyakarta, November 2023)
Selain itu beberapa cerpen saya diterbitkan di buku-buku antologi bersama para penulis Forum Lingkar Pena (FLP) Pekalongan, yaitu Gadis Halusinasi (Lingkar Pena Publishing House Jakarta, 2004).
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Pengalaman Melancong ke Solo Terasa Suram, tapi Berkat Ojol Perjalanan Saya Jadi Tak Mengecewakan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












