Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Seni

Istikamah Dengarkan Lagu “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” di Tengah Gempuran Lagu Bernadya, Wakili yang Ragu Hadapi Pernikahan

Muhammad Ridhoi oleh Muhammad Ridhoi
8 September 2024
A A
Review film Indonesia terbaru, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu garapan Hanung Bramantyo adaptasi novel laris Puthut EA (MOJOK.CO)

Ilustrasi - Review film Indonesia terbaru, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu garapan Hanung Bramantyo adaptasi novel laris Puthut EA. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di tengah gempuran lagu-lagu galau Bernadya, saya memilih menikmati lagu galau lain yang tak kalah nyesek: Cinta Tak Pernah Tepat Waktu – Fabio Asher ft. Aina Abdul. Lagu yang subjektif saya layak viral (juga) karena mewakili perasaan seseorang yang sedang takut untuk mengikat hubungan ke jenjang serius.

***

Mampir di tongkrongan mana pun, berselancar di media sosial apapun, playlist-nya–dalam satu bulan terakhir ini–mesti Bernadya. Terutama untuk lagu Satu Bulan dan Untungnya, Hidup Tetap Berjalan.  

Melansir Chart Data, lagu Satu Bulan Bernadya memecahkan rekor Spotify Indonesia dengan memperoleh lebih dari 2 juta streaming harian. Agak mirip dengan fenomena lagu To the Bone – Pamungkas yang sempat menggempur jagad maya dan nyata di era pandemi Covid-19 silam.

Bernadya mewakili mereka yang sedang “patah”

Ketika saya mendengarkan Satu Bulan – Bernadya, duh, lagu ini rasanya memang relate dengan apa yang saya alami sekaligus rasakan. Saya pernah berada di posisi masih tak kunjung move on meski hubungan saya dengan (mantan) pacar sudah berakhir lewat satu bulan. Sementara mantan pacar saya sudah bahagia dengan pacarnya yang baru. Nyesek, pedih, keranta-ranta. 

Begitu juga saat mendengarkan Untungnya, Hidup Harus Terus Berjalan. Lagu Bernadya ini seperti mewakili orang-orang seperti saya: berjibaku dengan patah hati, tertatih-tatih untuk sembuh, sampai kemudian bisa benar-benar merelakan setelah menyadari “hal-hal baik yang datangnya belakangan”.

Hal ini juga dirasakan oleh Adel (21) yang kini memasukkan lagu-lagu Bernadya dalam playlist-nya. Menurutnya, vibes galau yang disuguhkan dalam lagu-lagu Bernadya berhasil mencubit hatinya. Sampai-sampai Adel tak melewatkan kesempatan ketika Bernadya manggung di Surabaya belum lama ini.

Ia rela datang jam 11 siang di tengah teriknya Surabaya demi mendapatkan panggung paling depan.

“Emang kalau nonton Bernadya langsung itu rasanya bikin galau brutal,” ujar Adel saat Mojok wawancarai Selasa (3/9/2024) siang WIB.

Bagi Adel, sebetulnya tidak semua lagu Bernadya ini relate di kehidupannya. Khususnya dalam konteks asmara. Hanya Untungnya dan Sialnya  saja yang menurutnya masih bisa relate. Karena dua lagu itu sedianya tidak hanya bicara dalam konteks asmara, tapi juga hidup. Bagaimana Adel struggle atas luka-luka batin yang pernah ia alami sebagai manusia.

“Tapi aku ikut ngerasain nyeseknya orang-orang pas denger lagu Bernadya sih. Misalnya temenku, waktu konser di Surabaya itu ia sampai nangis saat denger lagu Kata Mereka Ini Berlebihan,” kata Adel.

Karena lagu itu menggambarkan persis situasi si teman Adel: menceritakan yang baik-baik sang pacar, padahal sikap si pacar sebenarnya kerap membuat hatinya hancur.

Memberi makan batin Gen Z

Satu momen saya sempat berdiskusi dengan salah satu personel band asal Jogja, Olski: Sobeh. Pria 33 tahun itu menjelaskan, lagu menjadi viral itu bukan hanya dinilai dari bagus atau tidaknya.

“Viralnya lagu itu banyak faktornya. Terutama faktor keberuntungan,” ungkap Sobeh saat Mojok hubungi pada Selasa (3/9/2024).

Iklan

Menurut Sobeh, lagu-lagu melankolis atau bernuansa sedih–khususnya di masa sekarang–cenderung gampang viral. Karena karakter anak muda zaman sekarang memang cenderung melankolis. Sehingga ketika mendengar lagu sedih, hatinya langsung hanyut, langsung menjadikan lagu sedih tersebut (misalnya lagu Benadya) sebagai playlist wajib.

Mangkanya sampai ada gojekan: lagu Bernadya itu jadi viral karena “ngasih makan” batin Gen Z.

Saya, barangkali, memang termasuk salah satu Gen Z ya merasa “dikasih makan” oleh Bernadya tersebut. Namun, di tengah gempuran lagu-lagu melankolis Bernadya, saya masih istikamah mendengar lagu melankolis yang sebenarnya tak kalah nyesek: Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. Lagu yang menjadi soundtrack dari film terbaru Hanung Bramantyo “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” adaptasi novel berjudul sama karya Puthut EA.

Menanti Cinta Tak Pernah Tepat Waktu viral menyusul Bernadya

Lagu Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, seperti juga dalam novelnya, sebenarnya tentang keraguan seseorang saat hendak mengikat hubungan ke jenjang serius.

Saya memang masih “bocil”. Masih 21 tahun. Masih jauh juga untuk menikah. Namun, lagu Cinta Tak Pernah Waktu malah seolah jadi gambaran masa depan saya. Kayanya, atas pengalaman percintaan yang saya alami, kelak saya akan menjadi orang yang sulit kalau diajak ke jenjang pernikahan.

Bukan karena apa-apa. Ada banyak kekurangan dalam diri saya. Ekonomi, paras, dan segala hal dari diri saya yang rasa-rasanya tak ada daya tawarnya untuk seorang perempuan.

Rasa insecure itulah yang membuat saya kerap takut untuk mendekati perempuan (lagi). Begitu juga lah yang beberapa teman saya rasakan ketika memasuki usia pernikahan. Merasa tak siap. Bukan karena tak cinta, tapi lebih karena takut tak bisa menjadi suami yang bertanggung jawab sebaik-baiknya.

Nah, lagu Cinta Tak Pernah Waktu ini sebenarnya juga sangat relate dengan banyak orang. Saya masih optimis lagu ini bakal viral menyusul lagu-lagu Bernadya. Mungkin–dan semoga saja–ledakannya akan terasa saat filmya sudah tayang di bioskop.

Sinyal-sinyalnya pun sebenarnya sudah terbaca. Di TikTok banyak yang menggunakan lagu yang ditulis Melly Goeslaw tersebut sebagai backsound quotes galau. Di kanal YouTube, lagu ini sudah ditonton sebanyak 334 ribu viewers. 

Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Muchamad Aly Reza

Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PKKM-MBKM) Unair Surabaya di Mojok periode Juli-September 2024.

BACA JUGA: Siapa yang Menyakitimu, Ber? Jawaban Kenapa Lagu-lagu Bernadya Nyesek Banget

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 8 September 2024 oleh

Tags: bernadyacinta tak pernah tepat waktufabio asherlagu bernadyalagu galau
Muhammad Ridhoi

Muhammad Ridhoi

Artikel Terkait

Review film Indonesia terbaru, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu garapan Hanung Bramantyo adaptasi novel laris Puthut EA (MOJOK.CO)
Catatan

Membedah Isi Kepala Laki-laki yang Selalu Bilang “Belum Siap” kalau Diajak Nikah

15 Februari 2025
Alasan Kenapa Lagu-lagu Bernadya Galau Semua MOJOK.CO
Seni

Siapa yang Menyakitimu, Ber? Jawaban Kenapa Lagu-lagu Bernadya Nyesek Banget

2 September 2024
Hanung Bramantyo Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.MOJOK.CO
Liputan

Saat Hanung Bramantyo Coba Menghilangkan Mitos Keramat Novel ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’

3 Desember 2023
Patah-Hati-MOJOK.CO
Pojokan

Sudah Patah Hati, Masih Kepo dan Dengerin Lagu Galau Pula

7 Februari 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.