Festival Sastra Yogyakarta (FSY) di 2024 ini telah memasuki gelaran yang keempat. Ada sejumlah kendala yang dihadapi para insan sastra—khususnya di Jogja—dalam menjaga agar sastra tetap subur. Kendati demikian, FSY menjadi event yang terus digelar untuk mewujudkan Jogja sebagai Ibu Kota Sastra di Indonesia.
***
Sejak September 2024 lalu, serangkaian pre-event menyambut Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 sudah berlangsung. Di antara yang cukup mencuri perhatian adalah Sayembara Puisi.
Pasalnya, hingga batas akhir pengumpulan karya lima hari lalu (Kamis (20/11/2024), ada lebih dari 4.500 karya puisi yang masuk sejak pengumuman sayembara pertama kali diunggah di media sosial @festivalsastrayk dan @dinaskebudayaankotajogja pada November 2024.
Ribuan karya puisi yang masuk tersebut menjadi semacam sinyal, bahwa karya sastra masih mendapat ruang luas di hati masyarakat.
Festival Sastra Yogyakarta (FSY) dari tahun ke tahun
Festival Sastra Yogyakarta (FSY) digagas pertama kali oleh Dinas Kebudayaan Kota Jogja pada 2021 silam, di tengah-tengah pandemi Covid-19.
Misi Dinas Kebudayaan Kota Jogja, dengan FSY, adalah bagaimana acara ini menjadi ajang berkumpulnya penulis, penyair, seniman, dan pencinta sastra dari berbagai latar belakang untuk saling berinteraksi, berbagi karya, serta memperkaya khazanah sastra nusantara.
Lantaran ada di masa pandemi yang penuh keterbatasan, FSY 2021 berlangsung dengan mengeluarkan produk sastra berupa tayangan YouTube “Musikal Hanacakara”.
FSY akhirnya justru menjadi event berkelanjutan. Pada 2022, FSY digelar kembali dengan mengusung tema “Mulih” (bahasa Indonesianya: kembali). Semangat FSY 2022 adalah bagaimana memulangkan semangat sastra ke Jogja sebagai rumah sastra Indonesia.
Kemudian pada 2023, FSY digelar di kawasan Kotabaru sebagai salah satu cagar budaya Jogja dengan mengusung tema “Sila”. Sila berarti “duduk bersila”. Sebagai refleksi untuk menggali kedalaman diri, memaknai potensi sastra di Jogja, hingga merefleksikannya ke dalam program yang mendukung keterlibatan sosial melalui sastra.
Koneksikan penulis sastra ke industri
Sementara di tahun 2024 ini, Festival Sastra Yogyakarta mengambil tema ”Siyaga”, yang akan berlangsung tiga hari dalam rentang 28-30 November 2024 di Taman Budaya Embung Giwangan, Jogja.
”Siyaga itu maknanya bagaimana kita bersiap atas perubahan-perubahan yang terjadi dan tengah dihadapi oleh sastra,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Jogja, Yetti Martanti, dalam acara Tumpengan dan Doa Bersama FSY 2024 di Hotel 101 Style Malioboro, Senin (25/11/2024) siang WIB.
Sebab, seperti diketahui, menuju era digital sastra memang mengalami banyak perubahan. Terutama dalam konteks alih wahana. Ketika kini sastra bisa dinikmati dalam bentuk film (ekranisasi). Atau fakta bahwa bacaan sastra saat ini tidak melulu bisa diakses lewat buku, tapi juga secara digital, dan lain-lain.
Itulah kenapa tema yang diusung adalah ”Siyaga”. Harapan Yetti, para pencinta dan pelaku sastra akhirnya bisa mengambil ancang-ancang untuk perubahan-perubahan yang lebih besar di masa mendatang.
”Tahun ini kami ingin ada banyak kelas untuk diikuti. Kami juga ingin—melalui FSY 2024—mengoneksikan penulis ke industri atau penerbit. Jadi tidak hanya berhenti pada aktivitas menulis, tapi juga berkelanjutan (menerbitkan karya tulis sastranya itu),” ungkap Yetti.
Sebutuh apa Jogja dengan Festival Sastra Yogyakarta (FSY)?
Pada dasarnya, Jogja memang sudah dibanjiri banyak event yang berhubungan dengan buku dan literasi. Maka, seberapa penting kehadiran Festival Sastra Yogyakarta (FSY) di tengah-tengah lautan event literasi yang sudah ada di Joggja tersebut?
”Dalam hemat kami, event sastra ini masih kurang banyak ketimbang event seni-budaya lain seperti musik atau seni pertunjukan lain,” begitu lah jawaban Paksi Raras Alit, seniman cum budayawan yang di FSY 2024 berposisi sebagai Ketua Pawiyatan (Ketua Tim Kreatif).
”Sementara event sastra sebagai babon dari kebudayaan sangat jarang. Maka, FSY ini posisinya masuk sebagai bagian dari event-event literasi yang sudah ada, dengan fokus pada karya sastra. Karena pelan-pelan kami ingin Jogja jadi Ibu Kota Sastra di Indonesia,” sambung Paksi.
Lebih lanjut, Paksi membeberkan fakta bahwa hingga sejauh ini, event sastra memang cenderung lebih kecil ketimbang event-event musik (misalnya).
Meski begitu, Paksi menegaskan tidak akan kecil hati. Dia justru semakin bersemangat untuk menggeliatkan event-event sastra serupa FSY. Sebanyak dan sesering mungkin. Mencoba mengimbangi banyak dan seringnya event-event musik.
Dengan begitu, tidak hanya di Jogja, harapan Paksi event-event sastra serupa FSY juga bisa bergeliat di daerah-daerah lain.
Kampanye kurangi sampah plastik dan kardus
Yang menarik, Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 ternyata tidak hanya sebagai ruang untuk kampanye perihal pelestarian warisan budaya berupa karya sastra. Tapi juga menjadi media kampanye bagaimana menekan potensi sampah.
”Konsumsi di FSY nanti prasmanan, nggak pakai kotak kardus. Minumnya juga bukan botol plastik, tapi disediakan water station. Pengunjung bisa ambil air di sana pakai tumbler yang dibawa dari rumah,” jelas Paksi.
Untuk pembelian buku di Pasar Buku FSY 2024 pun tidak akan menggunakan kresek. Namun, menggunakan totebag, baik milik pengunjung sendiri maupun yang beli di lokasi. Jadi memang FSY 2024 diproyeksikan menjadi event yang benar-benar menekan produksi sampah.
Minat baca Gen Z jadi sasaran
Selama tiga hari berturut-turut, Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 akan dipenuhi rangkaian acara dan aktivasi sastra, dari pagi sampai malam. Rangkaian acaranya bisa dilihat melalui unggahan berikut:
Lihat postingan ini di Instagram
Yang jelas, FSY 2024 sebagai salah satu event di Jogja, menyasar betul kalangan Gen Z yang konon minat bacanya paling rendah. Itulah kenapa sejak dari visual desain poster, rangkaian acara, hingga pengisi acara, memang disesuaikan dengan minat Gen Z.
”Misalnya, ada Pasar Buku. Itu kami kerja sama dengan Warung Sastra, sebuah toko buku independen yang dikelola oleh anak-anak muda,” jelas Paksi.
”Nah, kolaborasi Pasar Buku dengan Warung Sastra itu bisa kami gunakan untuk membaca ulang minat baca Gen Z,” imbuhnya.
Memang ada banyak rangkaian kegiatan di FSY 2024. Dari rangakaian kegiatan tersebut, ada beberapa agenda utama sebagai berikut:
- Panggung Pembukaan di Amphitheater Kamis malam 28 Nov jam 19.30 WIB: penyerahan penghargaan sayembara puisi dan penampilan talenta bahasa sastra Kota Yogyakarta, serta bintang tamu FRAU.
- Gala Dinner Sastra Boga: Jumat malam 29 Nov jam 19.30. Perayaan yang terinspirasi dari resep kuliner dalam naskah dan teks Sastra Jawa Klasik. Kita akan menikmati kreasi boga yang membawa kita pada filosofi masyarakat Jawa, kelezatan yang terwarisi dari masa ke masa, disertai rangkaian kisah budaya yang melatarinya.
- Panggung Penutupan di Amphitheater Sabtu malam 30 Nov jam 19.30 WIB: bertajuk Malam Ini Jokpin Akan Tidur di Matamu. Bintang tamu Oppie Andaresta, Saras Dewi, dan lain-lain.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Andaikan Museum Sastra Jogja yang Tidak Ada Itu Belajar pada Museum Tentara
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News