Apartemen Jogja yang pertama sekaligus paling tua berada di Mrican, Caturtunggal, Sleman. Gedung tinggi bercat merah di dekat Kampus Sadhar atau Sanata Dharma ini menyimpan sejumlah teka-teki.
Sebagian orang yang melewati daerah Mrican akan menemukan dua gedung tinggi berwarna merah di tengah perkampungan. Keberadaannya kadang buat orang penasaran.
Salah satunya bagi Alfaris (25), yang tinggal di sekitar Jalan Selokan Mataram dekat Mrican. Ia mengaku tak pernah tahu detail gedung yang sepintas sudah tampak tua itu.
“Ya dari tulisannya tertera apartemen. Tapi kok kayak asing, bukan apartemen yang dibicarakan kerap dibicarakan mahasiswa,” kata mahasiswa S2 UGM ini.
Ia juga sempat membaca beberapa tulisan di internet yang mengatakan bahwa apartemen di Jogja yang tertua itu angker. Namun, ia tak terlalu peduli karena tidak tinggal di sana.
Menurutnya, di beberapa kalangan mahasiswa gedung itu disebut apartemen merah. Mengingat, semua bagiannya dicat dengan warna merah yang kini sedikit pudar.
Demi memecahkan rasa penasaran saya pun berkunjung ke sana pada Rabu (12/6/2024) siang. Suasana terasa lengang meski jalan di depannya banyak mahasiswa Kampus Sadhar lalu lalang. Di halaman apartemen hanya ada beberapa petugas kebersihan dan penata taman.
Seorang satpam yang mengaku belum lama bekerja di situ mengarahkan saya untuk langsung masuk ke bagian kantor di ujung belakang kompleks apartemen ini. Melangkah ke dalam, baru saya menyadari bahwa apartemen ini terdiri dari dua gedung berukuran nyaris serupa.
Selain itu, Apartemen Sejahtera punya area taman dan parkir yang cukup luas. Meski dari depan bangunan tampak tua tapi area dalamnya bersih dan terawat.
Kisah apartemen tertua di Jogja yang beroperasi sejak 1994
Di kantor apartemen, saya bertemu dengan Eko Budi (34). Lelaki ini sudah jadi pengelola apartemen pertama di Jogja sejak empat tahun silam.
Ia menuturkan, gedung ini dibangun pada 1990. Selanjutnya baru beroperasi pada 1994.
Jika menilik beberapa apartemen baru di Jogja, konsepnya memang agak berbeda dengan Apartemen Sejahtera. Properti ini punya unit yang luasnya hingga 75 meter persegi. Konsepnya bukan studio seperti yang tren saat ini.
“Ini rata-rata dipakai hunian keluarga. Dari dulu mahasiswa jarang menempati meski lokasinya dekat Kampus Sadhar,” kata Eko.
Aparteme ini juga jadi pilihan bagi mereka yang berwisata ke Jogja dari Jakarta dan kota besar lain bersama keluarga. Unitnya yang luas cocok untuk segmen tersebut.
Total ada 130 unit di apartemen ini. Sebagian ada yang dibeli oleh pengusaha properti untuk disewakan kembali. Namun, tidak sedikit juga yang dibeli dan ditinggali langsung oleh keluarga sejak beberapa dekade silam.
Ada beberapa unit berbeda di gedung ini. Mulai dari yang memiliki dua, tiga, hingga empat kamar. Konsepnya sudah mirip rumah namun ada di sebuah gedung tinggi.
Konspirasi horor di apartemen tertua Jogja
Kisah yang di awal diceritakan Alfaris, ternyata juga dibenarkan oleh Eko. Ini menjadi salah satu tantangannya sebagai pengelola.
“Kalau lihat dari luar saja, memang kelihatan tua dan horor. Tapi kalau masuk ke dalam, apalagi ke unitnya, kelihatan beda kan Mas?” ujarnya.
Memang, area dalam apartemen ini terasa bersih dan terawat. Kesan tua dan agak seram, sepengamatan saya hanya tampak dari cat gedungnya yang merah dan sudah memudar di beberapa bagian.
Sambil tertawa, Eko bercerita tentang beberapa hal yang membuat konspirasi soal hal horor terjadi di gedung ini. Beberapa kali, ada rombongan tour dari luar kota yang menyewa beberapa unit apartemen di sini.
Beberapa kali, ada anggota rombongan yang hendak mampir ke kamar temannya. Mereka yang bingung lalu asal mengetuk pintu kamar yang salah.
“Padahal di sini kan sifatnya ada yang penyewa harian ada yang penghuni tetap. Pastinya, kalau yang diketuk penghuni tetap kan beda. Bisa jadi yang di dalam takut jadi mengeluarkan respons yang tidak diduga oleh penyewa harian itu,” kelakar Eko.
Segmen bukan mahasiswa
Buat Eko, apartemen tertua di Jogja ini memang tidak bersaing pada ceruk yang sama dengan apartemen model terbaru yang banyak bermunculan belakangan ini. Konsep studio, membuat gedung-gedung itu bisa berisi ratusan kamar. Sementara Apartemen Sejahtera hanya berisi 130 unit saja.
“Kalau buat anak muda memang ini kurang cocok. Terlalu luas unitnya. Beda sama yang model studio. Jadi kami bermain di segmen yang berbeda,” ungkapnya.
Pantas, meski lokasinya dekat Kampus Sadhar dari tadi saya tidak melihat lalu lalang penghuni dari kalangan mahasiswa dan muda-mudi. Namun yang jelas, di balik cerita seram yang beredar di luar, sepintas gedung ini tampak adem dan tentram untuk ditinggali.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News