Niat hati menyapa petugas Solo Safari yang mirip Pevita Pearce berakhir gagal. Namun, ternyata banyak hal yang tak kalah menggemaskan di kebun Binatang kebanggaan warga Solo tersebut.
Solo Safari, baru-baru ini jadi perbincangan hangat karena ada karyawan mirip aktris Pevita Pearce yang bertugas mengedukasi pengunjung terkait satwa. Maka, saat berkesempatan berkunjung ke sana pada Selasa (16/1/2024), ada rasa penasaran ingin menyapa petugas bernama Klaudia Krish tersebut.
Saya datang bersama banyak wartawan media yang diundang pihak Solo Safari. Kami dikenalkan dengan berbagai satwa dan wahana baru setelah pembangunan fase kedua kebun binatang seluas 14 hektare ini usai.
“Pembangunan fase kedua di Solo Safari telah selesai maka diharapkan masyarakat di Solo, Jawa Tengah dan DIY dan sekitarnya dapat menjadi pusat wisata dan edukasi dengan koleksi satwa, bahkan pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan koleksi satwa yang ada di sini,” ujar VP Media, Digital, and Event TSI Group, Alexander Zulkarnain.
Kami berkeliling menggunakan mobil khusus untuk pengunjung untuk mendatangi beberapa titik menarik. Pemberhentian pertama kami ada di area kandang unta. Di sana, ada tiga unta dengan jenis yang berbeda. Salah satunya bisa wisatawan naiki untuk mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan satwa secara lebih nyata.
Konsep Safari Solo memang menawarkan interaksi secara lebih dekat dengan satwa ketimbang kebun binatang pada umumnya. Saat mengunjungi area “Jungle River” misalnya, pengunjung bisa melihat buaya hingga kuda nil dengan jarak yang cukup dekat lantaran pembatas kandangnya yang tidak terlalu tinggi.
Meski dekat, semuanya sudah diatur dengan standar keamanan yang tinggi. Marketing Manager Solo Safari, Sankar Aditya bercerita kalau hewan yang ada di kandang sudah melewati proses karantina dan penyesuaian dengan lingkungan agar tidak stress.
Gagal bertemu Pevita tapi ada yang tak kalah menggemaskan
Dari kandang kuda nil hingga buaya, kami berlanjut ke kandang otter atau berang-berang. Pengunjung bisa memberi makan mamalia yang pandai berenang ini dengan pendampingan petugas. Makanannya berupa potongan ikan.
“Mbak Pevita itu tugasnya di situ, di area otter,” kata Aditya.
Area otter memang perlu petugas yang interaktif. Siang itu saja, banyak pengunjung yang antusias memberi makan belasan berang-berang yang ada di sana lewat lubang kecil di kaca. Anak-anak pun tampak senang. Saya pun ikut antusias dan mendekat ke kandang.
“Tapi, hari ini Mbak Pevita kebetulan sedang cuti, Mas,” ujar Aditya tertawa saat kami semakin mendekati kandang berang-berang.
Klaudia sudah menjadi petugas di Solo Safari sekitar tujuh bulan. Sebelum menjadi petugas di kebun binatang, ia mengaku sudah senang berinteraksi dengan satwa. Sementara itu, kemampuan komunikasinya terasah salah satunya lantaran dulu sekolah jurusan penyiaran di SMKN 7 Surakarta.
Sayang sekali, hari itu para pengunjung tak bisa berinteraksi dengan Klaudia yang mirip Pevita yang ramai jadi perbincangan gara-gara keramahannya saat memberikan penjelasan ke pengunjung diunggah seseorang ke TikTok. Namun, petugas yang menggantikannya juga tidak kalah interaktif menjelaskan seputar satwa ke pengunjung.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke area gajah yang tak kalah menggemaskan. Pengunjung bisa berinteraksi cukup dekat dengan gajah dengan pendampingan dari petugas. Ada satu gajah betina usia 14 tahun bernama Manohara yang ramah dan pintar berbagai atraksi.
Di Solo Safari, ada area sangkar burung berukuran besar yang bisa wisatawan masuki. Di sana, burung-burung beterbangan bebas dan tanpa ragu kadang menghinggapi wisatawan.
Makan siang di samping singa Solo Safari
Jika di kebun binatang lain, wisatawan bisa menyaksikan mamalia predator besar dari jarak jauh, di Solo Safari harimau benggala dari India bisa mendekat dengan jarak tak sampai satu meter di hadapan kami. Namun, tentu dengan pembatas kaca dengan standar keamanan tinggi.
“Nantinya di atas kandang ini akan ada kafe. Jadi pengunjung bisa ngopi sambil melihat harimau dari jarak dekat,” jelas Aditya.
Di luar kandang harimau, ada area luas seperti padang rumput berisi berbagai mamalia herbivora. Ada zebra, rusa, dan beberapa jenis banteng liar yang berkeliaran bebas. Kami berkesempatan menaiki Savannah Zipline, wahana seperti flying fox yang melayang sepanjang 100 meter di atas area padang rumput berisi puluhan satwa tersebut.
Savannah Zipline membawa kami berhenti tepat di dekat Resto Solo Safari untuk makan siang. Menariknya, persis di samping resto merupakan area untuk singa yang hanya tersekat kaca besar. Sehingga menghadirkan sensasi yang cukup menarik, makan sambil melihat dekat singa yang sedang berteduh di tengah teriknya siang.
Sebagai informasi, Solo Safari dulunya merupakan Taman Satwa Taru Jurug yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta. Solo Safari resmi beroperasi sejak 27 Januari 2023 berkat kerja sama dengan Taman Safari Indonesia. Sebagian satwa di Solo Safari juga berasal dari Taman Safari Indonesia.
Meski gagal berjumpa dengan “Mbak Pevita”, kunjungan ke Solo Safari tetap mempertemukan dengan banyak satwa liar hingga yang menggemaskan secara lebih dekat.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News