Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Cerita Kelam Stadion Benteng yang Bikin Orang Tangerang Saling Benci, Ketika Anak SMP Bertaruh Nyawa di Tengah Orang-Orang Dewasa

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
8 Juni 2024
A A
Stadion Benteng Tangerang, Penuh Kenangan Rusuh MOJOK.CO

Ilustrasi - Stadion Benteng Tangerang saksi kerusuhan yang terkenang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Stadion Benteng Tangerang menjadi salah satu stadion legendaris di Indonesia. Stadion yang saat ini bernama Stadion Benteng Reborn tersebut tak cuma meninggalkan jejak kejayaan klub. Tapi juga meninggalkan jejak kelam tawuran yang terus dikenang hingga sekarang.

***

Ngomongin tentang sepak bola nasional memang tak lepas dari tawuran dan kerusuhan. Stadion Benteng salah satu yang menjadi saksi. Purnomo (32), pria yang lahir dan tumbuh di tengah panasnya gejolak sepakbola di Tangerang punya kenangan kuat saat ia terlibat dalam lingkaran panas tersebut.

“Syukurlah sekarang nggak ada rivalitas yang kayak dulu. Karena sepakbola harusnya menyatukan, damai, bisa dinikmati bareng-bareng,” ujar pria asli Tangerang tersebut saat kami berbincang-bincang di Akademi Bahagia EA, Sabtu (8/6/2024) pagi WIB.

Purnomo sudah akrab dengan sepakbola Tengareng sejak ia masih SMP. Sebagai orang Kabupaten Tangerang, tentu ia mendukung Persita. Ia kerap kali ikut nribun di Stadion Benteng untuk menyaksikan klub kebanggaannya tersebut berlaga di Liga Indonesia.

Ingatan Purnomo merekam jelas tawuran demi tawuran yang pernah terjadi di Stadion Benteng Tangerang. Ia juga kerap terlibat baku pukul setiap kerusuhan terjadi.

Stadion Benteng Tangerang medan kerusuhan

Ada dua klub yang “menjadikan” Stadio Benteng Tangerang sebagai medan kerusuhan, yakni Persita Tangerang dan Persikota Tangerang. Klub serumpun yang menjadi rival alias musuh bebuyutan.

Melansir dari laman resmi Persita, klub berjuluk Pendekar Cisadane tersebut sebenarnya lahir pada 19 April 1940. Namun, keberadaannya baru diakui secara resmi oleh PSSI pada 9 September 1953 (Lahir lebih dulu ketimbang Persikota).

Lalu pada 1995, satu tahun setelah berdirinya Kota Tangerang (1993), lahirlah klub perwakilan Kota Tangerang bernama Persikota. Kedua klub Tangerang tersebut sama-sama bermarkas di Stadion Benteng.

“Jadi setiap laga derby (Persita vs Persikota) sudah pasti keos itu mah. Pasti tawuran,” ungkap Purnomo. Bahkan, dalam ingatan Purnomo, laga derby kelewat sering menimbulkan korban jiwa. Ia kenal beberapa rekannya sesama suporter Persita yang meregang nyawa di Stadion Benteng Tangerang.

“Benar-benar panas itu (perseteruan suporter Persita vs Persikota). Kebawa juga di luar stadion,” sambung pria yang saat ini bekerja di Jogja tersebut.

Tentu tak hanya korban jiwa atau luka-luka. Kerusuhan di Stadion Benteng pastinya juga menyisakan berbagai kerusakan fasilitas stadion.

Saling cegat selepas pertandingan hingga fatwa haram MUI

Perseteruan antara suporter Persita vs Persikota tak hanya terjadi di laga derby. Bahkan saat dua klub tak saling bertemu pun kerusuhan tetap niscaya terjadi.

“Misalnya, kalau Persita main sama klub mana gitu, pas jalan ke stadion langsung tuh anak-anak Persikota nyegat. Anak-anak Persita dipukulin. Begitu juga sebaliknya,” terang Purnomo.

Iklan

Akibat sering jadi medan tawuran suporter, pada musim 2012/2013 Stadion Benteng Tangerang tak boleh lagi menjadi venue pertandingan.

Pihak Kepolisian tak memberi izin. Bahkan sempat ada Fatwa MUI yang mengaharamkan sepakbola di Stadion Benteng gara-gara kerusuhan dan perseteruan antar suporter yang berlarut-laruti

“Gara-gara itu akhirnya main di stadion luar kota terus. Itu yang pada akhirnya bikin suporter kapok. Ya daripada nggak boleh berkandang di kota sendiri, mending damai lah,” kata Purnomo.

Stadion Benteng Tangerang, Penuh Kenangan Rusuh MOJOK.CO
Stadion Benteng Tangareng saat proses revitalisasi. (Dok. Tangerangkota.go.id)

Bertahun-tahun setelah kejadian tersebut, antara Benteng Viola (suporter Persita) dan Benteng Mania (suporter Persikota) memilih mangkhiri “perang”. Memilih saling dukung satu sama lain.

Keputusan tersebut juga didasari atas kesadaran bahwa sudah tidak masanya lagi sepakbola menjadi medan pertumpahan darah. Sepakbola harus jadi simbol persatuan dan bisa dinikmati bersama-sama.

“Sekarang kalau Persita main, ada juga suporter Persikota yang ikut nonton. Mendukung. Sebaliknya juga begitu,” terang Purnomo.

Jangan rusak lagi Stadion Benteng Tangerang!

Stadion Benteng Tangerang dibangun pada 1987 dan peresmiannya berlangsung pada 11 Januari 1989.  Lalu menjadi saksi gelaran laga-laga bergengsi sepakbola nasional, kerusuhan tanpa henti, hingga akhirnya mendapat fatwa haram MUI pada 2021.

Sejak saat itu, Stadion Benteng Tangerang sempat terbengkalai cukup lama. Tak ada aktivitas olahraga di sana. Bangunan berangsur rusak, semak belukar menyelimuti setiap sudut stadion hingga terlihat suram.

Stadion Benteng Tangerang, Penuh Kenangan Rusuh MOJOK.CO
Stadion Benteng Tangerang beberapa saat setelah revitalisasi. (Dok. Tangerangkota.go.id)

Pada 2020, Stadion Benteng Tangerang akhirnya direvitalisasi yang kemudian beralih nama menjadi Stadion Banteng Reborn.

Jika dulu jadi medan kerusuhan, stadion tersebut kini menjadi saksi persatuan dua rival. Seperti yang Purnomo singgung sebelumnya: kalau Persikota main di Stadion Benteng Reborn, ada saja suporter Persita nonton. Pun ketika Persita main di Indomilk Arena, ada saja suporter Persikota yang turut datang mendukung.

Situasi indah yang membuat Purnomo berpikir, kenapa nggak dari dulu saja ya seperti itu? Kenapa harus nunggu nyawa berjatuhan dulu untuk sebuah perseteruan yang sia-sia belaka. Ia benar-benar menyesalkan masa-masa kelam itu.

Dalam proses revitalisasi itu, Arief R. Wismansyah selaku Wakil Wali Kota Tangerang masa itu benar-benar berharap agar masyarakat Kota Tangerang menjaga kondusivitas stadion. Stadion sudah diperbaiki sebaik mungkin untuk kenyamanan bersama, maka sudah sepatutnya dijaga bersama juga.

“Kita harus sama-sama menjaga dan merawat seluruh fasilitas publik yang telah dibangun oleh Pemkot Tangerang. Sehingga, seluruh masyarakat Kota Tangerang dapat menikmatinya,” ujar Arief dalam keterangan di laman resmi Tangerangkota.go.id.

Harapan serupa juga datang dari Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Tangerang waktu itu, Tatang Sutisna, yang juga terlibat dalam proses revitalisasi Stadion Benteng Reborn.

“Jangan dirusak, jangan dicoret-coret. Kita gunakan bersama-sama, kita jaga dan banggakan aset Kota Tangerang ini secara bersama-sama. Jadikan kebangkitan Stadion Benteng menjadi kebangkitan dunia sepakbola Tangerang,” tekannya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Stadion GBT Surabaya “Pisahkan” Bonek dari Persebaya, Gemuruh Tribun Tak Bisa Dinikmati Lagi karena Tak Tersentuh Seperti Dulu

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

Terakhir diperbarui pada 11 Juni 2024 oleh

Tags: kandang persikotakandang persitakerusuhan suporterpersikotaPersitastadion bentengstadion benteng tangerangstadion di tangerangsuporter persikotasuporter persitatawuran suporter
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

170804 BALBALAN ILHAM JAYA Kesuma
Balbalan

Jadilah Legenda Sepak Bola Agar Jadi PNS Seperti Ilham Jaya Kesuma

5 Agustus 2017
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.