Keluhan pedagang cendol keliling
Alhasil, Egi memutuskan kerja sebagai pedagang cendol keliling daripada bengong di rumah dan makin kesal dengan isu pejabat pemerintah (khususnya DPR) akhir-akhir ini. Ide untuk berdagang cendol ia dapatkan dari usaha keluarganya dulu. Karena merasa sayang melihat gerobak cendol yang mangkrak, Egi pun berinisiatif menghidupkan usaha itu kembali.
“Sebetulnya itu warisan turun menurun tapi udah lama nggak aktif sekitar 2 tahun. Terus aku aktifkan lagi sekarang,” ujar remaja lulusan SMK tersebut.
Sejak pukul 08.00 WIB, Egi sudah menyiapkan bahan-bahan. Dan mulai berkeliling pukul 10.00 WIB. Namun, tak selamanya ia berkeliling. Sesekali ia mangkal di beberapa tempat selama satu jam. Menjelang maghrib, Egi baru kembali ke rumah.
“Kalau cuaca buruk seperti hujan itu bisa pulang sampai malam, paginya capek banget. Nggak ada waktu buat main,” kata dia.
Kadang-kadang pula, ada hari di mana es cendolnya tidak laku. Rata-rata penghasilannya berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta dalam sebulan. Meski jauh dari angka UMR Jakarta, Egi tidak pernah mengeluh. Kecuali mengeluh soal ketidakadilan yang dilakukan oleh DPR di atas penderitaan rakyat kecil.
“Yang penting cukup buat makan dan jajan enak,” ucap lulusan SMK tersebut.
Rakyat dukung pedagang cendol
Mengetahui kegiatan Egi yang berdagang cendol keliling, ada temannya yang mendukung tapi ada pula yang nyinyir. Beberapa orang di sekitarnya bahkan membandingkan Egi dengan teman-temannya yang sudah menjadi PNS atau polisi.
Namun, Egi tidak mau merespons nyinyiran negatif dari teman-temannya. Hanya menguras tenaga, katanya. Di sela-sela waktu luangnya, ia juga membuat konten di akun Instagram pribadinya tentang kegiatannya berjualan cendol. Tanpa disangka, ada banyak orang yang mendukungnya, terlebih usai kontennya yang mendebat soal gaji DPR viral.
“Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, tapi jangan merendahkan profesi orang lain,” ujar salah satu netizen dikutip dari @icendolsegar pada Kamis (28/8/2025).
“Nggak usah minder kawan, sekecil apapun usahamu, kamu adalah bosnya,” ucap @bim*****.
“Hebat Mas, kamu independent. Nggak ikut atasan. Aku juga jualan es pas Covid,” ujar @hor*****.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Pakar UGM Mempertanyakan Garis Kemiskinan di DIY atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.











