Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

“Prahara Jenggala”: Ikhtiar Down For Life Suarakan Perjuangan Masyarakat Dayak Melawan Penghancuran Hutan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
24 Desember 2024
A A
Down For Life.MOJOK.CO

Aksi panggung Down For Life saat membawakan lagu "Sambernyawa" di Rock In Solo 2024 (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Lagu terbaru Down For Life, “Prahara Jenggala”, menjadi ikhtiar band metal asal Solo tersebut untuk menyuarakan perjuangan masyarakat Dayak dalam melawan penghancuran hutan. Melalui lagu ini, mereka mengajak masyarakat untuk sadar bahwa deforestasi di Kalimantan adalah persoalan serius.

***

Band metal asal Solo, Down For Life, akhirnya merilis video musik (MV) untuk lagu terbaru mereka yang berjudul “Prahara Jenggala”. Single tersebut merupakan materi dari album terbaru mereka, Kalatidha, yang rencana rilis pada 2025 oleh Blackandje Records.

Vokalis Down For Life, Stephanus Adjie, menyebut bahwa MV “Prahara Jenggala” memotret perjuangan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat dalam mempertahankan hutan adat dari perampasan dan penghancuran oleh perusahaan.

“Video musik ini menggambarkan kisah nyata perjuangan suku Dayak Kualan Hilir di Kalimantan Barat melawan penghancuran hutan adat yang diduga oleh perusahaan bernama PT Mayawana Persada,” ungkap Adji dalam keterangan tertulisnya kepada Mojok, Senin (23/12/2024).

Down For Life.MOJOK.CO
Stephanus Adjie menyebut MV “Prahara Jenggala” adalah gambaran nyata apa yang dialami masyarakat adat di Kalimantan (dok. Down For Life)

PT Mayawana Persada (MP) sendiri merupakan perusahaan hutan tanam industri (HTI) terkemuka di Indonesia. Berdasarkan banyak laporan dari LSM lingkungan, aktivis, hingga jurnalis dalam dan luar negeri, perusahaan ini telah melakukan kejahatan HAM dengan merampas ruang hidup masyarakat adat. 

Setidaknya sejak 2021 lalu, mereka telah menggusur tanah masyarakat adat seluas 33.000 hektar. Kata Adjie, ini setara 7,5 kali luas wilayah Solo Raya.

“Hutan tersebut adalah habitat bagi orang utan, rangkong, dan banyak satwa endemik lainnya. Hutan juga menjadi sumber penghidupan masyarakat Dayak Kualan turun-temurun antargenerasi. Masyarakat kini bersatu melawan perenggutan hutan mereka,” sambungnya.

Masyarakat Adat Dayak mendapat banyak intimidasi

Sebenarnya, Koalisi Masyarakat Sipil bersama perwakilan masyarakat adat di Ketapang, Kalimantan Barat telah melaporkan PT Mayawana Persada ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 29 April 2024.

Prahara Jenggala.MOJOK.CO
Koalisi Masyarakat Sipil telah melaporkan PT MP ke KLHK. Namun, masyarakat adat malah diintimidasi (dok. Down For Life)

Melansir laporan Majalah Tempo, koalisi mendesak agar KLHK mencabut izin PT Mayawana Persada lantaran perusahaan tersebut diduga melakukan deforestasi hingga 35 ribu hektar sejak 2016. 

PT Mayawana Persada dilaporkan melanggar pasal 1 angka 16 UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atas perusakan lingkungan yang terdiri dari perusakan gambut lindung hingga habitat orangutan.

Sayangnya, menurut Adjie, perjuangan masyarakat Dayak tak benar-benar mulus. Berdasarkan obrolannya dengan masyarakat di lapangan, mereka mengaku menerima intimidasi selama berjuang mempertahankan hutan adat.

Meski demikian, imbuh Adjie, masyarakat Dayak Kualan tetap tegar melawan perusahaan demi menjaga warisan leluhur mereka.

“Meskipun sempat didera intimidasi dan kriminalisasi, api perlawanan tak pernah padam,” kata Adjie.

Iklan
Prahara Jenggala, Down For Life.MOJOK.CO
Meskipun mendapat intimidasi, masyarakat adat Dayak tak gentar dalam berjuang (dok. Down For Life)

“Mereka percaya, bahwa mempertahankan hutan adat adalah sebuah pertempuran yang melampaui batas ruang dan waktu; sebuah pengorbanan untuk menjaga warisan sejarah dan masa depan kehidupan; sebuah perlawanan untuk memelihara praktik hidup yang luhur, yang menghargai keselarasan antara manusia dan alam,” jelasnya.

Prahara Jenggala dan Kampanye #NoMusicOnADeadPlanet

MV “Prahara Jenggala” dari Down For Life digarap oleh sutradara Tiara Pertiwi. Ia juga menghadirkan pemeran utama Doel Harjo.

Selain itu, video berdurasi 4.52 menit tersebut juga menampilkan masyarakat adat dayak Kualan Hilir. Gambaran betapa luasnya deforestasi yang terjadi di kawasan Kalimantan juga terpampang jelas dalam video.

Prahara Jenggala, Down For Life.MOJOK.CO
Gambaran deforestasi di Kalimantan terpampang dalam MV “Prahara Jenggala” (dok. Down For Life)

Adjie, mewakili kolega Down For Life, percaya bahwa perjuangan masyarakat adat Kualan Hilir sejatinya tidak hanya untuk kelompok sendiri, tetapi juga bagi kelangsungan makhluk hidup secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, Down For Life bersama dengan kelompok musisi yang terhimpun dalam Music Declares Emergency, mengajak publik khususnya penggemar musik untuk bergabung dalam gerakan #NoMusicOnADeadPlanet.

Video klip “Prahara Jenggala” dari Down For Life sendiri sudah bisa disaksikan melalui akun Blackandje Records di YouTube.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Pengalamanku Bertemu Jemaah Blekmetaliyah di Rock In Solo 2023

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 24 Desember 2024 oleh

Tags: band solodayakdeforestasidown for lifeKalimantanMusikprahara jenggala
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

down for life, the betrayal.MOJOK.CO
Aktual

Down For Life Rilis Video Musik “The Betrayal” di Hari HAM Sedunia, Anthem bagi Mereka yang Dikhianati Negara

10 Desember 2025
down for life.MOJOK.CO
Panggung

“Wall of Love”, Merayakan Lebaran Metal dengan Berpelukan di Tengah Moshpit Down For Life

25 November 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Aktual

Dari Panggung Rock in Solo untuk Pegunungan Sewu: Suara Musik Keras Menolak Pabrik Semen Pracimantoro

4 November 2025
captain jack.MOJOK.CO
Panggung

Captain Jack: Antara Debu, Air Mata, dan Anthem Masa Muda

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan Mojok.co

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.