Gajinya nggak terasa kalau mengingat tantangan saat bekerja
Sebenarnya, gaji Rp1,1 juta pada praktiknya tidak hanya untuk kerja sehari saja. Sejak pelantikan, sudah ada beberapa kegiatan yang Syamsi ikuti. Mulai dari Bimtek hingga beberapa persiapan teknis di TPS.
Selain itu, tantangan saat hari Pemilu 14 Februari 2024 mendatang juga tak kalah membuat khawatir. Selain lelah yang membayangi karena harus kerja seharian, mereka tak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun mengingat pentingnya setiap suara yang masuk di TPS.
“Di 2019 aku pernah jadi saksi, jadi terbayang bagaimana capeknya proses awal sampai akhir pencobolosan,” curhatnya.
Belum lagi, mereka bekerja dengan pengawasan penuh berbagai pihak. Salah satunya dari kalangan saksi. Sebagai pemuda yang pernah jadi saksi, Syamsi paham betul bahwa KPPS akan disoroti selama bekerja. Teledor sedikit bisa kena tegur.
Selain persiapan tenaga, para petugas KPPS harus siap secara mental. “Saksi pasti bakal galak karena memastikan semua berjalan dengan benar. Ini wajar. Nah bagi para KPPS ini harus siap mental. Jaga stamina karena kerjanya juga pakai otak,” kelakarnya.
Tugas berat itu membuat Syamsi terbayang mengapa pada 2019 banyak petugas KPPS yang meninggal. Mengenai kematian ratusan petugas KPPS pada 2019 lalu, Komnas HAM menilai ada tiga faktor penyebab utama.
Wakil Ketua Komnas HAM, Pramono Ubain Tanthowi mengungkap tiga faktor utama penyebab kematian yakni faktor komorbid atau penyakit penyerta, lemahnya manajemen risiko, dan beban kerja yang terlalu berat. Saat itu yang meinggal mayoritas berusia 46-67 tahun.
“Beban kerja petugas KPPS yang sangat tinggi dan disertai dengan durasi kerja yang sangat panjang, dapat mencapai 48 jam tanpa henti sejak persiapan pendirian TPS,” kata Pramono dalam jump apers di kantor Bawaslu RI, Selasa (25/7/2023) silam.
Selain itu, Pramono juga menyoroti kondisi psikologis seperti stres dan kecemasan petugas KPPS saat bertugas. Ini sejalan dengan kekhatiran Syamsi, bahwa kerja mereka memang penuh tekanan.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News