Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Nyesel Ikuti Perintah Ibu Kuliah Jurusan Guru, Setelah Lulus Jadi Susah Cari Kerja

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
19 Juni 2025
A A
Usai sarjana malah sulit dapat kerja, kini pilih jadi buruh ketimbang jadi sarjana nganggur. MOJOK.CO

ilustrasi - dipaksa kuliah jurusan guru. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Nyatanya, kuliah saja tak cukup

Setelah menjalani perkuliahan, ia sedikit menyesal. Bagaimana tidak, masih banyak dosen di kampusnya yang tidak disiplin dan mengikuti aturan. Beberapa dari mereka bahkan sampai ditegur karena terlalu sering absen mengajar.

Jadi boro-boro mau jadi guru, untuk dapat gelar sarjana saja susah karena ketidakefektifan pengajarnya. Alhasil, ia menempa diri secara mandiri dengan aktif berorganisasi seperti OSIS. Walau sebenarnya tak terlalu berguna, apalagi untuk menjalani kehidupan setelah sarjana.

Usai lulus. Roxi baru menyadari bahwa proses pengangkatan guru terlalu rumit. Pemerintah menghapuskan status guru honorer di sekolah negeri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, hanya terdapat dua jenis pegawai ASN yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kerja (PPPK).

Alur pengangkatan guru yang penuh ketidakpastian itu juga membuat Roxi semakin bingung. Berdasarkan informasi yang ia ketahui saat itu, pengangkatan PPPK harus mengikuti pelatihan minimal 2 tahun mengajar.

Atau istilah lain yang dibuat pemerintah adalah Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Untuk mengikuti program tersebut, pendaftarnya pun harus sudah punya tempat mengajar.

“Pertanyaannya adalah, gimana bisa masuk PPPK atau PPG, sedangkan guru honorer dihapus?” tanya dia. 

Alih-alih membangun kesejahteraan guru, Rozi merasa kebijakan di atas malah kurang tepat. Bahkan guru honorer pun masih bisa mendapatkan gaji meski sedikit. Berbeda dengan syarat PPG yang baru dapat gaji jika dinyatakan lulus.

“Alhasil, banyak juga teman-temanku yang kerjanya tidak sesuai profesi, bahkan setahuku banyak yang nganggur setelah sarjana,” kata Roxi.

Pilih kerja realistis ketimbang jadi sarjana nganggur

Hingga saat ini, Roxi pun masih berjuang mencari sekolah yang punya kuota kosong untuk guru pendidikan agama Kristen. Sebab, peluangnya akan lebih besar. 

Sayangnya, nasib baik tak kunjung menghampirinya. Sudah puluhan sekolah yang ia kunjungi di Palangkaraya, tapi tak ada satupun yang menghubunginya. Tak pelak membuat Roxi berpikir, sulitnya mencari kerja. 

Oleh karena itu, daripada menganggur dan sering overthinking karena mengecewakan orang tua, Roxi memilih kerja sebagai buruh tambang. Mengikuti jejak kakaknya. Meski ia tahu, bukan ini yang diharapkan orang tuanya setelah lulus dan mendapat gelar sarjana.

Tapi minimal, dari gaji buruh itu ia bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Tentu saja pekerjaan itu tak membutuhkan gelar sarjana, yang penting adalah rajin dan beruntung. 

Sebab, pekerjaan yang ia lakukan adalah nyedot. Sangat bergantung dengan ada tidaknya emas di tanah.

“Ada beberapa jenis cara nyedot, aku sendiri pakai kupas. Kami dibagi tim kerja sekitar 5-6 orang yang tugasnya nyedot satu lubang. Jika mujur, upah kami per orang bisa Rp3,7 juta dalam 20 hari kerja,” jelas Roxi.

Iklan

Meski begitu, risikonya tidak sepele. Sebab, kata Roxi, taruhannya adalah nyawa. Tapi, mau bagaimana lagi? Hidup memang tak bisa ditebak. Ia pun tak pernah membayangkan akan kerja menjadi tukang sedot, alih-alih mengikuti mimpi orang tuanya yang menyuruhnya menjadi guru.

“Mau tidak mau, saya harus lakukan karena kebutuhan ekonomi dan belum ada lowongan sekolah untuk saya mengajar,” ucapnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA:  Ijazah S1 Kampus Malang Terasa Sia-sia karena PHK di Usia Tua, Ribuan Lamaran Kerja Juga Ditolak atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2025 oleh

Tags: beban keluargaburuh tambangkerja jadi guruorang tua kecewasarjanasarjana nganggursulit cari kerja
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Kampus

Kisah Wisudawan UNJ Nyaris Drop Out Kuliah karena Fakta Mengejutkan dari Sang Ayah soal Ibu yang Sudah Tiada

3 November 2025
Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
Pilih kos murah di Malang karena gaji nggak UMR. MOJOK.CO
Ragam

Cara Bertahan Hidup Anak Kos di Malang dengan Gaji Rp2 Juta setelah Orang Tua Tiada, Tersiksa tapi “Kudu Legawa”

8 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.