Nelangsa Pejuang LDR Jogja-Jakarta, Tersiksa karena KAI dan “Hengkangnya” Sri Mulyani

Pejuang LDR Jogja-Jakarta makin nelangsa karena harga tiket kereta api mahal. MOJOK.CO

Ilustrasi - LDR Jogja-Jakarta tak semudah membalikkan telapak tangan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

In this economy, pilihan untuk membangun “keluarga cemara” semakin sulit. Apalagi, bagi pejuang LDR yang merasakan dampak langsung kenaikan harga tiket kereta api Jogja-Jakarta. Sudah terkoyak menahan rindu karena jarang bertemu, kini makin nelangsa memikirkan tabungan untuk menikah.

***

Nyaris setahun ini Alifa (24) menjalani hubungan jarak jauh alias long distance relationship (LDR) dengan pacarnya yang ada di Jakarta. Pertemuan mereka bermula saat keduanya sama-sama kuliah di Jogja. 

Setelah tiga tahun lebih pacaran dan sama-sama diwisuda, keduanya harus mengejar karier di tempat yang berbeda. Jujur, ada perasaan campur aduk saat itu. Senang karena bisa mendapatkan kerja, sekaligus sedih karena bakal sulit bertemu.

Alifa sendiri memutuskan tetap tinggal di Jogja dan bekerja di sana, sementara pacarnya berkesempatan kerja di Jakarta. Jarak wilayah yang terpaut jauh membuat mereka harus siap menjalani LDR hampir satu tahun ini. Apalagi, in this economy, kata Alifa, tantangannya semakin berat.

KAI sering menaikkan harga sesuka hati

Guna menjaga hubungannya tetap awet dengan sang pacar, Alifa rutin ke Jakarta sebanyak dua kali dalam sebulan. Kadang-kadang sebaliknya, sang pacar yang akan menemuinya dari Jakarta ke Jogja.

Mulanya, Alifa merasa hal tersebut tidak menimbulkan masalah yang berarti. Malah jadi solusi untuk mengobati rindu, sekaligus menjalin komunikasi yang semakin berkualitas. Namun, akhir-akhir ini Alifa dan pacarnya jadi punya kekhawatiran yang sama.

“Makin ke sini tuh kami makin bingung, mau pakai pengeluaran untuk ongkos transportasi biar bisa ketemu tatap muka, atau masukkin aja buat tabungan nikah,” kata Alifa kepada Mojok, Rabu (10/9/2025).

Sebabnya, tiket kereta api Jakarta-Jogja tidaklah murah. Alifa harus merogoh kocek sebesar Rp400 ribu untuk naik kereta ekonomi premium dari Jakarta ke Jogja. Itu belum termasuk ongkos pulang-pergi. 

“Padahal, kalau harga normalnya tuh Rp200 ribu,” kata Alifa bersungut-sungut.

Alasan Alifa sering naik kereta api New Generation karena ia selalu tidak kebagian tiket. Ia sering kalah war saat ingin membeli tiket kereta api ekonomi yang identik dengan kursi tegak lurusnya. 

“Susah banget dapetinnya, padahal harganya lumayan dari Jogja ke Jakarta cuman Rp74 ribu,” kata Alifa.

Baca Halaman Selanjutnya

Lama-lama boncos juga dari Jogja ke luar provinsi

Lama-lama boncos juga dari Jogja ke luar provinsi

Tak hanya Alifa, Dony (42) juga punya pengalaman serupa. Sebagai pejuang LDR yang jauh lebih lama dari Alifa, Dony merasakan perbedaan harga tiket kereta api yang fluktuatif. Dulu, kata dia, harga tiket kereta api Jogja-Surabaya tidak terlalu mahal seperti sekarang.

“Kalau seingatku dulu, kayaknya tiket kereta api Sancaka tuh masih ada yang seharga Rp160 ribu-an tapi sekarang sudah sampai Rp270 ribu,” kata Dony.

Otomatis, pengeluaran Dony sebagai pejuang LDR dari Jogja ke Surabaya ikut bertambah. Dari yang tadinya hanya Rp300 ribu untuk membayar harga tiket kereta pulang-pergi, kini jadi Rp500 ribu. Walhasil, Dony yang harus pergi ke Surabaya dan Alifa ke Jakarta, jadi sering berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi bertemu sang pacar secara tatap muka.

“Aku jadi mikir seribu kali kalau mau ketemu pacar sebulan dua kali atau satu kali. Boncos, cuma buat tiket kereta Jogja-Jakarta doang. Harus jaga-jaga uang minimal sejuta,” kata Alifa.

Padahal, bagi pejuang LDR seperti Alifa dan Dony, biaya transportasi kereta api sudah jadi kebutuhan primer. Sebuah penelitian berjudul Komitmen dalam Berpacaran Jarak Jauh pada Wanita Dewasa Awal mengungkap jika keterbatasan komunikasi dapat memunculkan beragam konflik. Salah satunya, memunculkan kondisi psikologis seperti kesepian dan cemburu berlebihan.

Oleh karena itu, penting sekali bagi para pejuang LDR mempertahankan komitmen mereka. Misalnya, dengan saling menghargai waktu, usaha, dan mendukung satu sama lain. Tak terkecuali memperhitungkan aktivitas komunikasi baik online maupun offline.

Nasib pejuang LDR in this economy

Sayangnya, kenaikan harga tiket kereta api jarang sekali terinformasikan dengan baik. Alifa dan Dony yang berada di Jogja tak pernah tahu alasan KAI menaikkan harga tiket mereka, kecuali menjelang lebaran, akhir pekan, atau libur panjang. Bisa dibilang, isunya tidak sebesar kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak, atau cabai.

Sampai akhirnya muncul dugaan dari banyak netizen di media sosial yang mengaitkan kerugian KAI akibat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh dengan kenaikan harga tiket kereta api lain.

“KAI emang kampret. Dia tahu demand orang-orang ke kereta tinggi makanya naik terus. Suka naik sesuka hati, diskon juga sesuka hati,” ujar Alifa.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Publik Djoko Setijowarno menjelaskan kenaikan harga tiket kereta api memang bisa dipengaruhi oleh target KAI yang belum mencapai tarif batas atas penjualan. Namun, kenaikan harga tersebut selalu diawasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Penentuan harga tiket kelas ekonomi dilakukan oleh pemerintah lantaran pemerintah menggelontorkan dana subsidi. Cuma pemerintah setiap dua tahun sekali melakukan evaluasi, kira-kira ini tiket masyarakat bisa dinaikkan atau tidak, sehingga subsidinya bisa berkurang. Atau ada yang disubsidi dan tidak subsidi,” jelasnya dikutip dari Jawa Pos, Kamis (11/9/2025).

Terlepas dari alasan tersebut, Alifa dan Dony kini merasa perjuangannya lebih berat. Di tengah kemajuan teknologi yang semakin canggih seperti AI, kondisi ekonomi Warga Negara Indonesia malah terus merosot. Belum lagi dampak pergantian Sri Mulyani dari kursi menteri keuangan. Bikin bursa saham terjun bebas dan rupiah melemah.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Modal Rp3 Ribu buat ke Berbagai Kota Tanpa Diusir atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Exit mobile version