Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Para Penjual Kacamata Dekat UNY Merana, Omzet Anjlok Ditinggal Mahasiswa yang Tak Kunjung Kembali Sejak Pandemi

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
23 Januari 2024
A A
penjual kacamata UNY.MOJOK.CO

Ilustrasi penjual kacamata UNY (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Jalan Colombo sekitar UNY dan tak jauh dari UGM, berderet penjual kacamata kaki lima yang dulu tampak ramai namun sekarang sepi pembeli. Sebelum mereka datang menempati dua dekade lalu, ternyata lokasi itu jadi tempat jualan kelinci, piano, hingga celana kolor.

Saat saya melintas pelan pada Senin (22/1/2024), sebagian penjual sedang melamun menatapi jalan raya. Hanya satu dua lapak yang sedang didatangi pembeli.

Saya lantas berhenti di depan lapak milik Basir (42), lelaki kelahiran Lampung yang sudah sejak 2006 mengadu nasib di sekitar UNY. Ternyata, awalnya ia datang kemari pada 2002 untuk berkuliah di UIN Jogja.

“Tapi sejak kuliahnya agak drop, ada teman yang mengajak jualan di sini,” ujarnya.

Pada 2006, ia mulai bekerja di lapak milik kenalannya. Ia ingat, pada saat itu Jalan Colombo di sisi selatan lapangan atletik UNY sudah dipenuhi penjual kacamata.

Ada beberapa hal yang harus ia pelajari saat awal berjualan kacamata. Selain memahami model, ia juga perlu belajar mengukir lensa hingga memahami cara pengukuran mata minus dan silinder. Semuanya belajar dari seniornya yang sudah lebih paham.

“Ya syukur sejauh ini, mayoritas aman. Ada pasti yang komplain, tapi kami langsung perbaiki,” kata Basir.

Ia terus menjadi karyawan di lapak itu sampai 2010. Di tahun tersebut, ia akhirnya lulus kuliah sekaligus menikah. Hingga akhirnya dapat kepercayaan dari rekannya untuk mengelola lapak secara mandiri.

Saat kami sedang asyik ngobrol, tiba-tiba dua anak muda berhenti di depan lapak. Mereka mau mencari kacamata hitam untuk mendukung gaya yang sudah seperti anak skena hiphop, baju oversize dengan celana kombrong.

“Cocok nggak Pak?” kata salah satu di antara mereka sambil bergaya dengan kacamata hitam pilihan. Basir hanya tertama sambil mengacungkan jempolnya.

“Arep tak nggo (mau aku pakai) hiphop-an,” ujar pembeli itu lagi.

penjual kacamata UNY dan UGM.MOJOK.CO
Pembeli di lapak milik Basir (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Penjual kacamata UNY ditinggal mahasiswa dan anak muda sejak pandemi

Dua anak muda itu lantas menentukan pilihannya, membayar, dan beranjak pergi. Basir lantas bercerita kalau sejak pandemi penjualannya turun drastis.

“Hampir 75 persen turunnya. Dulu anak muda banyak yang beli, sejak pandemi sampai sekarang sepi. Apa pada milih belanja online ya?” tutur Basir.

Saya lantas beranjak ke lapak lain milik Sri Raharjo (52) yang akrab disapa Jack. Lelaki yang jadi salah satu pelapak terlama di sekitar UNY ini juga membenarkan cerita Basir soal penurunan yang hampir 75 persen.

Iklan

“Dulu sehari omzet bisa Rp1,5 juta, sekarang Rp500 ribu saja sudah bagus,” tuturnya.

penjual kacamata UNY.MOJOK.CO
Sosok Jack, salah satu penjual kacamata legendaris di Jalan Colombo sekitar UNY (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Ia juga merasa kehilangan banyak anak muda dan mahasiswa yang dulunya jadi alasan ia melapak di sini. Jack mulai berjualan kacamata di sekitar UNY pada 2003 silam. Salah satu alasannya karena mengincar pasar kalangan anak muda dan mahasiswa UNY dan UGM.

“Kebutuhan kacamata di kalangan itu cukup banyak. Sekarang, pandemi sudah hilang mahasiswanya belum kembali” kata Jack.

Saat pertama kali datang, Jack mengaku belum ada penjual kacamata di sekitar Jalan Colombo. Di deretan selatan lapangan atletik UNY adanya penjual kelinci, celana kolor, sampai orgen atau piano.

“Dulu itu penjual kelincinya malah dari Surabaya,” kenangnya.

Lelaki asli Jogja ini dulunya sempat mencoba berbagai macam profesi. Mulai dari kuli sampai jadi karyawan di toko bangunan. Namun, menurutnya jalan hidup sebagai penjual kacamata yang membuatnya bisa menghidupi keluarga sampai sekarang.

Para pedagang kaki lima di Jalan Colombo UNY yang tak jauh dari UGM ini pernah mengalami garukan Satpol PP pada sekitar 2007 silam. Pasalnya, saat itu mereka berjualan hingga badan jalan. Namun, sejak saat itu pedagang mengaku tak pernah lagi mengalami hal serupa karena sudah menata dan mengalihkan dagangannya ke atas area trotoar.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Nestapa Para Musafir hingga Wisatawan Kelaparan di Jogja, Berharap Sebungkus Nasi dan Tempat Singgah

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2024 oleh

Tags: Jalan ColomboJogjapenjual kacamatapklslemanuny
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.