Lelaki ini sebenarnya suka belanja online. Khususnya, dalam berburu pakaian bekas yang menarik. Awalnya ia masih bisa membeli dengan pembayaran manual lewat ATM. Namun, lama-lama ia mengaku sering keduluan pembeli lain.
Pasalnya, barang-barang bekas langka itu kerap jadi rebutan begitu dirilis oleh penjual. Hal itu yang kemudian jadi keresahan Fansuri yang hidup tanpa m-Banking sampai awal usia 30-an.
Mojok juga bertemu dengan Iswara (42), lelaki yang juga sampai lewat usia kepala tiga belum jadi pengguna m-Banking. Padahal, kalau ATM ia sudah punya dari SMP.
“Dari dulu rasanya malas aja bikin m-Banking. Repot ke bank,” kata dia.
Repot mengurus tapi lebih repot jika tak memilikinya
Seperti Fansuri, Iswara juga bercerita kalau sejak lama ada beberapa teman yang menyarankannya untuk jadi pengguna m-Mbanking. Akan tetapi ia merasa belum perlu-perlu amat.
Namun, seiring bertambahnya untuk kebutuhan untuk transaksi online, Iswara mengakui tidak punya m-Banking lebih repot ketimbang harus ke ATM setiap hendak kirim uang atau melakukan pembayaran saat bertransaksi online. Akhirnya, ia pun resmi jadi menggunakan aplikasi itu sejak tahun lalu. Di usianya yang sudah menginjak awal kepala empat.
Agak mirip, Fansuri, juga akhirnya menyerah harus terus kalah saing saat rebutan beli pakaian langka di media sosial. Tahun lalu, ia akhirnya juga jadi pengguna m-Mbaking.
“Ya pada akhirnya sadar sih kalau manfaatnya banyak. Hidup lebih mudah,” pungkas Fansuri.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 3 Mobile Banking Terbaik Bikin Nasabah Senang
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.