Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Maksa Beli iPhone demi Gaya sampai Diamkan Bapak Berhari-hari, iPhone 14 Pro Terbeli tapi Hidup Jadi “Berantakan dan Menderita”

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
17 Juli 2025
A A
Paksa dibelikan bapak iPhone 14 Pro demi gaya, kini sia-sia MOJOK.CO

Ilustrasi - Paksa dibelikan bapak iPhone 14 Pro demi gaya, kini sia-sia. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Persoalannya hanya pada gengsi. Merasa insecure dengan teman-teman yang ke mana-mana mejeng dengan hp berlogo apel kroak. Lalu memaksa bapak membelikan iPhone 14 Pro. Kini setelah bapak tiada, hanya tersisa penyesalan yang amat sangat.

iPhone 14 Pro bikin nyesek karena teringat bapak

Tatapan kosong diiringi rasa sesak bukan main. Begitulah perasaan Rana (20) tiap kali menyentuh iPhone 14 Pro pembelian bapaknya.

Masalahnya, hanya itu hp satu-satunya yang dia miliki, yang tak pernah jauh darinya barang beberapa detikpun. Dengan kata lain, nyaris setiap detik Rana mengaku nyesek. Kadang bahkan nangis sesenggukan sendiri di kamar kosnya di Semarang, Jawa Tengah.

iPhone 14 Pro itu selalu mengingatkannya dengan sang bapak. Di dadanya bercampur antara perasaan kangen dan penyesalan mendalam.

Sayangnya, dia tidak bisa sekadar pulang ke kampung halaman untuk menemuinya. Bapaknya sudah tidak tersentuh lagi kecuali lewat doa-doa tulus: karena sudah “berpulang”.

Malu pakai hp android karena kamera buram

Menjelang kelulusan SMA 2022 silam, Rana merengek habis-habisan kepada orangtuanya. Dia ingin dibelikan iPhone. Ada banyak alasan, salah satunya, beberapa teman perempuan di kelasnya rata-rata memakai produk apel kroak tersebut.

“Harganya kalau belasan juta ya mbok mending uangnya buat kamu kuliah nanti nduk,” ucap sang bapak saat bertanya pada Rana kisaran harga iPhone yang Rana mau sampai sebegitunya.

Bahkan bekasnya pun masih terlampau mahal untuk ukuran kantong petani seperti bapak Rana. Akan tetapi, jangankan beli hp baru tapi masih tetap android, iPhone yang bekas-bekas saja Rana tak mau. Gengsinya atas teman-temannya sudah terlanjur tersulut.

“Karena di sekolah atau pas lagi keluar, aku merasa nggak relate dengan obrolan mereka soal iPhone,” ungkap Rana berbagi cerita, (15/7/2025).

“Apalagi kalau foto-foto, malu sendiri karena androidku burem. Nggak sejernih dan sebagus hasil dari hp teman-teman,” sambungnya.

Pada dasarnya hanya persoalan itu. Rana mengakui, tidak ada urgensi untuk fungsi-fungsi praktis lain. Murni hanya karena pengin bisa relate dengan teman-temannya dan punya hp berkamera bagus untuk foto-foto.

iPhone 14 terbeli, meski harus mendiamkan bapak berhari-hari

Rana sempat mendiamkan bapaknya berhari-hari karena sang bapak menyatakan ketidaksanggupannya membelikan iPhone. Sampai akhirnya, pada suatu Minggu, sang bapak—melalui ibu Rana—memberikan sejumlah uang sesuai harga iPhone yang Rana mau: iPhone 14 Pro.

Tidak ada pikiran lain—misalnya bertanya dari mana sang bapak dapat uang? Karena sebelumnya bilang tidak sanggup. Rana hanya merasa bungah luar biasa. Karena akhirnya dia akan segera relate dan tidak insecure lagi di hadapan teman-temannya.

“Saat itu yang baru keluar iPhone 14 series. Jadi aku beli iPhone 14 Pro sekalian,” ungkap Rana.

Iklan

Fakta menyesakkan dan penyesalan tanpa akhir

Tidak lama setelah Rana lulus SMA, sang bapak meninggal di kamar tidurnya, tanpa tanda-tanda seperti sakit parah. Malam hari bapaknya masih tampak ngopi dan merokok di depan rumah hingga larut malam. Setelahnya tidur, lalu tidak pernah bangun lagi.

Sedih tentu sangat sedih. Bagaimanapun, Rana mengenal sang bapak sebagai sosok yang sangat baik—terlepas dari segala keterbatasannya perihal ekonomi.

“Tapi kesedihan paling dalam, diikuti penyesalan tanpa akhir itu ketika akhirnya tahu, kalau bapak sampai ngutang ke Pakde (paman) untuk belikan aku iPhone 14 Pro,” kata Rana.

Pada malam tujuh hari meninggalnya bapak, Pakde Rana tiba-tiba bertanya soal rencana kuliah Rana. Di situlah—mungkin—Pakde Rana keceplosan dengan bercerita kalau Pakde Rana utang uang cukup besar. Katanya untuk biaya awal kuliah Rana.

“Aku nggak sepolos itu untuk langsung paham kalau uang itulah yang kemudian kupakai untuk beli iPhone 14,” kata Rana.

Beban berat di pundak ibu

Didorong rasa bersalah yang amat besar pada sang bapak, Rana sempat ingin mengurungkan niatnya untuk kuliah. Biaya dari mana? Tidak mungkin dia akan meminta ibunya—yang sehari-hari hanya ibu rumah tangga—untuk membiayainya kuliah.

Bayangan itu sempat disangkal oleh ibu Rana. Rana harus tetap kuliah. begitu keinginan sang ibu. Akan tetapi, dengan mencoba berpikir lebih rasional, akhirnya Rana mantap mengurungkan kuliahnya. Dia lebih memilih bekerja.

“Aku kerja di Semarang. Gaji UMR lah. Itu sebagian kukirim ke rumah untuk ibu,” ucap Rana.

Meski begitu, ibu Rana pun akhirnya turut berusaha mencari uang sendiri, dengan berjualan nasi pecel di depan rumah. Hasilnya tentu saja tidak seberapa. Karena di pagi hari, sudah banyak pedagang sarapan di kampung: seperti nasi uduk hingga bubur ketan hitam. Di sela-selanya juga mengurus ladang peninggalan bapak.

“Karena ibu masih memikul beban berat di pundaknya, membayar utang-utang bapak ke Pakde dan saudara lain,” tutur Rana.

Sebenarnya sang bapak meninggalkan beberapa petak tanah untuk dijual. Tapi ibu Rana masih maju-mundur untuk menjualnya di waktu-waktu sekarang. Dia berniat menjadikannya sebagai jaga-jaga di masa depan. Misalnya untuk keperluan Rana menikah kelak.

“Jangan hidup untuk ngasih makan gengsi. Apalagi sampai melibatkan orangtua dalam derita,” pesan Rana untuk pembaca.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Laptop ASUS: Meski Busuk dan Bikin Malu sama Orang Berlaptop Apel Kroak, Tapi Saksi Banyak Orang Tuntaskan Skripsi hingga Cari Cuan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

Terakhir diperbarui pada 18 Juli 2025 oleh

Tags: harga iphone 14harga iphone 14 proiPhoneiPhone 14 Proiphone 14 series
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja dihujat. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja Dihujat karena Flexing dan Dianggap Glamor, padahal Hidupnya Nelangsa

30 Oktober 2025
Penerima beasiswa KIP Kuliah bisa beli hp iPhone. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah Banting Tulang Belajar sambil Kerja Pakai iPhone, Malah Dikira Flexing dan Nggak Cocok Hidup Layak

26 Agustus 2025
Merayakan Status iPhone 16 Sebagai Barang Ilegal MOJOK.CO
Konter

Merayakan Status iPhone 16 Sebagai Barang Ilegal di Indonesia Biar Jadi Pukulan Keras buat Apple yang Selalu Setengah Hati

3 November 2024
iPhone Nggak Mungkin Murah dan Memang Harus Mahal MOJOK
Konter

Benarkah Harga Produksi iPhone Cuma 10 Dolar Seperti Kata Gita Wirjawan? Rasanya Sungguh Tidak Masuk Akal!

12 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.