Susah Payah Kuliah Kedokteran Gigi, Setelah Jadi Dokter Gigi Bergaji Besar Malah Gangguan Jiwa sampai Tunangan Dibatalkan Calon Mertua

Ilustrasi - Susah payah kuliah Kedokteran Gigi tapi berantakan gara-gara Bipolar. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Setelah susah payah kuliah di Kedokteran Gigi, saat sudah bertugas menjadi dokter gigi justru hidup jadi berantakan lantaran mengidap Bipolar. Kondisi yang sampai membuat beberapa orang dekat menyesalkannya. Bahkan calon mertua memilih membatalkan acara tunangan karena tak mau punya menantu mengidap gangguan mental.

Cerita prihatin tersebut benar-benar dialami oleh Shara (26), seorang dokter gigi alumnus Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar. Saat Mojok hubungi pada Senin, (30/4/2024), ternyata kondisi Shara sebenarnya belum sepenuhnya pulih dari Bipolar yang ia idap selama bertahun-tahun.

”Setiap bulan saya masih kontrol rutin ke Psikiater,” ungkap dokter gigi alumnus Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar tersebut.

Kuliah susah payah di Kedokteran Gigi UNHAS Makassar

Shara kuliah di Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar pada tahun 2005. Waktu itu Shara mendapat UKT sebesar Rp750 ribu. Untuk ukuran tahun 2005 tentu terbilang besar. Akan tetapi, Shara merasa beruntung karena ia mendapat beasiswa dari kampus.

“Hanya saja saya bukan dari kalangan orang kaya. Jadi tetap aja terasa susah payahnya (dari sisi ekonomi),” tutur Shara.

Sementara dari sisi materi perkuliahan, Shara tak menemukan kendala berarti selama kuliah di Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar. Ia lulus dalam kurun 3,9 tahun.

“Yang lama KOAS-nya. Aku KOAS dari tahun 2009 sampai 2017. Lama memang. Karena saya susah mendapat pasien dan kurang sanggup membiayai pasien untuk praktik,” jelas Shara.

Namun, masa-masa sulit dalam rentang tidak kurang dari sembilan tahun itu berhasil Shara lalui. Ia berhasil lulus hingga kemudian diangkat menjadi dokter gigi.

Bertugas di pelosok Kalimantan Timur hingga mengidap bipolar

Pada Mei 2018, alumnus Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar itu bertugas sebagai dokter gigi di Tanjung Aru, salah satu daerah pelosok di Kalimantan Timur. Kemudian pada Desember 2018, ia memutuskan resign dan berpindah ke sebuah klinik swasta yang menurutnya lebih menjanjikan.

“Aku melihat di sana (klinik swasta di Kaltim), ada potensi bagi saya untuk lebih bisa meningkatkan skill,” terang Shara.

Akan tetapi, kehidupan Shara sebagai dokter gigi mulai berantakan sejak ia didiagnonis mengidap Bipolar Disorder tipe 2 pada 2019. Padahal waktu itu kariernya sebagai dokter gigi di klinik swasta di Kaltim sedang bagus.

Ia bahkan mengaku mendapat gaji yang sangat memuaskan. Lebih-lebih di tahun-tahun itu ia juga baru saja diangkat menjadi ASN.

“Sebenarnya dari kecil saya sudah ada gangguan jiwa, sering melukai diri sendiri hingga mencabut rambut sampai botak. Namun, kondisi saya membaik setelah keluar dari lingkungan SD saya yang lumayan toksik,” beber alumnus Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar itu.

Susah-susah Kuliah Jadi Dokter Gigi tapi Berantakan Gara-Gara Bipolar, H-1 Tunangan Dibatalkan karena Calon Mertua Tak Mau Punya Mantu Gangguan Mental MOJOK.CO
Ilustrasi – Perempuan mengidap Bipolar. (Anthony Tran/Unsplash)

Gangguan mental tersebut kembali menyerang saat Shara sedang sibuk-sibuknya bertugas sebagai dokter gigi selama 2018-2019. Shara menduga ia terlalu lelah bekerja dari pagi sampai malam.

Kondisi itu membuat Shara mulai tidak bisa fokus bekerja karena pikiran dan hatinya selalu diliputi kecemasan dan kegelisihan secara berlebih. Atas pertimbangan yang matang, ia kemudian memilih resign.

“Saya takut melakukan kesalahan saat bekerja karena nggak fokus. Jadi saya putuskan untuk resign dan memeriksakan diri ke Psikiater,” beber Shara.

Sejak hari itu, alumnus Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar itu menjadi sering pindah-pindah tempat kerja karena kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Itulah kenapa ia masih terus rutin ke Psikiater hingga saat ini.

Batal tunangan di hari H

Kondisi Bipolar yang Shara alami berangsur diketahui oleh beberapa orang terdekatnya. Termasuk oleh keluarga calon suaminya.

Sejak tahun 2021, Shara sebenarnya merasa kondisinya menjadi lebih baik. Sayangnya, hidupnya malah kembali berantakan dan menjadi semakin parah saat acara tunangannya pada 2023 batal begitu saja. Persis di hari H tunangan.

Shara mengatakan, acara tunangan tersebut dibatalkan oleh calon mertua, karena si calon mertua tak mau memiliki menantu dengan gangguan mental.

“Setelah kejadian itu, aku mengalami depresi berat. Obat-obatan yang aku minum harus naik dosis. Beberapa bulan berikutnya, aku mengalami perubahan mood yang ekstrem dari depresi ke mania,” terang dokter gigi alumnus Kedokteran Gigi UNHAS, Makassar itu.

Efek fatal yang lain, Shara jadi makin suka berfoya-foya dan meghambur-hamburkan uang. Sampai akhirnya ia harus terjerat utang dan pinjaman online (pinjol) dalam jumlah besar. Meski pada akhirnya pun bisa ia atasi.

Dapat stigma alumnus Kedokteran Gigi UNHAS yang hidupnya berantakan

Shara terus bertekad untuk sembuh. Setelah terjerat pinjol dan banyak utang, di penghujung 2023 ia memutuskan untuk kembali bekerja di sebuah Puskesmas di daerah kecil di Kalimantan Timur guna melunasi utang-utangnya. Di samping juga untuk kebutuhan berobat ke Psikiater.

Selama mengidap Bipolar, menjalani hidup yang berantakan, batal tunangan hingga terjerat pinjol, tidak sedikit orang-orang di sekitarnya yang cukup kaget. Mereka tak menyangka ada dokter yang kondisi mentalnya terganggu seperti Shara.

“Tapi orang tua saya sangat support. Adik bungsu saya bahkan menjadi caregiver saya. Ia sangat sabar bahkan membantu saya menyicil utang-utang saya, karena ia sudah paham apa yang saya alami,” ungkap Shara dengan penuh haru.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Kenekatan Mahasiswa Jombang yang Ijazah S1 Kampusnya Sempat Tak Laku di Indonesia, Sekali Laku di Luar Negeri Malah Pilih Lanjut Kuliah S2 UGM dengan “Ancaman Nganggur”

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version