3 Kehebatan Tapak Suci yang Tak Mesti Dimiliki Pendekar Pencak Silat Lain Modal Sombong dan Biang Onar, Teruji 61 Tahun

Ilustrasi - 3 kehebatan pencak silat Tapak Suci Muhammadiyah yang tak dimiliki perguruan silat lain. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Tapak Suci sebagai organisasi pencak silat Muhammadiyah seolah jauh dari pusaran berita buruk. Setiap kerusuhan antar perguruan silat, Tapak Suci nyaris tak pernah terlibat di dalamnya.

Organisasi pencak silat di bawah Muhammadiyahn itu memang memiliki komitmen luhur yang agaknya perlu dicontoh oleh perguruan silat lain. Khususnya yang para anggotanya kerap terlibat kerusuhan dan keonaran.

***

Merentang dari Januari 2024 hingga Juli 2024, ada saja bentrokan antar perguruan silat. Entah dalam skala kecil maupujn besar.

Coba saja ketik “bentrok silat 2024” di mesin pencari. Siklusnya benar-benar tak putus. Nyaris setiap bulan (Januari-Juli) selau ada laporan bentrok antar pesilat. Pada Mei 2024 lalu, melansir dari Detik Jatim, seorang pesilat asal Krian, Sidoarjo, berinisial SW (20) bahkan sampai meregang nyawa usai dikeroyok oleh enam pesilat lain usia 18 tahun-19 tahun.

Mirisnya, sebelum melakukan pengroyokan, enam pesilat yang kemudian jadi tersangka tersebut diketahui melakukan pesta miras terlebih dulu.

Sementara yang paling baru adalah pada Senin (22/7/2024) lalu. Segerombolan pelaku silat yang terkonfirmasi dari PSHT mengeroyok Polisi di Jember. Hanya karena tak terima konvoi mereka ditegur. Polisi yang menjadi korban pun tak ayal mengalami luka-luka.

Dalam lingkaran setan bentrok antar pesilat tersebut, nama Tapak Suci nyaris tak pernah tercatut. Tentu menarik untuk mengkaji apa nilai yang Tapak Suci Muhammadiyah tanamkan pada pendekar-pendekarnya? Agaknya nilai-nilai tersebut harus tertanam juga pada para pendekar dari perguruan lain agar tak terus-menerus tercoreng akibat ulah oknumnya yang arogan dan ugal-ugalan.

61 tahun Tapak Suci Muhammadiyah ingin fokus prestasi

Organisasi pencak Silat Tapak Suci baru saja memperingati hari lahirnya ke 61 tahun pada Rabu (31/7/2024).

Dalam acara puncak Milad Tapak Suci ke 61 di Sleman, Jogja, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menekankan bahwa para pendekar dari TS sudah seharusnya melanjutkan tren positif dalam hal prestasi.

“Tapak Suci telah menunjukkan prestasi luar biasa, dengan 70 persen peserta PON berasal dari Tapak Suci,” ujar Haedar di depan ratusan pendekar TS yang hadir.

3 Kehabatan Pencak Silat Tapak Suci Muhammadiyah yang Tak Dimiliki Peguruan Silat Lain MOJOK.CO
Haedar Nashir dalam Milad Tapak Suci ke 61. (Muhammadiyah.or.id)

“Bahkan Tapak Suci sudah sampai ke 14 negara,” tekan Haedar. Karena diketahui, selain Indonesia, organisasi pencak silat Muhammadiyah itu memang sudah menyebar di Timor Leste, Thailand, Singapura, Taiwan, Aljazair, Mesir, Lebanon, Palestina, Sudan, Maroko, Uganda, bahkan Jerman. Sementara pada 2023 lalu, Ketua Umum PP Tapak Suci, Afnan Hadikusumo menyebut TS sudah tersebar di 22 negara. Artinya, Tapak Suci memang sudah menyebar luas dalam skala internasional alias sudah mendunia.

Oleh karena itu, kata Haedar, fokus saat ini untuk para pesilat TS adalah bagaimana agar tidak memiliki mentalitas inferior (dalam konteks prestasi). Sebab, level Tapak Suci Muhammadiyah sudah sampai ke internasional.

Tapak Suci Muhammadiyah tak sekadar ajarkan beladiri

Sebagai sebuah organisasi beladiri, tentu saja maksud dan tujuan berdirinya Tapak Suci yang sudah berusia 61 tahun adalah untuk “Mendidik serta membina  ketangkasan dan keterampilan pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia.” Begitu bunyi maksud dan tujuan Tapak Suci yang paling pertama, seperti termuat dalam laman resmi Muhammadiyah.

Namun, organisasi pencak silat Muhammadiyah tersebut tak mau hanya sebatas itu. Tak mau jika para pendekarnya hanya jago dalam urusan baku hantam. Aspek keimanan dan intelektual juga benar-benar ditanamkan dalam rincian maksud dan tujuannya, meliputi:

  1. Memelihara kemurnian pencak sitat sebagai seni beladiri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral.
  2. Mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah.
  3. Metalui seni beladiri menggembirakan dan mengamalkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan Nasional.
Logo pencak silat Tapak Suci. (Muhammadiyah.or.id)

Lalu guna mencapai maksud dan tujuan tersebut, dirumuskan juga upaya-upayanya, antara lain:

  1. Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.
  2. Menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan untuk melahirkan Kader Muhammadiyah.
  3. Menyelenggarakan pembinaan seni beladiri Indonesia.
  4. Mengadakan penggalian dan penelitian limu Seni Beladiri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemajuan seni beladiri Indonesia.
  5. Aktif dalam lembaga olahraga dan seni baik yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta yang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan Tapak Suci.
  6. Menggembirakan penyelenggaraan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar sesuai dengan proporsi seni beladiri.
  7. Menyelenggarakan pertandingan dan lomba serta pertemuan untuk memperluas pengalaman dan persaudaraan.
  8. Menyelenggarakan usaha lain yang dapat mewujudkan tercapainya meksud dan tujuan.

Lapis-lapis nilai tersebut lah yang kemudian membentengi para pendekar di TS untuk tidak hanya menonjolkan sisi ragawi saja (keterampilan baku hantam). Tapi juga sisi akal dan ruhani.

“Anggota Muhammadiyah harus memiliki kesadaran jiwa, diri, dan pikiran yang kuat.” Begitu pesan Haedar Nashir dalam Milad Tapak Suci ke 61 di Sleman, Jogja.

Baca halaman selanjutnya…

Punya banyak prestasi, tapi tak punya alasan untuk sombong

Tidak ada alasan untuk sombong dan jumawa

Menyambut Milad Tapak Suci ke 61, Suprapto Ketua Pimda 070 Tapak Suci Kabupaten Kendal menulis untaian rasa syukur yang begitu menggugah yang termuat dalam laman resmi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal.

Sejak lahir pada 31 Juli 1963, Tapak Suci memang menorehkan banyak prestasi dalam ranah beladiri, baik tingkat nasional bahkan internasional. TS melahirkan atlet-atlet pencak silat legendaris nasional seperti Abas Akbar, Indro Catur Haryono, Ronny Syaifullah, Iqbal Candra, dan lain-lain.

“Namun lebih dari itu semua, setiap anggota Tapak Suci wajib bersyukur kepada Allah dan bangga, bahwa Tapak Suci adalah perguruan pencak silat yang mengajarkan kepada anggotanya untuk menjaga akidah, menjunjung tinggi akhlak serta nilai-nilai Islam,” tulis Suprapto.

“Sebagai perguruan pencak silat yang menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai Islam, Tapak Suci terbukti minim dengan berita-berita miring,” sambungnya.

Pesilat TS tak boleh sombong. (Muhammadiyah.or.id)

Lebih lanjut, Suprapto menyebut, organisasi pencak silat Muhammadiyah tersebut punya kehebatan bisa mempersaudarakan anggotanya tanpa memusuhi yang lain. Memenangkan dengan tetap menghormati dan merangkul semua lawannya. Benar-benar menjauhi perselisihan dan permusuhan.

Suprapto menegaskan, para pesilat Tapak Suci tidak punya alasan untuk sombong dan jumawa. Sekalipun mereka punya deretan prestasi. Sebab, kesombongan menjadi awal dari bentrok antar perguruan silat. Karena yang kerap terjadi, bentrok antar pesilat dipicu oleh gengsi dan kesombongan primordial.

Lebih dari itu, sudah tertanam doktrin “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah” dalam hati dan pikiran para pesilat TS. Kekuatan hanya datang jika beriman. Oleh karena itu, alih-alih menyombongkan diri, jika pesilat TS berprestasi, maka yang terjadi justru makin meningkatkan kualitas iman dan akhlaknya.

“Ibadah kepada Allah semakin berkualitas. Kepada orang tua semakin hormat, dan kepada teman semakin bersahabat,” tutur Suprapto.

Catatan untuk perguruan silat lain yang masih suka rusuh

Dari komitmen dan nilai-nilai Tapak Suci di atas, saya merangkumnya menjadi setidaknya tiga poin. Barangkali bisa jadi tamparan sekaligus percontohan bagi perguruan silat lain yang oknum pendekarnya kerap terlibat kerusuhan:

  1. Fokus meningkatkan prestasi
  2. Menguatkan akidah, intelektual dan akhlak Islamiyah
  3. Menanamkam kesadaran untuk tidak sombong dan senantiasa menghormati yang lain

Dengan begitu, keterampilan pencak silat tidak membuat seseorang merasa sok jago dan sok hebat di jalan. Keterampilan silat justru menjadi kontrol diri agar tidak sembarangan dalam bertindak. Ada dorongan motivasi pula untuk menjadi contoh/teladan yang baik. Bentrok antar pesilat adalah tradisi usang yang perlahan-lahan harus ditinggalkan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA: Perguruan Silat seperti PSHT Kerap “Buru-buru” Angkat Bocah SMP Jadi Guru alias Warga, Mental Belum Matang Alhasil Jadi Tukang Onar

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

Exit mobile version