Tak cuma orang Menganti Gresik yang suka ngaku-ngaku sebagai bagian dari Surabaya, di Jawa Timur ada beberapa kecamatan yang warganya cenderung “lebih akrab” sama kabupaten lain ketimbang kabupatennya sendiri. Salah satunya adalah Kandangan, kecamatan di Kediri yang lebih akrab dengan Malang.
Kontributor Terminal Mojok, Aji Permadi, pernah menulis. Sebagai warga asli Kandangan Kediri, dia merasa bahwa kecamatannya tersebut identitasnya memang layak dipertanyakan: bagian dari Kediri atau tidak?
Aji memaparkan sejumlah alasan. Di antaranya, dialek atau logat orang Kandangan beda sendiri dengan logat Kedirian pada umumnya. Lalu secara geografis, letaknya cenderung terisolir karena jauh dari pusat kota Kediri.
Selain Aji, ada beberapa orang Kandangan yang merasakan hal serupa. Malah mereka cenderung “lebih nyaman” ngikut Malang ketimbang Kediri sendiri.
Kandangan Kediri: ditinggal ngangenin, ditunggui nggak bikin kaya
Belakangan, Asror (26) menemukan konten di akun Instagram Kedirian dengan caption: Kediri ditinggal ngangeni, ditunggoni ora sugih-sugih (Ditinggal ngangenin, ditunggui nggak kaya-kaya). Latar belakangnya adalah Kediri daerah kota.
Asror hanya mendengus. Kalau yang di daerah kota saja sambat begitu, ya apalagi yang berada di daerah pinggiran seperti dirinya: sebagai warga Kandangan.
Sejak 2017 Asror merantau ke Malang untuk kuliah. Lalu sejak lulus pada 2022, dia pindah ke Surabaya untuk kerja.
“Akhirnya kan begitu. Lapangan kerja di Kediri susah. UMR juga rendah,” ujar Asror.
UMR Kediri sebenarnya ada di angka Rp2,4 jutaan. Namun, dari apa yang Asror dengar dari tetangg-tetangganya yang kerja di Kediri, gaji mereka ada di bawah itu. Paling umum di angka Rp1,5 juta sampai Rp1,8 juta. Bahkan di bawahnya pun banyak.
Kandangan Kediri lebih akrab dengan Malang
Cukup masuk akal jika Aji menyebut dalam tulisannya kalau dialek atau logat orang Kandangan berbeda dari orang Kedirian pada umumnya. Orang Kandangan pakai logat Malang. Wajar saja. Wong jarak Kandangan ke Malang saja memang “sejengkal”.
Asror lalu mengirimi saya oret-oretan gambaran mudah peta Kandangan Kediri. Kecamatan tersebut diapit dua kabupaten langsung: Jombang dan Malang. Sementara jaraknya dengan Kediri kota membentang jauh.
“Jadi dari Kandangan, itu nanti langsung masuk Kesambon (sudah masuk Malang). Jalan lagi masuk Ngentang, terus Batu,” ucap Asror menjelaskan peta tersebut.
Lantaran jarak yang begitu dekat itu, wajar jika kemudian Kandangan “lebih akrab” dengan Malang ketimbang Kediri sendiri. Meski begitu, Asror tak pernah ngaku-ngaku sebagai orang Malang seperti orang Menganti Gresik yang suka ngaku-ngaku sebagai orang Surabaya (tulisannya sudah tayang sebelumnya).
“Tapi memang lebih akrab dengan Malang. Contoh, orang sini kalau kuliah ya ke Malang. Healing ya ke Malang. Bahkan ada juga yang kerja di Malang,” ucap Asror.
Malang yang lebih sejuk dan gemerlap
Sama seperti Asror, Trida (23) juga tak pernah ngaku-ngaku sebagai orang Malang. Kendati Kandangan memang lebih akrab dengan kota tersebut. Namun, dia merasa betul, secara kultural, Kandangan memang mirip dengan Malang.
“Sesimpel gaya bicara. Jadi aku nggak relate dengan gojlokan “pah, peh, pah, peh”, atau “byah, byuh”, itu. Daripada “cah”, di Kandangan kayaknya banyak yang lebih sering pakai “rek”,” ungkap Trida, pemudi Kandangan yang kini menempuh pendidikan S1 di Malang.
Bahkan kondisi alam dan suhu udara di sana juga lebih mirip dengan Malang: asri dan sejuk. Tidak seperti wilayah Kediri pada umumnya yang terasa panas.
Sudah sejak SMA Trida, sebagai orang Kandangan, akrab dengan Malang. Dulu teman-temannya sering mengajak main ke Batu. Dan itu lebih sering ketimbang main ke Simpang Lima Gumul sebagai ikon Kediri.
“Di Malang lebih banyak wisata. Banyak spot nongkrong asyik juga,” ujar Trida.
Sebenarnya makin ke sini sejumlah tempat nongkrong (kafe) mulai bermunculan di Kediri. Namun, rata-rata ada di sekitar kota. Selain itu, ada keresahan lain berupa isu balap liar dan brong-brongan.
“Jamet-jamet itu bikin Kediri jadi nggak nyaman,” gerutu Trida.
Tak masalah tak dianggap Kediri
Trida memang tak pernah ngaku-ngaku sebagai orang Malang. Meskipun dia lebih akrab dengan Kota Apel itu. Namun, ada saja orang-orang dari Kediri kota yang seolah menyisihkan Kandangan dari daftar wilayah Kediri.
Misalnya, kalau dia menyebut nama Kandangan, orang daerah kota akan meresponsnya dengan kalimat, “Oh Kediri bagian poucuk (pucuk banget) itu,” atau “Oh yang sudah mepet Malang itu kan?”. Bahkan ada juga yang sama sekali tak tahu kalau Kediri punya kecamatan bernama Kandangan.
“Tapi nggak masalah. Kami memang mending akrab sama Malang daripada sama Kediri sendiri. Secara, lebih terkenal. Pusat pendidikan. Pusat wisata di Jawa Timur,” tutur Trida.
“Cuma ada satu hal yang meresahkan dari Malang kalau menurutku: mas-mas dan mbak-mbak kabupaten yang sering ngomong “elo guwe” dengan logat medok,” sambungnya dengan tawa.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Cara Berkendara Motor Plat K Diresahkan Orang Jogja, Tapi bikin Takjub Orang Surabaya atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan