Banyak industri padat karya yang konon beroperasi di Kalideres, Jakarta Barat. Gaji yang ditawarkan pun menggiurkan karena UMR Ibu Kota. Tapi hati-hati, karena tidak sedikit lowongan kerja (loker) dengan alamat kantor di Kalideres, Jakarta Barat ternyata palsu belaka.
Tergiur gaji besar kerja di Kalideres Jakarta Barat
Saat puncak pandemi kedua pada 2022, Niko (27) termasuk salah satu karyawan yang kena PHK dari kantornya di Surabaya, Jawa Timur.
Setelahnya, hari-hari Niko hanya berisi scroll-scroll lowongan kerja. Baik di Instagram, Telegram, hingga di platform-platform digitial penyedia informasi lowongan kerja.
Niko pun lantas melempar CV dan surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan yang menurutnya cocok. Entah yang berkantor di Surabaya maupun jauh di luar (seperti Jakarta, Jogja, hingga Jember pun dia lempari CV). Sayangnya, nyaris tidak ada satupun yang memberian respons.
Hingga suatu hari, di tengah keputusasaannya karena tabungan sudah makin menipis, sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke WhatsApp-nya. Foto profil dan nama kontaknya tertulis sebuah perusahaan yang memang Niko kirimi CV dan surat lamaran kerja.
“Admin memperkenalkan diri dari sebuah perusahaan di Kalideres, Jakarta Barat. Intinya, CV-ku keterima. Tahap selanjutnya adalah interview. Nah, interview itu aku harus ke Kalideres langsung. Nggak ada nego,” kata Niko, Minggu (18/5/2025).
Niko tak sempat berkonsultasi dengan teman-temannya. Pikirannya sudah cekak. Tabungan menipis membuatnya terdesak untuk lekas mendapat pekerjaan baru.
“Apalagi waktu aku tanya estimasi gaji, jawabnya sesuai UMR Jakarta,” sambungnya.
Rp2 juta ludes, alamat kantor hanyalah ruko kosong
Niko diminta menransfer uang sebesar Rp2 juta. Kata nomor yang menghubunginya, uang tersebut nantinya digunakan sebagai biaya seragam dan hal-hal administrative lain.
Lagi-lagi, entah kenapa saat itu Niko tak curiga. Dalam bayangannya, Rp2 juta yang dia transfer akan langsung balik modal di bulan pertama dia kerja, menimbang gaji yang akan dia terima adalah UMR Jakarta.
“Apalagi dia ngasih aku alamat maps kantor. Jadi lebih meyakinkan. Kalau ada apa-apa alamat itu bisa kulaporkan polisi,” ucapnya.
Alhasil, sehari sebelum hari interview, Niko berangkat ke Kalideres, Jakarta Barat. Nah, keanehan baru terjadi di sini.
Malam hari sebelum esoknya interview, Niko mencoba menghubungi kembali nomor tersebut. Memastikan kalau jadwal interview untuknya adalah besok. Namun, nomor tersebut sudah tidak aktif.
Di titik itu, Niko baru merasa curiga kalau dia kena tipu. Namun, berbekal alamat yang dia pegang sebelumnya, keesokan harinya pun dia meluncur ke alamat kantor yang dia pegang.
“Aku langsung lemas. Ternyata rukonya kosong. Aku tanya sama orang-orang sekitar. Katanya ruko itu sudah kosong sejak lama. Bisa jadi aku kenapa loker fiktif,” tutur Niko.
Uang Rp2 juta sisa tabungannya lenyap. Ruko yang jadi alamat kantor ternyata kosong. Lantas mau apa lagi di Kalideres, Jakarta Barat? Niko memutuskan balik ke Surabaya dengan perasaan yang sulit diterjemahkan. Dia memutuskan tidak lapor polisi karena dia merasa dialah yang kurang hati-hati.
Trauma cari kerja
Dari obrolan dengan orang-orang yang dia temui selama di Jakarta Barat, Niko akhirnya tahu, Kalideres ternyata memang jadi titik loker fiktif.
Modus lokernya pun beragam. Ada yang seperti Niko. Ada pula yang dikirimi pesan sudah keterima kerja dan mendapat informasi kapan bisa mulai kerja.
Lalu, korban akan diminta menransfer sejumlah uang sebagai jaminan kalau korban benar-benar akan datang untuk bekerja. Tapi ketika korban benar-benar sampai di alamat kantor yang diberikan, ternyata hanya ruko kosong.
“Sejak hari itu sempet trauma pas cari loker. Pokoknya kalau minta transfer di depan, aku skip. Sudah pasti nipu. Hasil ngobrol dengan temen-temen dan baca-baca di internet, kasih DP kayak gitu memang jadi ciri loker palsu,” ujar Niko.
Karena tabungan sudah habis, Niko sempat terpaksa hidup dari uang pemberian orangtua. Namun syukurnya, sejak 2023 dia sudah menemukan pekerjaan baru di Surabaya. Asli no tipu-tipu.
Terlunta-lunta gegara loker bank di Kalideres Jakarta Barat (1)
Cerita lebih ngenes diutarakan oleh Aqna (30). Dia sebenarnya sudah bekerja di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hanya memang gajinya bahkan masih di bawah UMR Kabupaten Bandung.
Sama seperti Niko, pada 2019 Aqna melempar jala: melempar CV dan surat lamaran kerja ke loker-loker yang dia dapat di media sosial dan platform penyedia info loker.
“Ada satu yang gercep banget. Loker teller bank di Kalideres (Jakarta Barat). Siang kukirim, besoknya langsung follow up. Langsung interview,” ujar Aqna, Sabtu (17/5/2025).
Dari hasil interview itu, Aqna dinyatakan diterima dan bisa bekerja pada hari yang sudah ditentukan. Sebagai jaminan, Aqna harus menransfer uang sebesar Rp4 juta. Lalu dia diarahkan datang ke kantor sebuah bank swasta di Kalideres.
“Aku sampai utang orangtua buat transfer Rp4 juta itu. Akhirnya aku berangkat sekalian bawa koper. Aku berangkat H-4 hari pertama kerja. Karena cari kos juga,” akunya.
Terlunta-lunta gegara loker bank (2)
Hari H—yang seharusnya menjadi hari pertamanya bekerja—malah berujung memalukan bagi Aqna.
“Karena aku sudah dipastikan keterima dan tinggal kerja, aku emang nggak ngontak lagi nomor itu,” tutur Aqna.
Setelah sampai di bank yang dimaksud, Aqna bertanya pada satpam bahwa dia diminta menemui seseorang dengan nama yang disebut oleh si pemberi pekerjaan. Nama itu tidak dikenali oleh satpam dan seluruh petugas di bank tersebut.
Setelah dicek, ternyata Aqna dipastikan tertipu loker fiktif. Sebab, bank tersebut belum buka loker. Selain itu, nama yang Aqna sebut juga bukan nama orang yang aktif di bank itu.
Aqna sempat ditawari melapor polisi. Tapi dia berpikir, urusannya malah akan makin ribet.
Alhasil, dia sempat terlunta-lunta di Jakarta Barat. Sebab, mau pulang tapi sudah kepalang malu karena sudah utang orangtua dan bilang kalau dia keterima kerja di bank dengan gaji besar.
“Tapi akhirnya pulang juga. Orangtua sempat kaget juga lah. Tapi ya sudah. Itu jadi pembelajaran penting buat hati-hati sama loker,” tutupnya.
Orang rentan: sasaran empuk lowongan kerja palsu
Beredarnya lowongan kerja (loker) palsu dengan alamat di Kalideres, Jakarta Barat ternyata makin masif belakangan, terutama pasca pandemi Covid-19.
Bagaimanapun, situasi ekonomi yang masih serba sulit akibat pembatasan skala besar membuat orang kelimpungan untuk bertahan hidup. Lebih-lebih bagi para korban PHK.
Kerentanan itu menjadi celah bagi penyedia loker palsu. Sebab, secara psikologi, seseorang yang dalam kondisi terhimpit dan sangat butuh uluran tangan cenderung mengaburkan nalar kritisnya.
Alhasil, ketika ada informasi loker dengan iming-iming gaji besar, respons pertama adalah tergiur dan membayangkan hidup mereka akan terselematkan. Alih-alih menelisik kebenaran dari loker tersebut.
Kompas.id pernah menyajikan hasil investigasi bagaimana sindikat penyedia loker palsu di Kalideres, Jakarta Barat bekerja dalam liputan “Mengapa Orang Mudah Tertipu oleh Komplotan Lowongan Kerja?” dan “Dunia Tipu-tipu Lowongan Kerja Palsu”.
Berdasarkan penelusuran Mojok, pada 2024 info loker palsu dengan alamat Kalideres, Jakarta Barat juga menyasar banyak pengguna Facebook. Mereka mengaku menerima pesan singkat berisi lamaran pekerjaan palsu. Bahkan tidak hanya dengan alamat Kalideres, tapi juga daerah-daerah di Jakarta Barat lain.
Gelombang PHK dan angka pengangguran masih menjadi persoalan di tahun 2025 imbas kebijakan efisiensi. Situasi sangat rentan yang membuat orang bisa tertipu modus lowongan kerja. Lakukan cek berlapis ketika mendapat informasi keterima kerja, apalagi jika diminta membayar uang muka.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Cilandak Jakarta Selatan Daerah Elite tapi Tak Aman Gaji di Bawah UMR buat Kredit Motor Langsung Hilang sebelum Sebulan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan