Guru Honorer Nekat Lamar Pacar, Ditolak Mentah-Mentah Calon Mertua karena Gaji Cuma Rp300 Ribu, Kerja Lain Nggak Bisa

Guru honorer Temanggun ngaku-ngaku dosen di hadapan calon mertua MOJOK.CO

Ilustrasi - Guru honorer Temanggun ngaku-ngaku dosen di hadapan calon mertua. (Ega Fansuri/Mojol.co)

Seorang guru honorer muda di Gresik, Jawa Timur merana lantaran tertolak oleh calon mertua. Tidak lain tidak bukan karena gajinya sebagai guru honorer yang amat sangat memprihatinkan.

Terakhir kali saya bertemu Nahi* (nama samaran), seorang guru honorer muda di Gresik adalah pada awal Januari 2024 silam di Surabaya. Saat itu wajah Nahi tampak semringah. Dengar-dengar ia tengah berencana sowan rumah orang tua pacarnya untuk meminta restu membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Wani tenan. Padahal gajinya sebagai guru honorer cuma Rp300 ribu per bulan,” bisik teman Nahi pada saya waktu itu. Dengar-dengar dari temannya itu pula, Nahi yang merupakan sarjana PGSD di sebuah kampus negeri si Surabaya itu mengajar di sebuah SD di Gresik.

“Tapi orang tuanya punya tanah banyak sih. Punya toko juga. Aman lah,” sambung teman Nahi lagi.

Setelah tiga bulan berlalu pasca pertemuan tersebut, saya mencoba menghubungi Nahi. Pasalnya, belakangan tiap melihat caption-caption-nya di Instagram dan X, pemuda berusia 25 tahun itu sepertinya sedang galau berat.

“Nggak dapat restu calon mertua gara-gara profesiku sebagai guru honorer,” ungkap Nahi, Kamis (4/4/2024).

Terpaksa jadi guru honorer bergaji Rp300 ribu

Nahi lulus kuliah dan resmi wisuda pada November 2022 silam. Setelah lulus, ia menganggur cukup lama. Sehari-hari ia hanya di rumah saja.

Pilihan nganggur pun Nahi akui adalah karena keputusannya sendiri. Nahi mengaku setelah lulus kuliah itu ia kebingungan. Setiap kali iseng-iseng mencari info-info lowongan kerja di media sosial, ia merasa buntu.

“Aku orang yang nggak punya keterampilan. Loker-loker yang ada semuanya besar kemungkinan aku nggak bakal bisa mengerjakannya kalau keterima. Itu pun kalau keterima ya,” ungkap Nahi. Terlebih, menurut Nahi sendiri, ia adalah orang yang watak introvert, sulit jika harus bekerja secara tim.

“Yang menurutku aku sangat bisa cuma satu, ngajar,” ucap Nahi.

Ilustrasi guru honorer bergaji kecil. (Taylor Flowe/Unsplash)

Itulah kenapa kemudian Nahi memutuskan untuk menjadi guru honorer. Terdorong rasa malu lantaran menjadi sarjana yang nganggur lama, Nahi akhirnya memilih ngajar di sebuah SD di dekat rumahnya di Gresik, Jawa Timur.

Alasannya memilih mendaftar sebagai guru honorer di SD tersebut alih-alih di SMP atau SMA adalah karena faktor orang dalam. Saudara perempuannya ada yang mengajar di sana. Karena sudah jelas bakal keterima, Nahi pun tanpa pikir panjang memilih mengajar di sana.

“Dari awal sudah ada bocoran gaji cuma Rp300 ribu per bulan. Orang tua juga tahu. Tapi mereka terserah aku,” kata Nahi.

Pacar menerima apa adanya

Di SD itu juga Nahi bertemu dengan pacarnya, sesama guru honorer muda. Nahi merasa punya kecocokan dengan sang pacar, begitu juga sebaliknya. Hubungan mereka pun terjalin hingga satu tahun.

Di penghujung 2023, sang pacar kemudian mengajak Nahi untuk berbicara serius perihal hubungan keduanya. Sang pacar meminta agar Nahi sowan ke rumah kedua orang tuanya.

“Pas ada obrolan itu, aku sudah mulai mikir jeru. Gimana mau ke arah serius, wong gajiku sebagai guru honorer aja habis buat beli paket internet dan bensin kok,” keluh Nahi.

Selama satu tahun menjadi guru honorer bergaji Rp300 ribu per bulan, Nahi sangat sadar dan mengakui kalau ia masih menjadi beban kedua orang tuanya. Bagaimana tidak, gaji Rp300 ribu yang Nahi terima dari SD di Gresik tempatnya mengajar tentu tak akan kuat hingga satu bulan. Seminggu saja bisa ludes.

Oleh karena itu, alih-alih memberi orang tua, Nahi masih sering meminta uang pada orang tuanya.

“Buat diri sendiri aja sangat kurang, apalagi buat bangun rumah tangga,” tutur Nahi.

Masih kata Nahi, sang pacar sebenarnya juga mempertimbangkan hal tersebut. Sang pacar sudah berpikir bahwa jika sudah ada komitmen untuk ke jenjang yang lebih serius, maka Nahi pun harus mencoba mencari pekerjaan lain dengan gaji yang lebih layak.

Namun, untuk saat itu, yang terpenting bagi sang pacar adalah Nahi harus ketemu dan kenalan dulu dengan orang tua sang pacar. Maka, direncanakanlah pertemuan itu pada Februari 2024 lalu.

Guru honorer tertolak calon mertua

Saat akhirnya sowan ke orang tua sang pacar itu, Nahi sudah menangkap kesan yang tidak enak. Orang tua sang pacar tampak tak menyambut Nahi dengan cukup hangat.

Sebelum pertemuan itu terjadi, sang pacar sudah memberi tahu pada orang tuanya tentang Nahi. Termasuk profesinya sebagai guru honorer di SD Gresik bergaji Rp300 ribu per bulan.

“Akhirnya aku tahu kalau orang tua pacarku nggak setuju. Menolak dengan pertanyaan basic, ‘Kalau nikah sama guru honorer, hidupmu bakal gimana?’,” beber Nahi. “Aku tahu itu setelah akhirnya aku deep talk sama pacarku”.

Hingga saat ini sebenarnya hubungan Nahi dan pacarnya masih berlanjut. Tentu secara backstreet karena mereka masih belum mengantongi restu.

Hanya saja, yang membuat Nahi menjadi tak nyaman adalah, sejak pertemuan itu sang pacar jadi makin sering mendesak Nahi untuk mencari pekerjaan lain selain sebagai guru honorer.

“Kadang lewat cara halus, kayak tiba-tiba ngirim info loker dari Instagram,” terang Nahi.

“Aku bukannya nggak mau cari kerjaan lain. Tapi sampai saat ini pun aku bingung, aku ngerasa nggak bisa apa-apa, nggak punya keterampilan apa-apa selain ngajar,” sambungnya nelangsa. Bertambah mumet dan nelangsa setelah Nahi tahu, belakangan orang tua sang pacar sudah menyiapkan jodoh untuk putri mereka: laki-laki yang jauh lebih mapan ketimbang Nahi.

Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Lulus Cuma Jadi OB, tapi Gaji Bisa buat Sepelekan Guru Honorer

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Exit mobile version