Terjerat Pinjol untuk Puaskan Hasrat Foya-Foya, Terpaksa Jual Emas Ibu dan Gadaikan SK ASN hingga Nyaris Bunuh Diri karena Mumet Lunasi Tagihan

Ilustrasi - Dokter gigi muda nyaris bunuh diri usai terjerat pinjol untuk foya-foya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Seorang dokter gigi muda asal Makassar sempat terjerat pinjaman online (pinjol) lantaran menghabiskan uang untuk foya-foya. Kondisi yang membuatnya nyaris bunuh diri usai menjual perhiasan ibu untuk melunasi utang-utangnya itu.

***

Shara (26) resmi bertugas menjadi dokter gigi di usia yang terbilang masih muda, yakni awal 20-an. Sebelumnya ia merupakan mahasiswa di Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar pada 2005. Setelah lulus dalam kurun waktu 3,9 tahun, ia lalu resmi menjadi dokter gigi setelah menuntaskan KOAS dalam rentang 2009-2017.

Ia pertama kali bertugas menjadi dokter gigi pada Mei 2018, di sebuah Puskesmas di Tanjung Aru, salah satu daerah pelosok di Kalimantan Timur (Kaltim).

Bahkan, pada Desember 2018, Shara sempat pindah tugas di sebuah klinik swasta di Kaltim. Gajinya sebagai dokter gigi saat itu malah terbilang memuaskan. Saat masih di sana pula ia resmi diangkat menjadi ASN.

Itulah masa-masa sebelum Shara mengenal pinjol. Ketika hidupnya masih terasa baik-baik saja, sebelum akhirnya kabar buruk menerpanya pada 2019.

Dokter gigi yang mengidap Bipolar

Pada tahun 2019, saat kariernya sebagai dokter gigi sedang bagus-bagusnya, ia merasa kondisi kejiwaannya agak terganggu. Saat memeriksakan diri ke salah seorang Psikiater di Kaltim, ia didiagnosis mengidap Bipolar Disorder tipe 2. Inilah awal tragedi yang kemudian menyeret Shara pada jeratan pinjol.

“Sebenarnya dari kecil saya sudah ada gangguan jiwa, sering melukai diri sendiri hingga mencabut rambut sampai botak,” beber dokter gigi yang sempat terjerat pinjol tersebut saat bercerita pada Mojok, Senin (30/4/2024).

“Namun, kondisi saya membaik setelah keluar dari lingkungan SD saya yang lumayan toksik,” sambung Shara.

Dari obrolan bersama Psikiater, dugaannya adalah Shara terlalu kelelahan bekerja. Mengingat, saat itu Shara sering berada di klinik sampai malam. Lalu ia mulai merasa sering cemas dan gelisah secara tidak terkontrol.

“Setelah didiagnonsis Bipolar tipe 2, saya sangat takut melakukan kesalahan saat bekerja karena nggak fokus. Jadi saya putuskan untuk resign dan memeriksakan diri ke Psikiater,” ujar dokter gigi itu, sebelum di kemudian hari terjerat pinjol.

Tahun 2018-2019 memang menjadi dua tahun pertama yang berat bagi Shara. Bipolar yang ia idap membuatnya agak terganggu tiap kali bekerja. Alhasil, ia menjadi sering berpindah-pindah tempat kerja (klinik).

Sekali kerja di suatu klinik, durasinya pasti tak lama. Karena pasti ada momen di mana Bipolarnya kambuh parah dan tak bisa berkompromi dengan kerjaan.

Terjerat pinjol usai batal tunangan

Sejak 2021, sebenarnya kondisi Shara berangsur stabil. Bahkan awal 2021 hingga pertengahan 2023 bisa dibilang menjadi tahun-tahun produktif bagi dokter gigi asal Makassar tersebut. Selain masih bekerja menjadi dokter gigi, saat itu ia juga cukup aktif menulis novel.

Sayangnya, peristiwa tak mengenakkan kembali mengguncang kejiwaan Shara. Di tahun 2023 itu sebenarnya Shara hendak melangsungkan tunangan dengan calon suami.

Namun, setelah mengetahui lebih detail mengenai kondisi kejiwaan Shara yang masih belum stabil sepenuhnya karena Bipolar, pihak keluarga calon suami memutuskan membatalkan tunangan tersebut. Persis di hari H. Kata Shara, calon mertuanya tak mau punya menantu yang kondisi kejiawaannya bermasalah.

Dokter Gigi Muda Terjerat Pinjol untuk Foya-Foya MOJOK.CO
Ilustrasi – Dokter gigi muda nyaris bunuh diri usai terjerat pinjol untuk foya-foya. (Eric Ward/Unsplash)

“Setelah kejadian itu, saya mengalami depresi berat. Obat-obatan yang aku minum harus naik dosis. Beberapa bulan berikutnya, saya mengalami perubahan mood yang ekstrem dari depresi ke mania,” ujar Shara.

“Saya berfoya-foya menghabiskan semua uang tabunganku. Saya pun tak segan memakai paylater. Belum cukup dengan paylater, saya pun menggunakan pinjol demi memuaskan nafsu berbelanja saya,” lanjut dokter gigi asal Makassar itu. Bahkan SK ASN pun sampai ia gadaikan. Psikiater lalu mendiagnosis Shara mengidap Bipolar Disorder tipe 1.

Baca halaman selanjutnya…

Jual emas ibu hingga nyaris bunuh diri

Berjuang menghadapi tagihan pinjol

Shara harus menghadapi penghujung tahun 2023 dengan tagihan pinjol yang membludak. Pasalnya, ia mengajukan pinjol di banyak aplikasi.

“Mereka menelepon dan chat di WhatsApp saya. Beberapa ada yang mengancam dengan makian kasar, sumpah serapah. Namun, penghasilan saya bahkan tidak mampu menutupi semua cicilan utang saya itu,” keluh Shara.

Demi melunasi utang-utangnya di pinjol, Shara kemudian berpindah kerja menjadi dokter gigi di sebuah klinik dengan tawaran gaji yang lebih besar. Ia bersiasat menceritakan kondisi yang ia alami kepada si pemilik klinik. Akhirnya keluarlah kesepakatan bahwa pihak klinik akan membantu Shara melunasi utang-utangnya di pinjol melalui skema potong gaji 50 persen setiap bulan.

Akan tetapi, banyaknya utang-utang Shara di pinjol tak serta merta bisa lunas begitu saja. Ia makin frustrasi. Beruntung, ia memiliki adik yang sangat peduli dan bersedia membantu.

“Adik bungsu saya mengirim semua tabungannya dan menjual beberapa perhiasan emas dari almarhum ibu kami. Beberapa bulan pun saya selamat dari tagihan itu dan masih mampu membayar cicilan tepat waktu,” ujar dokter gigi asal Makassar itu.

“Namun, saya malah mengalami depresi. Saya merasa sangat menjadi beban bagi adikku,” sambung Shara.

Dokter gigi yang ingin bunuh diri

Shara sempat berpikir, jika semua utang-utangnya di pinjol lunas, ia akan mengakhiri hidupnya. Ia sudah tak mau lagi menjadi beban bagi adiknya dengan kondisinya tersebut.

“Tapi kata Psikiater itu egois. Karena saya tidak memikirkan perasaan adik saya. Padahal ia telah mengorbankan semua tabungannya demi bisa membantuku membayar cicilan paylater dan pinjol saya,” tutur Shara.

Lebih-lebih, ada satu syarat yang diajukan sang adik sebelum akhirnya membantu Shara untuk melunasi utang-utangnya di pinjol. Yakni Shara harus rutin berobat agar benar-benar sembuh.

Oleh karena itu, Shara pun urung mengakhiri hidup. Ia ingin membalas pengorbanan sang adik dengan terus berupaya sembuh dari Bipolar yang ia idap selama bertahun-tahun.

”Sampai saat ini, setiap bulan saya masih kontrol rutin ke Psikiater,” ucap Shara.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Teganya Mahasiswa KIP Kuliah di Kampus Surabaya, Setelah Bisa Hidup Hedon Malah Telantarkan Bapak Ibu yang Miskin, Balas Dendam karena Dulu Minta Apa-Apa Tak Pernah Dituruti

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version