Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Bagi Anak Desa Clash of Champions Tak “Semengancam” Hafiz Indonesia, Orang Tua Tak Bisa Banding-bandingin karena Sadar Diri

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
21 Juli 2024
A A
Bagi Anak Desa Clash of Champions Ruangguru Tak Semengancam Hafiz Indonesia MOJOK.CO

Ilustrasi - Bagi anak desa acara Clash of Champions Ruangguru tak semengancam Hafiz Indonesia. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi beberapa orang yang sering dibanding-bandingkan oleh orang tuanya sendiri, ternyata acara Clash of Champions Ruangguru tak “semengancam” Hafiz Indonesia. Orang tua yang mau banding-bandingin—kemungkinan—cenderung tahu diri: mereka belum bisa memberi akses pendidikan yang layak pada anak-anaknya.

***

Clash of Champions Ruangguru harus diakui menjadi oase atas tontonan kita yang selama ini kerap berisi tayangan non-edukatif. Di media sosial, antusiasme warganet juga terbilang sangat besar.

Hal tersebut tentu menjadi sinyal positif. Karena jika disuguhkan tayangan semacam Clash of Champions, nyatanya warganet juga menikmati bahkan—paling tidak—punya cita-cita untuk menjadikan anak-anak mereka kelak menjadi seperti mereka yang berkompetisi mengadu kecerdasan di acara Ruangguru tersebut.

Di atas adalah versi serius perihal respons publik terhadap tayangan Clash of Champions. Sementara versi gojekan-nya: tayangan tersebut ternyata memberi rasa aman bagi beberapa orang yang kerap dibanding-bandingkan oleh orang tuanya sendiri (khususnya orang-orang desa).

Karena bagi beberapa orang desa—setidaknya dari pengakuan yang saya wawancara—Clash of Champions Ruangguru tak lebih spesial dari acara Hafiz Indonesia (ajang adu hafalan Al-Qur’an) yang selalu tayang tiap bulan Ramadan.

Hafiz Indonesia lebih menggugah dari Clash of Champions

Misalnya yang Iffah (25) ungkapkan. Ia lahir di sebuah desa di kota yang berlabel Kota Santri (Jombang, Jawa Timur). Jadi ketimbang Clash of Champions, para orang tua di desanya cenderung lebih tergugah jika nonton Hafiz Indonesia.

Sebab, Hafiz Indonesia lebih relate (dekat) dengan mereka. Sehari-hari mereka lebih akrab dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan santri-santri yang mengaji.

Bukan karena mereka tak ingin anaknya cerdas seperti Xaviera dkk. Tapi standar cerdas mereka sudah lain: yakni bisa menghafal 30 juz Al-Qur’an di luar kepala.

“Di lingkunganku di Tebuireng, kalau Ramadan para orang tua seneng banget nyimak Hafiz Indonesia. Mereka kagum, kok bisa ada anak-anak kecil yang sudah hafal Al-Qur’an,” tutur Iffah, Minggu (21/7/2024).

Hidup dalam kultur pesantren yang kuat, tak pelak jika hal tersebut menjadi penggugah hati: menghafal kitab suci dari agama yang dianut (Islam) tentu menjadi sesuatu yang membanggakan.

“Apalagi kalau mindset orang desa, ilmu dunia kan nomor sekian, sementara di atasnya ada ilmu agama,” beber Iffah.

Hafiz Indonesia vs Clash of Champions: iming-iming dunia vs akhirat

Wanah (29) pun berpendapat demikian. Ia sendiri merupakan penghafal Al-Qur’an lulusan sebuah pesantren Tahfiz di Rembang, Jawa Tengah.

Iklan

Ibu satu anak itu mengaku beberapa waktu terakhir kerap melihat cuplikan Clash of Champions di TikTok dan Instagram. Begitu juga ibu-ibu muda lain di sekitarnya.

Wanah dan ibu-ibu lain di sekitarnya jelas tak bisa menyembunyikan kekaguman pada anak-anak cerdas yang berkompetisi di acara Ruangguru tersebut. Namun, menurutnya pribadi, acara itu tak semenggugah Hafiz Indonesia.

Acara Hafiz Indonesia bahkan bisa membuat orang-orang di desa membanding-bandingkan anaknya dengan para hafiz cilik yang tengah unjuk hafalannya di layar kaca.

“Karena pikiran orang desa, apalagi yang kental dengan pesantren, jafi hafiz itu mulia. Tidak Cuma mulia untuk diri sendiri tapi juga memuliakan orang tuanya di dunia dan akhirat,” beber Wanah.

“Kalau di desa saya, orang pinter ngaji itu sama sangarnya dengan anak kuliahan,” sambungnya.

Terlebih, kondisi sosial dan ekonomi orang desa kurang memungkinkan membawa anak-anak mereka untuk kuliah. Jangankan ke luar negeri, di dalam negeri sendiri saja sudah sulit dibayangkan. Mengingat, makin ke sini biaya kuliah makin mahal.

Baca halaman selanjutnya…

Orang tua tidak bisa banding-bandingin anak karena sadar diri

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 22 Juli 2024 oleh

Tags: cerdas cermatclash of championshafiz indonesiaruangguruxavieraxaviera coc
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

game clash of champions ala ruangguru. MOJOK.CO
Mendalam

Rakyat Jelata Tak Bisa Gembira dengan Pertunjukkan Clash of Champions, Cuman bikin Kesal Anak Broken Home yang Suka Adu Nasib

10 Juli 2025
Anak Muda Butuh Olimpiade Indonesia Cerdas, Acara Kuis Edukatif yang Kini Tinggal Nama.MOJOK.CO
Ragam

Anak Muda Butuh Olimpiade Indonesia Cerdas, Acara Kuis Edukatif yang Kini Tinggal Nama

9 Januari 2025
Pojokan

Kalau Debat Capres Pakai Bahasa Inggris, Bagaimana Literally Nasib Kami?

14 September 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.