Cabai jawa ternyata punya banyak khasiat untuk kesehatan. Bukan hanya untuk jamu di dalam negeri, permintaan komoditas pertanian ini untuk ekspor ternyata juga tinggi.
Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) menemukan khasiat neuroprotektif dari kombucha cabe jawa. Ternyata kombucha cabai jawa bagus menjadi minuman fungsional penderita Diabetes Melitus (DM) dengan risiko komplikasi Alzheimer’s Disease (AD). Penelitian ini diketuai oleh Eri Dwi Suyanti dengan melibatkan rekan-rekannya, yaitu Salma Mutiara Tsani, Fithratun Nastiti, Wafiq Hanifah, dan Marcellino Maatita.
Mahasiswa ini berasal dari lintas jurusan di UGM, meliputi kedokteran, biologi, dan farmasi, yang berkolaborasi untuk mengungkap khasiat kombucha cabe jawa dalam bidang kedokteran. Penelitian ini berlangsung di bawah dampingan dr. Arta Farmawati, Ph.D.
Eri Dwi Suyanti mengatakan cabe Jawa mengandung senyawa bioaktif piperin yang memiliki efek antidiabetes, dan dapat dikembangkan dalam bentuk minuman fungsional kombucha. “Kombucha kita pilih sebagai minuman fermentasi yang memiliki efek antihiperglikemik,” kata Suyanti dalam keteranganya kepada wartawan, Kamis (23/11), di kampus UGM melansir UGM.ac.id.
Cabai jawa tanaman asli Indonesia
Tanaman cabai jawa ini adalah tumbuhan asli Indonesia yang masih berkerabat dekat dengan tanaman lada dan kemukus. Cabai jawa tercatat dalam keluarga Piperaceae atau sirih-sirihan.
Tanaman ini memiliki berbagai sebutan. Dalam bahasa Inggris punya nama java long pepper. Di Indonesia juga ada beberapa sebutan seperti lada jawa, cabai jamu, cabe puyang, lada panjang. Orang Sumatera menyebutnya dengan cabai panjang. Masyarakat Sunda menyebutnya cabai jawa.
Masyarakat Jawa sendiri memberi nama cabean, cabe alas, cabe puyang, hingga cabe jamu. Orang Madura menyebutnya dengan sebutan cabe jharno, cabe ongghu dan cabe solah. Sementara masyarakat Sulawesi menamakannya dengan cabia dan cabian.
Baca halaman selanjutnya