Alasan Bus Sumber Selamat Tetap Jadi Andalan meski Ugal-ugalan, Orang yang Naik Punya Siasat biar “Aman” karena Celaka Mengancam Kapan Saja

Posisi duduk di bus Sumber Selamat PO Sugeng Rahayu menentukan rasa aman jika sopir ugal-ugalan MOJOK.CO

Ilustrasi - Posisi duduk di bus Sumber Selamat PO Sugeng Rahayu menentukan rasa aman jika sopir ugal-ugalan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Laju kencang nan ugal-ugalan bus Sumber Selamat di jalanan, bagi sebagian orang, tentu saja memicu rasa takut. Di jalanan apapun bisa terjadi. Apalagi bus dari PO Sugeng Rahayu itu punya rekam jejak kerap laka lantas hingga memakan korban jiwa.

Bismillah tawakkaltu ala Allah (Dengan menyebut nama Allah, kupasrahkan hidupku pada Allah). Kiranya, lewat doa bepergian ala umat Islam itu, penumpang bus Sumber Selamat memang harus pasrah betul.

Selamat atau tidak saat menaiki bus itu memang pada akhirnya tergantung pada kelihaian si sopir dan tentu saja takdir. Namun, beberapa penumpang bus dari PO Sugeng Rahayu itu punya siasat untuk mengatasi ketakutan tiap bus mulai melaju kencang.

Bus Sumber Selamat tetap jadi pilihan meski ugal-ugalan

Saya terbilang cukup sering menggunakan bus Sumber Selamat untuk perjalanan Jogja-Surabaya atau Jogja-Jombang. Mau di hari biasa atau tanggal merah, bus tersebut selalu terisi penuh.

Sebenarnya saya tahu betul, jika naik bus ini kemungkinan terburuk pun bisa terjadi. Mengingat persentase laka lantasnya masih tinggi.

Berkali-kali pula saya naik bus yang sopirnya ugal-ugalan. Nyaris tabrakan pun pernah.

Tapi entah kenapa saya seperti “mati rasa”. Tidak ada rasa takut meski penumpang lain jejeritan. Mungkin karena saya kelewat percaya dengan kelihaian si sopir. Tapi bagaimana dengan orang lain yang tetap menggunakan bus dari PO Sugeng Rahayu ini meski dengan rekam jejak seperti itu?

“Sebenarnya penginnya perjalanan Jogja-Sidoarjo ditempuh naik kereta. Sayangnya, tiket termurah (Rp88 ribu Sri Tanjung) sering habis menjelang akhir pekan,” ujar Muhlasin (27), pemuda asal Sidoarjo yang semasa kuliah di Jogja nyaris selalu naik bus Sumber Selamat.

Tiket kereta sisanya terlampau mahal. Maka, jika tidak ingin mengeluarkan uang di atas Rp100 ribu untuk perjalanan Jogja-Sidoarjo, bus Sumber Selamat adalah pilihannya. Tarifnya Rp90 ribuan.

“Kenapa nggak nyoba Mira?” Tanya saya.

“Kalau ke Terminal Giwangan Jogja, yang selalu standby Sumber Selamat. Jadi naik bus itu,” sambungnya.

Tidur untuk memangkas rasa takut

Meski terbilang sering naik bus Sumber Selamat, Muhlasin mengaku belum sekebal saya. Dia masih gemetaran tiap kali bus melaju sangat kencang.

Lebih-lebih jika bus mencoba mamakan jalur arah berlawanan dan dari arah berlawanan itu sedang melaju kendaraan lain. Dia langsung menahan nafas, bersiap atas potensi tabrakan. Beruntung, bertahun-tahun dia selalu sampai tujuan dengan selamat.

“Untuk mengatasi rasa takut, siasatku ya tidur. Jadi misalnya dari Jogja, ambil duduk (semabarang kursi), bayar ke kondektur, lalu sisanya tidur,” ucapnya.

Kalau di tengah jalan kebangun sementara jaraknya masih sangat jauh, maka dia akan mencoba tidur lagi.

“Biasanya aku bener-bener melek kalau sudah masuk Kertosono atau Jombang. Lumayan, absen deg-degan sepanjang Solo-Sragen-Ngawi-Madiun-Nganjuk,” sambungnya.

Baca halaman selanjutnya…

Jangan duduk kursi depan apalagi saat malam hari, memahami kenapa bus Sumber Selamat terus ugal-ugalan

Jangan naik bus Sumber Selamat di malam hari

Setelah pengalaman pertama naik bus Sumber Selamat malam hari, Muhlasin bersumpah tidak akan mengulanginya lagi. Sebab, di jam-jam malam bus PO Sugeng Rahayu ini justru seperti kesetanan.

Tidur pun rasa-rasanya tidak akan mempan untuk memangkas rasa takut. Pasalnya, bus yang mengguncang dan menggoyang penumpang jelas saja membuat penumpang tidak akan bisa tidur jenak.

“Belum lagi kalau misalnya emang bisa tidur, harus takut sama kemungkinan tas hilang,” beber Muhlasin.

Mojok pernah menulis betapa rawannya naik bus ini di malam hari. Karena lengah sedikit, barang berharga bisa lenyap.

Sebenarnya di siang hari pun sama rawannya. Akan tetapi, Muhlasin punya siasat untuk menjaga tasnya.

Biasanya dia akan mengambil kursi dekat jendela. Lalu dia akan menaruh tasnya di pojok untuk dijepit badan atau kakinya. Pokoknya jangan taruh tas di depan badan atau di atas bagasi. Itu masih menjadi ruang leluasa bagi pencuri.

Duduk di kursi depan adalah ide buruk

Bekerja di Solo, Naila (27) juga terbilang sering naik bus Sumber Selamat jika ingin pulang ke Madiun, jika memang kehabisan tiket murah kereta.

Dia sebenarnya beberapa kali melihat ada bus Mira di jalur selatan. Namun, setiap menunggu bus di Terminal Tirtonadi Solo, entah kenapa yang sering dia temui adalah bus Sumber Selamat.

“Naik Patas kayak eman aja. Wong cuma Solo-Madiun,” ujarnya.

Sejak kecil, Naila sangat suka duduk di kursi depan. Karena dari situ dia bisa melihat bagaimana cara sopir mengemudikan bus sekaligus melihat “pemandangan” lebih utuh dari kaca depan ketimbang jika melihatnya di jendela.

Akan tetapi, pengalamannya duduk di kursi depan bus dari PO Sugeng Rahayu membuatnya parno dengan kursi depan.

“Kan akhirnya melihat dengan jelas to bagaimana ugal-ugalannya sopir Sumber Selamat. Nggak heran jika orang yang duduk di depan mesti jejeritan. Bus ini sering banget mau nabrak,” tutur Naila.

Terlebih, Naila kerap menemukan berita—baik tertulis maupun video—laka lantas yang melibatkan bus Sumber Selamat. Bagian depan bus selalu tampak ringsek parah. Itu membuat Naila bergidik ngeri sehingga akhirnya memutuskan untuk tidak lagi duduk di bagian depan.

“Paling ngerasa tenang di tengah-tengah. Cuma akan kaget kalau ada yang jerit dari depan. Tapi seenggaknya nggak melihat langsung apa yang sedang terjadi di depan bus. Walaupun goyangan bus masih bikin agak deg-degan,” imbuhnya.

Kenapa terus ugal-ugalan?

Banyak orang tentu penasaran, kenapa bus Sumber Selamat terus-menerus ugal-ugalan meski sering berakibat laka lantas? Mojok pernah menulisnya yang bisa dibaca di bagian BACA JUGA.

Hanya saja, uniknya, ada loh orang yang justru menikmati ugal-ugalannya bus Sumber Selamat. Misalnya, M. Mujib, seorang busmania asal Jogja.

Jika sedang ingin menyegarkan pikiran, dia kerap naik bus tersebut untuk merasakan sensasi kencangnya. Jika adrenalinnya terpacu, maka gairah hidupnya akan kembali.

Tapi bagaimanapun, ugal-ugalan di jalanan tidak bisa dibenarkan. Karena mengancam keselamatan banyak orang. Penumpang pun berhak melaporkan bus ke polisi atau PO-nya langsung jika merasa keselamatannya terancam akibat bus yang ugal-ugalan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Memahami Kondisi Sopir Bus Sumber Selamat, Terpaksa Ugal-ugalan di Jalan karena Terhimpit Banyak Persoalan atau liputan Muchamad Aly Reza lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version