MOJOK.CO – Alih-alih sekadar jualan, Yakult Lady emang harus menjaga kedekatan dengan pelanggan. Memanfaatkan naluri dasar ibu-ibu yang suka ‘srawung’ katanya.
Kalau melihat keberadaannya yang hampir bisa kita temukan di mana-mana, boleh dibilang Yakult sekarang telah menjadi minuman probiotik paling populer di Indonesia.
Bahkan, menurut South China Morning Post pada 2018 lalu, Hideki Maruyama dari Yakult’s Public Relations Departement menyatakan kalau negara kita ini termasuk pasar luar negeri tersukses Yakult.
Tapi apa kalian tahu? Di balik meroketnya brand asal Jepang itu ada para perempuan terlatih yang menjadi garda depannya. Dan mereka dikenal dengan sebutan “Yakult Lady”.
Tentu saja, karena pakai kata lady, maka Yakult Lady sudah pasti berjenis kelamin perempuan. Kalau ada versi bapak-bapaknya mungkin disebutnya Yakult Daddy, hehe. Garing ya? Maklum, namanya juga guyon bapak-bapak.
Asal situ tahu, seorang perempuan yang menjadi Yakult Lady setiap hari harus bekerja selama lima jam. Tiga jam ketika pagi dan dua jam saat sore hari.
Tugas mereka nganterin Yakult entah itu ke kantor kecamatan, toko kelontong, institusi pendidikan, pijet plus-plus, rumah warga biasa, pos satpam, pokoknya di mana aja. Intinya, sesuai wilayah yang menjadi tempatnya bertugas.
Walau menawarkan produk secara door-to-door, tapi penampilan Yakult Lady tidak kayak SPG pada umumnya yang pakainnya sering duhai. Yakult Lady cuma mengenakan seragam berupa topi, kemeja, celana, dan beberapa juga ada yang berjilbab.
Kemeja Yakult Lady didominasi motif kotak-kotak berwarna merah dan putih, seperti topinya. Sementara celananya cuma berwarna merah terang saja. Selain itu, aksesoris lain layaknya jilbab atau sarung tangan warnanya relatif bebas.
Yakult Lady punya target penjualan yang mesti dipenuhi setiap harinya. Akan tetapi target tersebut tidak begitu mencekik, lantaran masih disesuaikan dengan kemampuan individu masing-masing. Ada yang per hari target 400 botol, ada yang 500, yaaa macam-macam.
Selagi bekerja, Yakult Lady biasanya nggak cuma jualan produk, namun juga ikut srawung. Mencoba semakin dekat dengan para pelanggan. Hal macam gini kayak udah jadi prinsip mendasar para Yakult Lady.
Namun, berusaha menjalin keakraban dengan banyak orang kenyataannya tidak semudah mengorek upil. Acap kali Yakult Lady mendapati pengalaman-pengalaman unik sekaligus gemblung dalam mempraktikkan prinsip utama pekerjaannya.
Seperti yang dituturkan Yakult Lady asal Karangwaru Lor, Tegalrejo, Yogyakarta, misalnya. Namanya Refelina Ayu Susanawati (24) atau biasa dipanggil Refel saja. Refel mulai bekerja sebagai Yakult Lady sejak 8 Maret 2019.
Saat pertama kali menjadi Yakult Lady, tugas Refel bukan hanya mengantar minuman, tetapi juga mencari pelanggan baru alias mbabat alas di sekitar kawasan Pogung, Pandega Marta, hingga Monjali.
Ketika mbabat alas, Refel didampingi serta dilatih oleh staf Yakult dan Yakult Lady senior selama 5 minggu pertama. Baru setelahnya, ia bisa beraksi sendirian.
Namun karena pelupa berat, Refel sempat mengalami sedikit kesulitan pada awal-awal kariernya sebagai Yakult Lady. Ya, kesulitan sepele kayak susah mengingat di blok mana saja pelanggan yang sudah didatangi pada hari sebelumnya.
Bahkan pernah kejadian, Refel langsung nyelonong pergi naik sepeda motor begitu saja tanpa menyerahkan Yakult-nya sama sekali, padahal orang yang beli udah ngasih duit ke dirinya. Untung saja si pelanggan hatinya sedang baik jadi nggak kena timpuk sandal jepit.
“Yowes, akhire wonge njlaluk Yakult,” kata Refel sambil tertawa, sambil menjelaskan kalau dia akhirnya harus puter balik. Yaiyalaaah, kalau nggak puter balik itu penipuan namanya, Feeeel.
Selain sering lupa yang parah, Refel juga kadang harus sabar menghadapi pelanggan-pelanggannya. Kayak pernah ada seorang nenek-nenek yang beli 10 botol Yakult darinya. Karena duit yang dikasih nenek tersebut sejumlah 20 ribu, Refel pun memberi kembalian 3 ribu.
Namun sesampainya di rumah, ketika menghitung penghasilannya hari itu, Rafel baru menyadari kalau duit 20 ribu dari nenek itu ternyata duit mainan.
“Tapi ya saya tidak bilang apa-apa, saya ikhlaskan saja,” ungkapnya.
Meski begitu, apa yang dialami Refel masih agak mendingan. Paling tidak, ia bisa menghibur diri dengan meyakini kalau si nenek-nenek tersebut sudah susah membedakan mana duit asli dengan duit mainan milik cucunya.
Berbeda dengan Rusminah Qumainah (34). Seorang Yakult Lady yang bekerja di wilayah Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Bu Mimin (biasa disapa begitu emang), mulai menekuni pekerjaan sebagai Yakult Lady pada akhir 2017.
Dalam sebuah hari yang cerah, bahkan Bu Mimin pernah mendapat sambutan yang terlalu positif dari pelanggannya sampai bikin dirinya auto-AFK. Mematung cukup lama karena saking terkejutnya.
Jadi ceritanya, Bu Mimin mendatangi sebuah rumah. Begitu mengetuk pintu, dari dalam rumah keluar seorang bapak-bapak. Yakult yang dibawa pun segera ditawarin ke bapak-bapak tersebut. Akan tetapi, bukannya mau beli, si pelanggan ini malah menjawab hal yang blas nggak bakal kepikiran orang normal.
“Saya nggak mau beli. Saya mau mbaknya aja. Kebetulan istri saya udah lama nggak ada. Kalau mbaknya janda, mending kawin sama saya!”
Buset, ini dipikir Take Me Out Indonesia versi door to door apa bijimana, Paaak?
Mendengar ajakan kawin yang ujug-ujug seperti itu, jelas Bu Mimin kaget.
“Maaf, saya hanya nawarin Yakult aja, Pak. Kalau nggak minat, nggak apa-apa. Mungkin, lain kali nanti Bapak mau beli. Saya kunjungan seminggu sekali, permisi ya, Pak,” ujar Bu Mimin menolak halus lalu pergi dengan santuy.
Dan sejak hari itu, Bu Mimin nggak pernah lagi mengunjungi rumah tersebut. Untuk selama-lama-lama-lama-lamanya.
Kepada saya, perempuan yang sudah memiliki dua anak itu menceritakan pengalamannya sambil berseloroh. “Coba, Mas, bayangin,” katanya, “kalau misalkan wanita single muda yang diajak kawin oleh bapak-bapak duda padahal kenal saja nggak. Wah, ya pasti kapok.”
Terlepas dari pengalaman aneh yang pernah didapat Bu Mimin, profesi Yakult Lady telah memberinya kesempatan menjadi tembok ratapan, alias teman berkeluh-kesah para pelanggannya.
Kadang-kadang malah cerita pelanggan itu terlalu personal sampai urusan rumah tangga atau malah ikut-ikutan jadi menyelesaikan masalah keluarga pelanggan. Seperti ketika Bu Mimin jadi harus membantu seorang pelanggan yang hendak melahirkan—misalnya.
“Saya terharu dong. Kadang kan kita mikir kita ini cuma bekerja supaya dapat uang atau gaji, tapi ternyata setelah dijalani, sangat banyak hal-hal kecil yang berarti dan semua itu nggak bisa dihitung hanya dengan materi,” ujar Bu Mimin bangga.
Setelah kurang lebih tiga tahun menjadi Yakult Lady, kini Bu Mimin sudah bisa memaknai kenapa Yakult menjadikan perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga, sebagai ujung tombak bisnisnya. Selain karena Yakult yang memang punya tujuan pemberdayaan perempuan, menurut Bu Mimin sendiri ibu-ibu memiliki karakter yang khas.
“Ibu-ibu itu mudah berbaur dengan masyarakat, Mas,” ia menjelaskan.
“Mudah akrab. Terus, ibu-ibu itu kan suka ngomong. Apa lagi kalau udah cocok. Sama orang yang kadang nggak dikenal atau baru kenal aja bisa ramai banget ngobrolnya. Jadi dengan sedikit training, ibu-ibu yang dasarnya memang komunikatif ini dididik agar bisa berkomunikasi secara efektif. Menyampaikan tentang kesehatan kepada masyarakat dan pentingnya minum Yakult.”
Sikap ramah para Yakult Lady itulah yang kadang bikin pelanggan seringkali tidak sungkan untuk minta tolong. Baik itu mulai dari hal-hal remeh seperti beli kecap dan bensin, sampai membantu orang melahirkan.
Namun sebagai gantinya, mereka pun akhirnya mendapat rasa kepercayaan yang begitu besar dari para pelanggan. Bahkan, tak jarang pula, pelanggan menganggap mereka seperti keluarga sendiri sehingga bisa dapat info genting dari tangan orang pertama. Dan bukan tidak mungkin rahasia dapur ibu-ibu rumah tangga se-Indonesia ada di tangan mereka semua.
BACA JUGAÂ Menguak Rahasia Tarif Ojek Pangkalan yang Terkenal Mahal atau LIPUTAN lainnya.