Menemukan warung soto seharga Rp2 ribu di Sleman, Jogja, rasanya seperti menemukan harta karun. Lebih-lebih, dengan harga segitu, porsi yang diberikan tak kecil-kecil amat.
***
Saya awalnya tak berekspektasi lebih ketika mendengar ada warung soto di Sleman, Jogja, yang menjual soto dengan harga Rp2 ribu. “Halah, paling-paling porsi kuecil untuk sekali telan saja. Nggak ngganjel di perut.” Begitu yang terbesit di benak saya.
Seorang kawan komunitas, Rusli (37), lantas mengajak saya untuk mencicipi langsung ke lokasi di Jl. Mendiro Raya, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Persisnya berada di bekas Pasar Setum. Sebangun tidur, sekira jam delapan pagi, kami lalu meluncur ke lokasi, Rabu (14/8/2024).
Porsi warung soto Rp2 ribu Sleman yang tak mengecewakan
Warung soto di Sleman, Jogja, tersebut termasuk kategori warung makan yang saya sukai: punya hawa khas pedasaan. Berada di bawah pepohonan.
Namanya Warung Soto Kwali Mbak Is 2. Oh, berarti ada Warung Soto Kwali Mbak Is 1. Tapi itu nanti dulu. Pagi itu, sebelum menunaikan niat untuk berbincang dengan pemilik warung, saya mau menikmati dulu seperti apa soto dengan harga paling murah Rp2 ribu tersebut.
Untuk menu soto ternyata ada dua pilihan porsi. Porsi kecil dengan harga Rp2 ribu, lalu porsi besar dengan harga Rp5 ribu. Melihat mangkuk-mangkuk sisa makanan di meja, sepertinya kebanyakan pembeli memilih porsi besar. Ya sudah saya coba memesan porsi besar saja. Sementara Rusli memesan satu porsi kecil dan satu porsi besar.
“Ternyata porsi Rp2 ribunya lumayan ya. Cukup kalau buat ganjelan,” celetuk Rusli saat dua mangkuk soto pesanannya terhidang.
Untuk porsi Rp5 ribu pun tak mengecewakan. Dengan harga segitu, saya sudah menyantap soto dengan kenyang. Porsinya tak jauh berbeda dengan warung soto langganan saya di Ngaglik, Sleman, seharga Rp12 ribu.
“Rasanya juga nggak mengecewakan untuk ukuran harga yang sangat murah,” sambung Rusli.
Gorengan yang tersaji di meja pun tak kalah menggoda. Bentuknya besar, dengan harga Rp2 ribu untuk tiga biji. Saya dan Rusli tentu comat-comot gorengan tersebut sambil bertanya-tanya, bagaimana cara warung soto Rp2 ribu di Sleman, Jogja, itu mendapat keuntungan?
Warung soto Rp2 ribu Sleman sudah ada sejak lama
Usai menandaskan soto pesanan dan membayar, saya mencoba mengajak berbincang dua orang perempuan yang melayani pembeli di warung soto tersebut. Satu perempuan merupakan anak dari si pemilik Warung Soto Kwali Mbak Is 2. Sementara satunya merupakan adik kandung si pemilik warung.
Sayangnya, keduanya tak berani memberi keterangan perihal seluk-beluk warung soto Rp2 ribu di Sleman tersebut. Keduanya justru mengarahkan saya ke Warung Soto Kuwali Mbak Is di Manisrenggo, Klaten. Berjarak 25 menitan dari Warung Soto Kwali Mbak Is 2.
“Tapi setahuku itu sudah ada lama ya. Aku kalau ke kantor kan lewat sana, sudah tahu kalau ada warung soto. Tapi aku nggak tahu kalau ada yang harganya Rp2 ribu,” tutur Moddie. Ia akhirnya tahu kalau di itu menyediakan harga Rp2 ribu ya baru-baru ini.
Baiklah. Demi mendapat informasi lebih detil mengenai warung soto seharga Rp2 ribu di Sleman tersebut, saya mengikuti saja saran dari pengelola Warung Soto Kwali Mbak Is 2: menuju ke Klaten. Siang harinya, menjelang Zuhur, saya langsung memacu motor ke lokasi yang sudah diarahkan sebelumnya.
Pertanyaan yang belum terjawab
Model warungnya mirip-mirip dengan yang ada di Sleman. Tapi Warung Soto Kuwali Mbak Is lebih asri. Memarkir motor di bawah pohon mangga, saya sudah disambut dengan banner mencolok denga tulisan “Soto Kwali Rp.2000”.
“Buka jam delapan pagi. Kalau tutupnya setengah tiga sore,” ujar Sendi (18), anak perempuan pemilik warung soto seharga Rp2 ribu itu. Ia adalah adik dari pengelola Warung Soto Kwali Mbak Is 2 di Sleman.
Saat saya tiba di lokasi, warung dalam kondisi sepi. Tampak ibu-ibu pelayan di sana tengah duduk-duduk santai. Begitu juga Sendi yang tengah duduk santai di kursi depan.
Dari Sendi saya tahu kalau ibunya—yang sekaligus pemilik warung—bernama Mbak Is, perempuan berusia menjelang 40-an tahun. Sayangnya, Sendi mengaku tidak tahu banyak perihal seluk-beluk warung ibunya. Sementara sang ibu, Mbak Is, siang itu juga tidak sedang ada di warung karena memang sudah dipasrahkan pada Sendi untuk mengawasi.
“Saya baru lulus SMK, Mas. Terus disuruh ngawasi warung. Soal sejarah warung, gimana mulanya pakai harga Rp2 ribu, bagaimana cara ngitung keuntungannya, saya belum tahu detil,” sambungnya.
Ya sudah, saya pun memesan soto besar harga Rp5 ribu. Saya mengganyamnya sembari ngobrol-ngobrol ringan dengan Sendi.
Punya tiga warung
“Ini nanti tutup setengah tiga (sore) kan, terus gentian penyetan yang buka. Pelayan yang penyetan beda lagi,” tutur Sendi sembari menunjukkan sudut lain warung sotonya. Di sana ada etalase berisi menu-menu penyetan yang tampak sudah siap diolah. Lalu ada space lesehan di sebelahnya. Lesehan itu khusus untuk warung penyetan tersebut. Warung penyetan yang ternyata juga milik Mbak Is.
Masih kata Sendi, ibunya juga punya satu warung soto lagi di Sleman selain Warung Kwali Mbak Is 2. Juga menjual soto dengan harga Rp2 ribu. Tapi Sendi kurang tahu persis di mana lokasinya.
“Kalau yang penyetan itu harga standar Rp10 ribuan lah, Mas. Modelnya prasmanan, nasinya ambil sendiri,” ungkapnya.
“Kalau soto memang ada yang beli Rp2 ribu. Tapi kebanyakan tetep beli Rp5 ribu,” imbuh Sendi. Selain itu, banyak pembeli di warungnya yang juga memesan menu-menu lain seperti sop iga dan lain-lain.
Seporsi soto seharga Rp5 ribu yang saya santap siang itu sangat mengenyangkan untuk ukuran perut saya yang kecil. Cukup lah untuk mengganjal perut buat kembali ke Sleman.
Hari yang memang kurang beruntung karena saya tak bisa bertemu dan berbincang langsung dengan Mbak Is. Jadi belum bisa menemukan jawaban dari “rahasia” bagaimana caranya mendapat keuntungan. Juga bagaimana awal mula buka hingga akhirnya punya beberapa cabang. Mungkin lain waktu saya akan kembali.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News