Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Perantau Lampung Tak Bisa Menikmati Rasa Soto dan Mie Ayam di Jogja karena Sulit Cari yang Nggak Kemanisan, Tersiksa 5 Tahun di Jogja Cuma Bisa Makan Penyetan

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
9 Mei 2024
A A
Soto dan Mie Ayam Jogja Gak Cocok di Lidah orang Lampung MOJOK.CO

Ilustrasi - Soto dan mie ayam Jogja nggak cocok di lidah orang Lampung. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Lima tahun merantau di Jogja membuat perantau asal Lampung merasa “lidahnya rusak” gara-gara soto dan mie ayam. Cita rasa soto dan mie ayam di Jogja baginya sangat kacau dan sangat tidak masuk di lidah orang Lampung sepertinya.

***

Saat saya ajak membincangkan kembali soal Jogja, Fitria (26) malah jadi pengin kembali ke Jogja. Sudah sejak 2019 ia meninggalkan Jogja, pulang ke kampung halamannya di Kota Metro, Lampung, bekerja sebagai staf administrasi di Kantor Walikota Metro.

“Jujur dua tahun terakhir sempet kepikiran lagi sih. Tapi sudah nggak ada temen. Temen-temen kuliah di Jogja dulu udah pada log out dari Jogja,” ujar Fitria, Kamis (2//5/2024).

Rasa kangen perantau asal Kota Metro, Lampung tersebut sebenarnya lebih kepada suasana Jogja yang baginya sangat menenangkan. Ada banyak tempat yang bisa ia gunakan sebagai tempat healing tiap kali kepala sedang sumpek nan panas.

Namun, ada satu masalah yang membuat Fitria berpikir ulang jika harus kembali menetap di Jogja. Terlebih untuk waktu yang lama. Yakni persoalan makanan, khususnya soto dan mie ayam.

Soto dan mie ayam Jogja bikin lidah perantau Lampung rusak

Fitria merantau dari Kota Metro, Lampung ke Jogja pertama kali pada 2015. Ia datang sebagai mahasiswa yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Milih kuliah di Jogja karena lokasi universitas yang orangtua ACC cuma di Jogja. Karena Jogja terkenal sebagai Kota Pelajar,” tutur perantau asal Lampung tersebut.

Sejak pertama kali menjejakkan kaki di Jogja, Fitria langsung mencoba menyisir warung-warung soto dan mie ayam. Dua makanan yang memang menjadi favoritnya.

Seturut pengakuan Fitria, perantau asal Lampung itu bahkan menyebut—selama di Lampung—dalam seminggu minimal ia harus makan soto atau mie ayam dua sampai tiga kali. Sayangnya, soto dan mie ayam di Jogja bagi Fitria ternyata jauh berbeda dengan soto dan mie ayam di Lampung.

“Kalau soto menurutku masih masuk di lidah, walaupun tetep agak ada manis-manisnya,” ungkap Fitria.

“Kalau mie ayam kurang masuk. Mie ayam di Lampung dominan asin kan, sedangkan di Jogja manis banget. Jujur syok banget sih,” sambung perantau asal Lampung itu. Ia merasa cita rasa manis mie ayam Jogja agak “merusak lidahnya” yang terbiasa dengan asinnya mie ayam di Lampung.

Makanan Jogja yang masuk di lidah perantau Lampung

Dalam rentang 2015-2019 kuliah di Jogja, menurut Fitria ada satu makanan yang membuatnya sangat cocok untuk lidah orang Lampung. Paling tidak cocok untuk Fitria sendiri. Yakni penyetan.

“Tapi harus pakai sambel bawang, jadi pedesnya nampol,” tutur Fitria.

Iklan

Fitria sempat iseng-iseng mencicipi sambel terasi di sebuah warung penyetan di Jogja. Efeknya justru membuatnya sampai trauma saat berhadapan dengan sambal terasi di warung manapun. Bahkan saat pulang ke Lampung, trauma terhadap sambal terasi tersebut masih terbawa.

“Karena di Jogja sambel terasinya dominan gula merah, terlalu manis,” terang alumnus UMY itu.

“Kalau makanan khas Jogja yang aku sama sekali nggak bisa masuk ya gudeg. Karena terlalu manis,” ucap Fitria.

Balas dendam makan soto sepuasnya tiap pulang kampung

Karena mendapati rasa soto Jogja yang nggak masuk banget di lidah orang Lampung sepertinya, Fitria pun selalu menebusnya setiap kali pulang ke kampung halaman ketika masa liburan semesteran.

“Libur dua minggu bisa dua atau tiga hari sekali aku harus makan soto yang menurut saya enak di Lampung. Kadang juga minta bikinin bude yang jago bikin soto. Jadi sebelum pulang request dulu kalau minta dimasakin soto,” beber Fitria.

Fitria lalu membagikan link Instagram salah satu soto enak dan legendaris di Lampung yang sesekali ia datangi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by jajananmetrolpg (@jajananmetrolpg)

“Soto di Lampung itu kaldu dari ayamnya nendang banget, dominan rasa kuah aslinya itu rempah. Kalau di Jogja agak ada manis-manisnya, entah dari kayu manis atau kecap,” terang Fitria.

Di samping itu, menurut Fitria soto di Lampung dominan bihunnya. Sementara nasi justru terkesan hanya sebagai menu pendamping. Sedangkan di Jogja terbalik, porsi nasinya lebih banyak ketimbang bihun. Bahkan sepengalamn Fitria, tidak sedikit warung soto di Jogja yang malah tak pakai bihun sama sekali.

“Di Jogja banyak soto yang gunain bawang putih goreng. Kalau di Lampung pakai bawang merah goreng, jadi seger,” tutup Fitria.

Namun, meski begitu, Jogja masih cukup berkesan di hati Fitria. Terlebih menurutnya selama tinggal di Jogja dalam rentang 2015-2019, harga makanan di Jogja cenderung mirip dengan harga makanan di Metro, Lampung. Tak terlalu mahal.

Tapi bagaimanapun, bisa kembali ke Lampung, mendapatkan pekerjaan di kampung halaman sendiri adalah hal yang sangat Fitria syukuri. Kini ia bisa kembali ke rutinitas awalnya sebelum merantau ke Jogja: eksplor soto dan mie ayam enak di Lampung.

Baca halaman selanjutnya…

Penyebab makanan Jogja manis-manis

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2024 oleh

Tags: JogjaLampungmie ayam di jogjamie ayam enak di jogjapilihan redaksirekomendasi mie ayam enak di lampungrekomendasi soto enak di jogjasoto di jogjasoto di lampungsoto lampung
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

elang jawa.MOJOK.CO
Mendalam

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.